Mindfulness: Cara Menyayangi Diri dengan Hidup di Saat Ini
Artikel ini berisi tentang konsep hidup mindfulness, bagaimana kita bisa mengurangi stres dengan konsep ini, dan apa manfaatnya untuk kita.
—
Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
Kamu pengin istirahat, tetapi pikiranmu nggak bisa diajak kerjasama. Ada aja hal yang tiba-tiba kepikiran. Entah perasaan tentang masa lalu, atau khawatir soal masa depan, atau, simply mikirin sesuatu yang, sebetulnya, jauh di luar kendali kita.
Setelah berjam-jam mencoba tidur, energimu habis.
Sprei berantakan. Bantal dan guling tidak di posisi seharusnya. Fisikmu lelah, dan mentalmu juga. Sebentar lagi pagi, tapi pikiran ini masih aja mengusikmu. Kamu jadi rapuh.
Besoknya, kamu berubah jadi zombie.
Mungkin ini kedengarannya aneh, tapi ada orang-orang yang kesulitan untuk hidup biasa aja. Duduk, atau makan, atau membaca buku, atau menatap foto yang tertempel di dinding rumah, dengan biasa aja.
Duduk tanpa memikirkan yang akan terjadi besok.
Membaca tanpa menyelipkan perasaan bersalah tentang yang telah terjadi, di sela-sela kalimatnya.
Baca juga: Apa Itu Depresi? Yuk, Ketahui Fakta dan Gejala di Baliknya!
Ada orang-orang yang hidup untuk mencari kebahagiaan. Tapi, ada juga orang-orang yang berusaha terlalu keras untuk bahagia. Padahal, kebahagiaan itu sendiri adalah mindset. Meski sumbernya bermacam-macam, ia diserap, tumbuh, dan berbuah di pikiran kita. Kita yang menentukan apakah kita mau bahagia atau tidak.
Oleh karena itu, ada kalanya kita perlu belajar caranya mengendalikan diri dan pikiran. Bukan pikiran yang mengendalikan kita.
Salah satu konsep pengendalian diri yang bisa kamu lakukan adalah mindfulness.
Apa Itu Konsep Hidup Mindfulness?
Mindfulness adalah konsep di mana kita fokus untuk hidup di saat itu. Bahasa kerennya, living in the moment. Tanpa berlebihan khawatir akan masa depan, dan tanpa memikirkan yang sudah lewat.
Mindfulness itu mengamati tanpa mengkritik. Konsep ini bikin kamu menyadari apa yang kamu lakukan, tanpa membuat judge tertentu kepada dirimu sendiri. Kalau kata Bondan Prakoso, “ya sudahlah”. Meski begitu, ini berbeda dengan pasrah ya.
Pada dasarnya, mindfulness memungkinkan kamu untuk menangkap energi negatif ketika sedang bereaksi dan menggumpal di kepalamu. Sebelum dia sempat menjadi badai dan menjerumuskanmu.
Baca juga: Mengatasi Anxiety, Kegelisahan, dan Emosi Negatif dengan Filosofi Stoik
Misalnya, kamu tiba-tiba kepikiran tentang keluargamu. Lalu kamu berpikir bahwa, “Apa jadinya kalau aku lahir di keluarga yang lain? Apakah masa depanku akan lebih baik?” “Kenapa hal begini datangnya ke aku?”
Konsep mindfulness membuatmu sadar bahwa hal itu bisa saja memang benar, tapi kamu tidak perlu membuat judge terhadap dirimu sendiri. “Apakah masa depanku lebih baik jika lahir di keluarga yang lain?” Jawabannya bisa iya, atau bisa tidak. Kita tidak pernah tahu. Tapi, kamu gak perlu sepeduli itu. Fokus pada apa yang sekarang terjadi. Hiduplah di momen ini.
Konsepnya memang sederhana, walaupun praktiknya gak segampang itu juga.
Bagaimana Cara Menerapkan Konsep Hidup Mindfulness?
Untuk punya kondisi mental kayak gini, kamu bisa melatihnya dengan cara meditasi. Kamu bisa cari posisi duduk yang nyaman. Biarkan pundak dan punggungmu di posisi tegap, tapi rileks. Letakkan kedua tangan di atas kaki dengan telapak menghadap ke atas.
Kemudian, tutup matamu.
Tarik dan embuskan napas perlahan demi perlahan. Rasakan tiap aliran udaranya. Rongga dada yang membesar dan mengecil. Satu tarikan napas lagi. Satu embusan lagi. Fokus dan nikmati. Lakukan ini selama sepuluh menit tiap hari, atau dua puluh menit tiap dua hari.
Meditasi melatihmu untuk fokus pada kondisi saat ini. Tanpa memikirkan yang belum ada, tanpa menyesali yang telah terjadi. Kalau kamu sudah terbiasa dan bisa mengontrol pikiranmu, hidupmu akan lebih damai.
Apa Saja Manfaat Mindfulness?
Hidup memang membingungkan. Di dalamnya banyak ketidakpastian, kesempatan, dan penyesalan. Tapi, kata Timothy Goodman, hidup adalah soal merasakan berbagai pengalaman yang ada. Hidup bukan cuma soal ngobrol dalam hati dengan diri sendiri. Kalau kamu tidak mau hadir untuk dirimu sendiri, pertanyaannya, siapa yang mau melakukannya?
Referensi:
Williams, M, Penman, D. (2011). Mindfulness: an Eight Week Plan For Finding Peace in a Frantic World New York: Rodale
Mineo, Liz. (2018). With Mindfulness, Life’s in The Moment [daring] Tautan: https://news.harvard.edu/gazette/story/2018/04/less-stress-clearer-thoughts-with-mindfulness-meditation/ [Diakses: 6 Desember 2020]