[AB] Web Side Banner - Blog RG

Pengertian Sistem Pembayaran, Komponen, Risiko & Peran Bank Sentral | Ekonomi Kelas 10

Sistem Pembayaran

Apa yang dimaksud dengan sistem pembayaran? Apa saja komponen dan risikonya? Lalu, apa saja perang bank sentral (Bank Indonesia) dalam sistem pembayaran? Yuk simak penjelasannya di artikel Ekonomi kelas 10 berikut ini!

 

Seiring dengan majunya zaman dan teknologi, banyak aspek kehidupan manusia menjadi terasa lebih mudah. Salah satunya dalam hal belanja. Hayo, kamu pasti pernah belanja online kan?

Nah, karena kemajuan teknologi sekarang kamu tidak perlu lagi bertemu dengan penjualnya hanya perlu kuota, klik, transfer, dan barang akan datang.

Sistem pembayaran yang sebelumnya harus tunai bertemu dengan penjual langsung dapat diminimalisir menjadi lebih mudah dan tidak perlu bertemu langsung, salah satunya dengan transfer via bank.

Penasaran nggak kenapa sistem pembayarannya bisa semudah itu? Dan siapa yang mengatur hal tersebut? Tapi sebelum itu, cari tahu dulu yuk tentang apa itu sistem pembayaran!

 

Pengertian Sistem Pembayaran

Sebelumnya, kamu pasti bertanya-tanya, apa sih sistem pembayaran itu? Sistem pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain.

Cotohnya pada peristiwa di atas, pihak yang terlibat adalah kamu dengan penjual online shop, dan uang kamu akan berpindah ke penjual ketika kamu melakukan transaksi.

Alat pembayaran yang digunakan pun beragam, mulai dari pembayaran tunai dengan uang kartal, cek, wesel, giro dan lain-lain, hingga pembayaran non tunai, seperti transfer, QRIS, atau menggunakan kartu debet/kredit. Nah, lembaga yang bertanggung jawab dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia adalah Bank Indonesia.

Lalu, apa saja komponen dari sistem pembayaran?

Baca Juga: Bagaimana Pengelolaan Uang Rupiah?

 

Komponen Sistem Pembayaran

Komponen Sistem Pembayaran

 

1. Alat Pembayaran

Alat pembayaran adalah segala sesuatu yang dipakai buat bertransaksi, seperti uang tunai, kartu debit/kredit, cek, atau transfer elektronik. Setiap alat punya kelebihan sendiri dalam memudahkan transaksi.

 

2. Saluran Pembayaran

Saluran pembayaran, atau bisa juga disebut kanal/channel merupakan cara atau jalur yang digunakan buat melakukan transaksi, misalnya lewat ATM, mesin EDC (buat gesek kartu), mobile banking, internet banking, atau aplikasi pembayaran digital. Saluran ini bikin transaksi jadi lebih praktis dan cepat.

 

3. Perangkat Hukum

Aturan main dalam sistem pembayaran diatur lewat perangkat hukum. Ini mencakup regulasi tentang transaksi keuangan, perlindungan konsumen, pencegahan pencucian uang, hingga keamanan data keuangan. Aturan ini penting supaya sistem pembayaran tetap aman dan stabil.

 

4. Mekanisme Operasional

Mekanisme operasional berkaitan dengan cara kerja di balik setiap transaksi. Ini mencakup proses kliring (penyesuaian data transaksi), penyelesaian pembayaran, manajemen risiko, serta bagaimana sistem antar bank dan lembaga keuangan saling terhubung.

 

5. Infrastruktur

Infrastruktur adalah semua teknologi yang menopang sistem pembayaran, seperti jaringan komunikasi, server data, sistem keamanan, dan teknologi lainnya. Ini penting supaya transaksi bisa berjalan lancar dan aman.

 

6. Lembaga

Ada banyak pihak yang terlibat dalam sistem pembayaran, seperti bank sentral, bank komersial, penyedia layanan pembayaran, dan lembaga keuangan lainnya. Mereka bertugas mengelola, mengawasi, serta mengembangkan inovasi dalam sistem pembayaran.

 

7. Pengguna

Pengguna adalah siapa saja yang memakai sistem pembayaran, baik individu, bisnis, atau lembaga lain. Dari belanja harian sampai transaksi bisnis besar, pengguna berperan penting dalam menjaga perputaran uang dan aktivitas ekonomi.

 

Risiko Sistem Pembayaran

Berikut beberapa risiko dari sistem pembayaran:

 

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah saat counterparty (bisa debitur atau kreditur) tidak bisa memenuhi kewajiban untuk membayar secara penuh, baik saat jatuh tempo maupun dalam beberapa waktu ke depan.

 

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah saat counterparty gak mampu membayar secara keseluruhan saat jatuh tempo, tapi bisa aja membayar setelah lewat jatuh tempo.

 

3. Risiko Sistemik

Risiko sistemik artinya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya yang menyebabkan bank/pihak lain tidak memenuhi kewajibannya pula. Akibatnya, menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.

 

4. Risiko Hukum

Risiko hukum terjadi karena adanya ketidakpastian hukum terkait dengan masalah transaksi pembayaran dan settlement.

 

5. Risiko Operasional

Risiko operasional terjadi saat ada kegagalan dari manajemen operasi sistem pembayaran.

 

Peran Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran

Nah, di Indonesia, sistem pembayaran diatur oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran yang diatur dalam UU Nomor 23 tahun 1999 jo UU No. 2 tahun 2009 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan, memberi persetujuan, perizinan, dan pengawasan atas penyelenggaraan sistem pembayaran.

Terdapat 5 peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran, yakni:

 

1. Regulator

Peraturan-peraturan yang dibuat untuk mendukung kelancaran sistem pembayaran dikeluarkan Bank Indonesia juga lho. Contohnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana. Peraturan ini juga yang memudahkan kamu dalam bertransaksi online.

 

2. Perizinan 

Bank Indonesia berperan memberikan izin terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem pembayaran. Seperti izin terhadap lembaga yang akan melakukan kegiatan transfer dana, alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektonik (e-money).

Baca Juga: Pengertian Bank Sentral, Tujuan, Tugas dan Wewenangnya

 

3. Pengawasan

Agar kegiatan pembayaran berjalan dengan baik, Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap proses pembayaran ataupun terhadap aktivitas para pelaku yang terlibat dalam sistem pembayaran.

 

4. Operator

Bank Indonesia menyediakan layanan sistem pembayaran, yakni Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Untuk Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), BI menyediakan layanan sarana penatausahaan dan setelmen surat berharga.

 

5. Fasilitator

Agar penyelenggaraan sistem pembayaran semakin aman dan efisien, Bank Indonesia memfasilitasi pengembangan sistem pembayaran oleh industri yang bergerak dalam bidang jasa keuangan.

Guys, Bank Indonesia ternyata juga melakukan transaksi-transaksi lain, seperti operasi pasar terbuka, menyelesaikan tagihan, serta transaksi-transaksi yang berkaitan dengan rekening pemerintahan dan lembaga keuangan internasional.

Perlu diketahui juga bahwa BI hanya fokus pada terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses hingga ke urusan perlindungan konsumen dengan memberikan kemudahan bagi kamu dan pengguna lainnya untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai sistem pembayaran dan peran Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dalam mempermudah sistem ekonomi Indonesia. Ternyata banyak ya jasa BI dalam mempermudah transaksi kita. Eits, masih semangatkan buat belajar materi lainnya? Yuk asah kemampuan kamu dengan ikut try out gratis di ruanguji! Gabung sekarang juga yuk!

IDN CTA Blog ruanguji Ruangguru

Referensi:

Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

Artikel ini pertama terbit pada 26 April 2018, kemudian diperbarui tahun 2025 oleh Laras Sekar Seruni.

Aulia Annaisabiru E