Proses Pembekuan Darah dan Komponen Penyusun Darah | Biologi Kelas 11
Seperti apa ya, proses pembekuan darah itu? Lalu, apa saja komponen penyusun darah serta fungsinya? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel berikut!
—
Sore itu, Ucup sedang berlari santai mengitari kompleks tempat tinggalnya. Biasanya sih, Ucup cuma rebahan aja, tapi sore ini, Ucup memutuskan untuk olahraga supaya badannya terasa lebih bugar.
Nggak deng, bohong.
Ucup lari sore gara-gara disuruh Emaknya aja. Soalnya selama sekolah online, Ucup jarang olahraga dan kerjanya rebahan mulu.
“Sana lari sore tuh, mumpung lagi nggak hujan!” ujar Emak Ucup sebelum akhirnya Ucup berangkat dengan baju olahraganya yang (lumayan) keren.
Tapi, waktu lagi asyik berlari, tiba-tiba Ucup tersandung batu dan jatuh ke tanah.
Bruk!
“Aduh! Aww.. sakit..” ujar Ucup kesakitan.
Yaahh, nggak jadi keliatan keren deh, si Ucup 🙁
Ucup berusaha bangkit sambil melihat keadaan sekitar. Hufttt, untung lagi sepi dan nggak ada siapa-siapa. Kalau dilihat tetangga kan malu.
Setelah bangkit, barulah Ucup menyadari, ternyata ia terluka di bagian lutut dan berdarah. Huhu, kasian si Ucup. Kamu pernah mengalami kejadian kayak Ucup juga, nggak?
Nah, kalau lagi luka terus berdarah gitu, biasanya nggak perlu waktu lama sampai akhirnya luka itu berhenti mengeluarkan darah. Kok bisa gitu, ya?
Jawabannya adalah karena tubuh kita memiliki mekanisme pembekuan darah atau disebut juga sebagai koagulasi. Apa itu mekanisme pembekuan darah?
Mekanisme pembekuan darah adalah kondisi menggumpalnya darah di sekitar luka, untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Mekanisme ini otomatis dilakukan oleh tubuh supaya tubuh nggak kehilangan terlalu banyak darah saat terluka.
Baca juga: Jenis-Jenis Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Seperti apa sih, proses pembekuan darah pada manusia? Yuk, kita cari tahu!
Proses Pembekuan Darah
Ketika kita terluka dan mengeluarkan darah, trombosit akan segera melekat di dinding jaringan pembuluh darah dan membentuk sumbatan yang bisa memberikan perlindungan darurat, supaya darah yang keluar nggak berlangsung secara terus-menerus. Nah, mekanisme ini bisa digambarkan dengan skema berikut. Check it out!
Jadi, ketika kita terluka dan berdarah, trombosit akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Trombokinase ini akan mengubah senyawa protrombin menjadi trombin dengan bantuan Ca2+ (kalsium) dan vitamin K. Selanjutnya, trombin akan mengubah protein fibrinogen yang ada di plasma darah menjadi benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin inilah yang akan menyumbat luka, sehingga darah berhenti mengalir.
Nah, sudah paham kan, bagaimana proses pembekuan darah terjadi?
“Sudah paham sih, tapi sekarang malah jadi kepikiran hal lain, nih! Kenapa ya, darah kita warnanya merah? Bukannya kita juga punya sel darah putih?”
Pertanyaan bagus, Ucup! Eh, salah, maksudnya teman-teman! Tapi, untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus membahas komponen-komponen penyusun darah, nih. Yuk, kita bahas!
Komponen Penyusun Darah
Ternyata, darah kita itu terdiri atas beberapa komponen, lho! Bukan cuma sel darah merah aja, tapi juga ada sel darah putih, trombosit (keping darah), serta plasma darah. Lalu, kenapa darah kita berwarna merah?
Nah, jika dilihat dari gambar di atas, komponen penyusun darah itu ada berbagai macam. Mulai dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit (keping darah). Sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit memiliki komposisi sebanyak 45% di dalam darah. Sementara sisanya (55%) merupakan plasma darah. Berarti, komponen penyusun darah yang terbesar adalah plasma darah.
Baca juga: Macam-Macam Penyakit dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Plasma darah sendiri warnanya adalah putih kekuningan. Nah, kalau plasma darah sudah bercampur dengan sel darah putih, keping darah, serta sel darah merah yang warnanya merah pekat, tentu saja warnanya akan ikut menjadi merah ya, teman-teman! Karena warna merah yang dimiliki sel darah merah sangat pekat dan dominan. Oleh karena itu, darah kita tetap berwarna merah meskipun komponennya bukan hanya sel darah merah.
Sekarang kita bahas satu per satu mengenai komponen penyusun darah, yuk!
1. Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan putih kekuningan yang tersusun dari 92% air, 7% protein plasma (Albumin, Globulin, dan Fibrinogen), dan 1% mineral, oksigen, serta bahan organik dan anorganik lain. Albumin pada plasma darah berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik. Sedangkan globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi. Selain itu, ada juga fibrinogen yang berperan penting dalam proses pembekuan darah.
2. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit adalah sel darah yang bersirkulasi di seluruh tubuh dan menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh. Pada manusia, sel darah merah berbentuk bikonkaf (cekungan ganda) dan tidak mempunyai inti sel. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang digunakan dalam transpor oksigen. Nah, warna merah pada sel darah merah itu dipengaruhi oleh hemoglobin, guys!
Usia sel darah merah di tubuh kita bisa mencapai 120 hari. Sel darah merah yang sudah rusak atau sudah tua akan dipecah di dalam hati dan limfa. Kemudian, sel darah merah akan kembali diproduksi di sumsum tulang belakang. Produksi sel darah merah ini dikontrol oleh hormon eritropoietin yang dilepaskan oleh ginjal.
3. Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit mempunyai bentuk yang tidak tetap, tidak berwarna, dan mempunyai inti sel. Di dalam darah, komposisi sel darah putih sangat sedikit, yaitu kurang dari 1%. Sel darah putih memiliki fungsi utama untuk merespon imun, mengenali, dan mematikan kuman penyakit. Perlu kamu ketahui juga bahwa ukuran sel darah putih itu lebih besar daripada sel darah merah, lho!
4. Keping Darah (Trombosit)
Keping darah atau trombosit adalah fragmen sel yang terlibat dalam pembekuan darah. Hayoo, masih inget nggak, peran trombosit dalam proses pembekuan darah? Kalau lupa, kamu bisa cek kembali skema proses pembekuan darah di atas, ya!
Trombosit ini bentuknya tidak teratur, tidak mempunyai inti sel, serta berukuran lebih kecil dibandingkan sel darah merah maupun putih. Sayangnya, trombosit hanya berumur 8 hari sebelum akhirnya dirombak di sumsum merah.
Untuk tahu bentuk dari masing-masing komponen penyusun darah, kamu bisa lihat pada gambar ini ya, guys!
Bentuk komponen-komponen penyusun darah (Sumber: britannica.com)
Fungsi Sistem Peredaran Darah
Kenapa sih, di dalam tubuh kita harus ada darah? Kan serem, kalau lagi luka jadi merah-merah gitu 🙁
Eits, meskipun terkadang tampak menyeramkan karena berwarna merah gelap, kita tetap butuh darah lho, karena darah merupakan salah satu komponen penting yang menyusun sistem peredaran darah dalam tubuh.
Sistem peredaran darah merupakan suatu sistem organ yang melibatkan jantung dan pembuluh darah yang berfungsi untuk menyirkulasikan darah di dalam tubuh. Sistem peredaran darah berfungsi untuk:
-
Transportasi zat (oksigen, karbondioksida, hormon, dan sari-sari makanan).
-
Mempertahankan suhu tubuh dengan mengedarkan panas tubuh secara merata ke seluruh tubuh.
-
Pertahanan tubuh dari serangan patogen.
Coba bayangin kalau di tubuh kita nggak ada darah. Malah jadi lebih serem, kan?
Nah, itu dia pembahasan kita tentang proses pembekuan darah, komponen-komponen penyusun darah, serta fungsi sistem peredaran darah. Sebentarlagi, kamu akan menghadapi PAS, nih! Kalau kamu ingin mendalami materi dan memperbanyak latihan soal, yuk, langsung meluncur ke ruanguji! Dengan ribuan bank soal dan pembahasan yang menarik, dijamin persiapan kamu lebih matang!
Referensi:
Irnaningtyas, Istiadi Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang Disempurnakan Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
Sumber Gambar:
Gambar ‘Bentuk komponen-komponen penyusun darah’ [Daring]. Tautan: https://www.britannica.com/science/blood-biochemistry (Diakses: 2 Desember 2021).
Artikel ini telah diperbarui pada 16 November 2022.