Stratifikasi Sosial: Pengertian, Sifat, Fungsi, dan Contohnya | Sosiologi Kelas 11

Sosiologi Kelas 11 | Mengenal Sifat dan Fungsi Stratifikasi Sosial

Artikel Sosiologi kelas XI ini membahas mengenai pengertian, sifat, fungsi, dan contoh dari stratifikasi sosial. Yuk kita belajar!

 

“Kamu mah punya privilege. Orang tuamu keturunan ningrat yang kaya, bisa menyekolahkan kamu sampai ke luar negeri, dapat warisan yang banyak pula!”

Wah, kamu familiar gak dengan diksi privilege barusan? Privilege itu adalah keistimewaan yang didapatkan oleh seseorang yang akan mendongkrak kedudukan orang tersebut di masyarakat. Biasanya, orang yang mendapatkan privilege memiliki keadaan yang ‘lebih tinggi’ dari orang lain, baik dari segi kekayaan, pendidikan, keturunan, hingga status sosial.

Ternyata, privilege ini punya hubungan dengan stratifikasi sosial, loh. Hmm, apa sih stratifikasi sosial itu?

 

Pengertian Stratifikasi Sosial

Untuk mengetahui pengertian stratifikasi sosial, kita bedah dari etimologi katanya yuk. Kata stratifikasi diambil dari kata stratification yang berasal dari kata stratum atau strata. Dalam bahasa Indonesia, strata dapat diartikan sebagai pelapisan.

Dalam sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu masyarakat secara vertikal yang memicu munculnya hierarki dan kelas-kelas sosial di masyarakat. Munculnya stratifikasi sosial dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap berharga atau prestise dan keistimewaan atau privilege dalam masyarakat.

Berbeda dengan diferensiasi sosial yang menekankan pada posisi yang setara dan horizontal, dalam stratifikasi sosial masyarakat dibedakan berdasarkan strata atau tingkatan tertentu.

Baca Juga: Diferensiasi Sosial: Pengertian, Ciri-Ciri, & Jenis-Jenisnya | Sosiologi Kelas 11

Biasanya, stratifikasi sosial dibentuk oleh beberapa hal, seperti kekayaan, keturunan, pendidikan, keahlian, kekuasaan, kehormatan, dan gaya hidup.

Misal nih, kamu akan terbayang bedanya strata pendidikan seorang profesor dengan sesorang sarjana. Dari segi keilmuan, seorang profesor memiliki pemahaman yang menyeluruh terhadap ilmu yang ia kuasai. Sementara, seorang sarjana memiliki pemahaman yang lebih umum dan tidak spesifik.

Atau, seorang yang memiliki penghasilan 10 milyar per bulan dengan seorang yang memiliki penghasilan 10 juta per bulan tanpa disadari akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Mulai dari kendaraan yang digunakan ketika pergi bekerja, atau lingkungan rumah yang mereka tempati.

Nah tapi, stratifikasi sosial ini punya sifat-sifat yang memungkinkan seseorang tersebut berpindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya, atau malah sebaliknya, tidak bisa berpindah ke antar lapisan.

Seperti apa sih maksudnya?

 

Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, ada 3 sifat dari stratifikasi sosial. Ketiga sifat tersebut adalah stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran. Nah, kita coba bahas satu persatu ya!

 

Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Pada stratifikasi sosial tertutup, mobilitas seseorang untuk bisa melaju dari satu lapisan sosial tertentu ke lapisan sosial lainnya sangat terbatas, khususnya dari lapisan sosial masyarakat kelas bawah ke lapisan sosial masyarakat kelas atas. 

Perpindahan atau mobilitas yang terjadi hanya secara horizontal, sementara perpindahan secara vertikal sangat sulit bahkan tidak bisa terjadi. Kondisi stratifikasi sosial tertutup ditandai dengan tetap beradanya orang-orang di lapisan tersebut.

Masyarakat dengan lapisan kelas bawah hampir tidak mungkin bisa “naik kelas” menjadi kelas atas. Stratifikasi sosial tertutup ditentukan berdasarkan kelahiran atau ascribed status. Contohnya seperti sistem kasta yang terdapat di Bali. Masyarakat yang sejak lahir berada di kasta brahmana, tidak bisa berpindah ke kasta kesatria atau sudra. Sebaliknya, masyarakat yang sejak lahir berada di kasta waisya, tidak bisa berpindah ke kasta brahmana atau kesatria. 

Baca Juga: Pengertian Masalah Sosial, Faktor Penyebab & Kriteria untuk Menentukannya

 

Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)

Stratifikasi sosial sangat berkaitan dengan mobilitas sosial atau perpindahan masyarakat. Pada stratifikasi sosial terbuka, semua orang dari semua lapisan bisa melakukan mobilitas sosial, baik mobilitas sosial naik maupun mobilitas sosial turun. Hal ini menghasilkan sistem pelapisan sosial yang bersifat dinamis.

Dengan konsep tersebut, maka semua orang berpeluang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai suatu status tertentu berdasarkan usahanya masing-masing. Hal ini yang membuat stratifikasi sosial juga memiliki konsep meritokrasi atau konsep yang melihat pencapaian status sosial atau achieve status seseorang berdasarkan kemampuan dan pencapaiannya di masyarakat.

Contohnya seperti orang-orang yang naik status kelasnya dengan menjadi pengusaha kaya atau orang-orang yang naik jabatan dengan kerja kerasnya.

 

Stratifikasi Sosial Campuran

Kemudian jenis yang ketiga, stratifikasi sosial campuran. Pada jenis ini, konsep stratifikasi menunjukkan adanya perpindahan atau mobilitas sosial yang dilakukan individu dari stratifikasi yang tertutup menuju stratifikasi sosial yang terbuka.

Stratifikasi sosial campuran ini merupakan gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Contohnya seperti pernikahan yang terjadi antara individu dengan strata kelas atas dengan kelas bawah. Perpindahan dapat terjadi dengan kemungkinan kelas bawah naik kasta menjadi kelas atas, atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa lihat skemanya di bawah ini, ya! 

Sifat Stratifikasi Sosial Soerjono Soekanto

Gimana, udah paham dengan konsep stratifikasi sosial? Kalau kamu ingin mempelajarinya lebih dalam, boleh lho tanya-tanya ke guru yang super kece dan berkualitas dari Ruangguru Privat Sosiologi.

Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!

CTA Ruangguru Privat

 

Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial ada di tengah masyarakat tak hanya sebagai pembatas-pembatas yang berdampak negatif, tapi juga memiliki fungsi secara positif. Nah, setelah mengenal sifat-sifatnya, sekarang kamu penasaran nggak sih dengan fungsi stratifikasi sosial? Ada 4 fungsi stratifikasi sosial  berdasarkan bidang yang harus kamu ingat. Yuk kita bahas satu persatu!

Fungsi Stratifikasi Sosial Bidang Ekonomi

Dalam penerapannya, stratifikasi sosial juga membawa nilai positif terutama pada bidang ekonomi. Berikut beberapa fungsinya:

  • Sebagai alat pembagian kerja.
  • Distribusi hak-hak istimewa yang objektif sesuai kemampuan individu.
  • Penentu status simbol atau kedudukan tertentu sesuai kepemilikan ekonomi.
  • Sebagai alat solidaritas bagi kelompok yang terbentuk berdasarkan status dan kepemilikan ekonomi.
  • Sebagai pendorong mobilitas sosial pada masyarakat.

 

Fungsi Stratifikasi Sosial Bidang Sosial

Stratifikasi yang terbentuk pada kehidupan sosial bukan hanya pada cakupan ekonomi atau berdasarkan kekayaan saja. berikut beberapa contoh fungsi stratifikasi pada bidang sosial:

  • Kedudukan dan pembagian peran bagi individu.
  • Terbentuknya status simbol pada masyarakat.
  • Terbentuknya gaya hidup dalam masyarakat.
  • Terbentuknya solidaritas antar individu dalam satu kelas sosial yang sama.
  • Sebagai pendorong terjadinya mobilitas sosial dan kompetisi dalam masyarakat.

Fungsi stratifikasi sosial

 

Fungsi Stratifikasi Sosial Bidang Politik

Pada bidang politik, stratifikasi sosial juga memiliki fungsi, yakni sebagai:

  • Individu atau kelompok dinilai sebagai suatu subjek lapisan atas maupun bawah melalui kekuasaan yang dimilikinya atau berdasarkan bagaimana individu tersebut mampu mempersuasi / mempengaruhi orang lain.
  • Individu yang memiliki kekuasaan diletakkan pada lapisan atas, sedangkan yang dipengaruhi berada pada lapisan bawah.
  • Menentukan hak, kewajiban, dan peran individu sesuai kekuasaan yang dimilikinya.
  • Menentukan peran dan wewenang seseorang demi berjalannya sistem.
  • Mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas sosial sehingga mampu menaikkan status sosialnya di mata masyarakat agar dapat memiliki kekuasaan.

 

Fungsi Stratifikasi Sosial Bidang Pendidikan

Fungsi stratifikasi sosial bidang pendidikan lebih spesifik pada lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus. Beberapa diantaranya yakni:

  • Menyesuaikan dan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan usianya dalam menerima pembelajaran.
  • Menjadi motivasi bagi individu untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam bidang pendidikan.
  • Mendorong mobilitas sosial serta kompetisi melalui belajar.
  • Menentukan kedudukan individu dalam kehidupan secara umum.

 

Baca Juga: Contoh Kasus Reintegrasi Sosial di Masyarakat

Nah, tadi fungsi stratifikasi sosial berdasarkan bidang ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan. Selain itu, juga ada beberapa fungsi stratifikasi sosial secara umum, yakni:

1. Distribusi Hak Istimewa Yang Objektif

Fungsi stratifikasi sosial adalah distribusi hak-hak istimewa yang objektif. Nah maksudnya bagaimana? Jadi, distribusi hak-hak istimewa yang objektif adalah beberapa keistimewaan yang ada dalam kehidupan sosial manusia seperti kekayaan, ataupun jabatan hanya dimiliki oleh kelas-kelas atau kelompok sosial tertentu.

 

2. Nilai Prestise dan Penghargaan

Fungsi stratifikasi sosial yang kedua adalah sistem tingkatan pada strata yang menyangkut prestise dan penghargaan. Misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya. Maka, dengan penghargaan tersebut, ia memiliki stratifikasi sosial yang berbeda dari individu lain yang tidak menerima penghargaan.

 

3. Kriteria Sistem Pertentangan

Fungsi stratifikasi sosial yang ketiga adalah kriteria sistem pertentangan. Maksud dari kriteria sistem pertentangan, adanya kondisi masyarakat dimana terjadi pertentangan antara posisi kelas yang perlu dilawan atau ditentang.

Misalnya,  ada kelas sosial yang bawah ada kelas sosial yang atas, posisi itu menentukan kesejahteraan dan apa yang disebut sebagai ‘kualitas hidup’. Kualitas hidup disini mengacu ke kesejahteraan masyarakat. Nah, ketika kesejahteraan nggak merata, maka akan terjadi semacam pertentangan atau konflik pada kelas yang diuntungkan dengan posisinya.

 

4. Simbol Status atau Kedudukan

Fungsi ini untuk menentukan bagaimana simbol status atau kedudukan seorang individu berdasarkan stratifikasi sosial. Tingkatan tersebut berdasarkan bagaimana peran, posisinya di masyarakat, atau kedudukannya dibanding orang-orang lain.

 

5. Menetapkan standar mudah atau sulitnya bertukar kedudukan 

Stratifikasi sosial berfungsi sebagai pertimbangan seberapa sulit seorang individu untuk bertukar kedudukan dalam struktur sosial. Adanya stratifikasi sosial membuat sebuah standar sendiri dalam masyarakat yang mensyaratkan hal-hal tertentu untuk mencapai suatu lapisan struktur sosial tertentu.

 

6. Sebagai pembangun solidaritas antar individu maupun kelompok

Sebuah kelompok atau individu dalam struktur sosial sama, cenderung untuk bersolidaritas atas dasar kondisi yang relevan atau memiliki kemiripan. Dalam hal ini, stratifikasi sosial juga berfungsi sebagai pemersatu yang mengoordinasikan dan mengharmonisasikan setiap unit yang ada dalam struktur sosial itu.

Baca Juga: Berbagai Macam Bentuk Diferensiasi Sosial | Sosiologi Kelas 11

 

Dampak Stratifikasi Sosial 

Kalau ngomongin soal strata yang berlapis, kayaknya gak mungkin terlepas dari masalah tertentu yang bisa terjadi di masyarakat deh. Termasuk, stratifikasi sosial ini juga punya dampak loh terhadap masyarakat. Ada apa aja ya?

  • Ketidaksetaraan Ekonomi
    Kalo ini kayaknya udah fix banget gak sih. Ketidaksetaraan ekonomi bisa terjadi ya akibat dari salah satu bentuk stratifikasi sosial itu sendiri, yaitu kekayaan. Dalam hal ini, stratifikasi sosial memperkuat perbedaan pendapatan dan akses sumber daya antara kelompok yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi.

 

  • Pembatasan Mobilitas Sosial
    Dalam masyarakat dengan stratifikasi sosial yang ketat, peluang individu untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan yang lebih tinggi menjadi terbatas. Maka dari itu, mobilitas sosial pun otomatis jadi terhambat juga.

 

  • Diskriminasi dan Ketidakadilan
    Kelompok-kelompok yang berada di lapisan bawah sering mengalami diskriminasi dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan sosial. Terlihat pahit ya guys :”) Tapi, fakta di lapangan, orang yang punya strata lebih tinggi akan mendapatkan akses pendidikan, pekerjaan, termasuk layanan sosial yang lebih baik.

 

  • Polarisasi Sosial
    Stratifikasi dapat memicu perpecahan dalam masyarakat karena kelompok-kelompok di lapisan yang berbeda cenderung memiliki kepentingan dan gaya hidup yang berbeda. Contoh, kelompok masyarakat yang berada di lapisan bawah cenderung merasa cukup dengan menggunakan transportasi publik yang disediakan pemerintah. Sementara, kelompok masyarakat yang berada di lapisan atas lebih suka naik private jet kendaraan pribadi dengan alasan kenyamanan dan keamanan.

 

  • Perbedaan Akses Pendidikan
    Kelompok dari lapisan atas biasanya memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan berkualitas, dan dapat memperkuat keunggulan mereka dalam masyarakat. Berbeda dengan lapisan bawah yang  masih struggle dan berjuang untuk mendapatkan akses pendidikan.

 

  • Kesenjangan Kesehatan
    Kelompok yang lebih kaya sering kali memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan (apalagi karena mereka mampu untuk menyediakan biaya kesehatan secara tunai), sementara kelompok miskin mungkin menghadapi masalah kesehatan yang lebih besar, karena ketiadaan biaya atau kurangnya biaya yang dapat mereka jangkau.

 

  • Pemeliharaan Status Quo
    Stratifikasi sosial sering memperkuat status quo, di mana kelompok yang berkuasa dan kaya cenderung mempertahankan kedudukan mereka, sementara kelompok yang lebih rendah sulit untuk meningkatkan status mereka.

 

Contoh Stratifikasi Sosial 

Contoh Stratifikasi Sosial Tertutup

1. Sistem Kasta di Bali

Di Bali, masyarakat Hindu mengikuti sistem kasta yang mirip dengan di India. Kasta Brahmana (pemuka agama), Ksatria (bangsawan), Waisya (pedagang), dan Sudra (petani/kelas bawah) sangat berpengaruh, dan perpindahan antara kasta hampir tidak mungkin karena sistem ini bersifat turun-temurun.

2. Struktur Sosial di Kerajaan Jawa

Pada masa kerajaan-kerajaan Jawa (Mataram, Majapahit, dan lain-lain), stratifikasi sosial ditentukan oleh status kelahiran, dengan keluarga kerajaan dan bangsawan di puncak, diikuti oleh abdi dalem dan rakyat jelata. Status sosial diwariskan dan sulit diubah.

3. Masyarakat Feodal di Aceh

Pada masa Kesultanan Aceh, masyarakat terbagi menjadi golongan bangsawan, ulama, dan rakyat biasa. Status sosial ditentukan berdasarkan kelahiran, dan mobilitas sosial sangat terbatas di bawah struktur feodal ini.

4. Stratifikasi Sosial pada Zaman Kolonial Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, masyarakat dibagi berdasarkan ras dan status sosial. Orang Eropa berada di puncak, diikuti oleh kaum Tionghoa atau Timur Asing, dan pribumi (bumiputera) berada di lapisan paling bawah. Perpindahan antar kelas ini sulit terjadi karena status hukum dan ekonomi yang berbeda.

5. Masyarakat Adat di Sumba

Beberapa kelompok masyarakat adat di Sumba memiliki stratifikasi sosial berdasarkan garis keturunan. Golongan bangsawan (Maramba), golongan rakyat biasa (Kabihu), dan golongan budak (Ata) dipisahkan dengan aturan yang ketat, dan mobilitas sosial sangat jarang terjadi.

 

Contoh Stratifikasi Sosial Terbuka

1. Pendidikan sebagai Alat Mobilitas Sosial

Di Indonesia, pendidikan adalah sarana penting untuk mengubah status sosial. Seorang anak dari keluarga ekonomi rendah dapat memperoleh status sosial yang lebih tinggi melalui pendidikan tinggi, seperti menjadi dokter, pengacara, atau dosen. Apalagi, saat ini sudah banyak tersedia beasiswa ya guys. Jadi, akses terhadap pendidikan diharapkan lebih mudah dan merata.

2. Pengusaha UMKM

Seseorang yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi biasa-biasa saja dapat meningkatkan status sosialnya dengan menjadi pengusaha sukses. Banyak contoh di Indonesia, di mana pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berhasil menciptakan bisnis yang berkembang dan memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Yuk kita hidupkan UMKM! <hiyaaa promo shay>

3. Birokrasi Pemerintah

Mobilitas sosial juga bisa terjadi dalam sistem birokrasi di Indonesia. Seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang mulai dari level bawah dapat menaikkan statusnya dengan naik pangkat menjadi pejabat tinggi di kementerian atau pemerintahan daerah, berdasarkan prestasi dan kinerja.

4. Profesional di Sektor Swasta

Seorang karyawan di perusahaan besar yang berhasil naik menjadi eksekutif (CEO atau Direktur) dari posisi bawah, mencerminkan mobilitas sosial vertikal yang jelas dalam struktur hierarki perusahaan dan masyarakat.

5. Kemajuan Teknologi

Seperti yang kita ketahui ya, dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan akses yang lebih besar terhadap informasi. Tentunya, hal ini akan memberikan peluang baru bagi individu dari semua lapisan masyarakat. Dengan kemudahan akses internet dan media sosial, setiap orang dapat mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan kerja yang baru. Kesetaraan dalam akses seperti ini dapat mendorong peningkatan mobilitas sosial.

 

Contoh Stratifikasi Sosial Campuran

1. Sistem Pendidikan

Di Indonesia, akses pendidikan dapat menjadi alat untuk mobilitas sosial, tetapi tetap dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi. Misalnya, anak-anak dari keluarga kaya mungkin memiliki akses lebih baik ke pendidikan berkualitas, sedangkan anak-anak dari keluarga miskin memiliki peluang terbatas meskipun mereka berusaha keras untuk belajar. Meskipun ada beasiswa, tapi terkadang tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan meraihnya, karena biasanya di beasiswa ada kuota ges :”)

2. Kepemilikan Usaha

Di masyarakat, terdapat banyak pengusaha sukses yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah, tetapi kebanyakan dari mereka harus menghadapi tantangan struktural, seperti akses ke modal atau jaringan bisnis. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kesempatan, faktor sosial masih berperan dalam keberhasilan usaha.

3. Pekerjaan di Sektor Publik

Dalam birokrasi pemerintahan, seseorang yang berasal dari keluarga biasa dapat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan naik pangkat, tetapi ada kalanya nepotisme atau koneksi keluarga dari lapisan atas memengaruhi peluang karier. Ini menunjukkan adanya perpaduan antara peluang terbuka dan hambatan yang bersifat tertutup.

4. Sistem Perkawinan dan Hubungan Sosial

Dalam beberapa budaya, pernikahan antar kelas sosial bisa saja terjadi, tetapi sering kali terdapat tekanan untuk mempertahankan status sosial yang sama. Misalnya, individu dari kelas menengah mungkin merasa tertekan untuk menikah dengan pasangan dari kelas yang sama untuk mempertahankan status sosial.

Bagaimana? Menarik sekali ya belajar tentang stratifikasi sosial ini. Kamu ingin belajar lebih lanjut? Atau masih penasaran? Buat kamu yang ingin belajar lebih lanjut, kuy belajar pakai ruangbelajar. Kamu bisa nonton video belajar, baca rangkuman, dan mengerjakan latihan soal langsung dari satu aplikasi. Download sekarang, yuk!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Artikel ini diperbarui oleh Laras Sekar Seruni

Referensi:

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan: Mata Pelajaran Antropologi Stratifikasi Sosial [Daring] Tautan: https://rest-app.belajar.kemdikbud.go.id/files/pdf/cd7cfedbd4464ed0bab7d0b2605cc786.pdf (Diakses 2 Desember 2021)

e-Modul Sosiologi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan [Daring] Tautan: http://repositori.kemdikbud.go.id/19437/1/Kelas%20XI_Sosiologi_KD%203.3%20%282%29.pdf (Diakses 2 Desember 2021)

Leo Bisma