Latihan Soal & Pembahasan UTBK 2022: TPS Pemahaman Bacaan
Sudah siap hadapi UTBK tahun 2022? Yuk, tingkatkan persiapanmu dengan latihan soal UTBK TPS Pemahaman Bacaan di bawah ini. Selamat mengerjakan!
—
Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini.
[…]
(1) Di sepanjang tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, setelah empat belas tahun mencoba praktik demokrasi parlementer secara liberal dan tiga puluh delapan tahun diperintah oleh dua penguasa berdasar sistim politik semi presidensial, […] Indonesia berkesempatan secara sadar dan leluasa, untuk menerapkan dan mengembangkan demokrasi presidensial. (2) Setelah sebelas tahun berlangsung secara relatif konsisten (2004—2015), ternyata eksperimen besar sistem pengelolaan negara (state-craft) yang ke-3 itu memberikan hasil terbaik yang prospektif berupa kemajuan demokrasi dan politik beserta sosial dan ekonomi secara lebih komprehensif.
(3) Ada beberapa argumen, pertama, sekalipun masih ada berbagai kelemahan, dunia mengakui Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-5, dengan masyarakat yang berstruktur majemuk dan mayoritas beragama Islam, tetapi sukses menjalankan transformasi demokrasi. (4) Argumen kedua adalah kehidupan masyarakat dan negara yang relatif stabil […] sosial dan politik serta ekonomi. Ketiga, sekalipun tertinggal dari kemajuan pembangunan di bawah sistem otoriter, tetapi sistem demokrasi presidensial berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) sebesar 5—6% per tahun. (5) Keempat, sistem tersebut berhasil memperbaharui struktur masyarakat dengan memfasilitasi pertumbuhan kelas menengah baru sampai melebihi 50% populasi.
(6) Tentunya, upaya merealisasikan potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kuat dunia, bukan saja memerlukan rencana aksi dan strategi yang tepat, melainkan lebih jauh, membutuhkan landasan legal formal yang hanya bisa disediakan dengan menyempurnakan substansi dan prosedur, serta koherensi atas segenap peraturan perundangan mulai dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai Undang-Undang yang berhubungan dengan politik (parpol, pileg, pilpres, MD3, kementerian, pemda, pilkada, desa). (7) Dalam hal itu, pilihan strategi aksi upaya perwujudannya adalah mempersuasikan politisi penguasa lembaga pemerintahan atau menggerakkan tekanan aksi massa terhadap para penguasa dengan kampanye media massa secara sistemik dan intensif.
Sanit, Arbi. 2015. “Pematangan Demokrasi dan Sistem Politik Indonesia: Kendala Pelembagaan dan Kepemimpinan”. Jurnal Politik Vol 1, No. 1: 155—175.
Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis
Subtopik: Tata Paragraf
Level: Hots
1. Judul yang paling tepat untuk menggambarkan isi dari teks di atas adalah ….
- Perjalanan Politik Demokrasi Indonesia
- Jenis Demokrasi di Indonesia
- Perjalanan Politik di Indonesia
- Tantangan Politik dalam Demokrasi
- Pematangan Demokrasi dan Politik Indonesia
Jawaban: E
Pembahasan:
Judul merupakan intisari sebuah karangan. Judul harus mewakili keseluruhan isi teks. Teks di atas menceritakan tentang Indonesia yang mencoba menggunakan beberapa sistem demokrasi dan sistem politik. Penggunaan sistem demokrasi dan sistem politik dijelaskan hingga tahap penerapan demokrasi presidensial yang relatif berlangsung secara konsisten. Dengan demikian, judul yang tepat untuk teks di atas adalah Pematangan Demokrasi dan Politik Indonesia.
- Pilihan jawaban A kurang tepat karena teks di atas tidak secara spesifik membahas perjalanan politik demokrasi di Indonesia. Teks di atas tidak menjelaskan urutan tahun sebagai landasan perjalanan politik demokrasi Indonesia.
- Pilihan jawaban B, C dan D tidak tepat karena teks di atas tidak membahas jenis-jenis demokrasi di Indonesia, perjalanan politik di Indonesia, dan tantangan politik dalam demokrasi.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan E.
Baca juga: Latihan Soal & Pembahasan UTBK 2022: TPS Penalaran Umum
Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis
Subtopik: Ejaan dan Konjungsi
Level: Hots
2. Kata berimbuhan yang tidak tepat pada paragraf kedua adalah ….
- memfasilitasi
- memperbaharui
- menjalankan
- pembangunan
- pertumbuhan
Jawaban: B
Pembahasan:
Kata berimbuhan yang tidak tepat digunakan pada paragraf kedua adalah kata memperbaharui. Kata tersebut memiliki kata dasar baru dan mendapat imbuhan me- dan imbuhan -i. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang tepat adalah memperbarui. Sementara, kata memperbaharui merupakan kata yang tidak tepat dan tidak baku. Oleh sebab itu, pembentukan kata yang tepat bukan memperbaharui, melainkan memperbarui.
Sementara, kata memfasilitasi, menjalankan, pembangunan, dan pertumbunan sudah memuat kata berimbuhan yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat dalam teks.
Dengan demikian, kata berimbuhan yang tidak tepat pada paragraf kedua adalah memperbarui.
Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis
Subtopik: Tata Kata dan Makna
Level: Hots
3. Penggunaan kata yang salah di paragraf pertama adalah ….
- praktik
- leluasa
- prospektif
- diperintah
- komperhensif
Jawaban: B
Pembahasan:
Penggunaan kata yang salah digunakan pada paragraf pertama adalah komperhensif. Perbaikan kata tersebut adalah komprehensif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata komprehensif memiliki arti bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas.
Sementara, penulisan kata praktik, leluasa, prospektif, dan diperintah sudah sesuai kaidah kebahasaan dan konteks kalimat dalam wacana di atas.
Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan kata yang salah digunakan pada paragraf pertama adalah komperhensif.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah E.
Baca juga: Latihan Soal TPS UTBK 2020: Pengetahuan Umum
Teks berikut untuk menjawab soal di bawah ini. Pertimbangkan apakah kata atau kalimat pada setiap nomor bercetak tebal TIDAK PERLU DIPERBAIKI (A) atau diganti dengan pilihan lain yang tersedia (B, C, D, atau E).
Budaya Korea berkembang pesat dan meluas secara global dalam dua dekade terakhir. Keberadaannya cenderung diterima publik dari berbagai kalangan sehingga menghasilkan suatu fenomena 1“Korean Wave” atau disebut juga Hallyu. Fenomena ini dapat dijumpai di Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari-hari terutama pada generasi milenial. Perkembangan teknologi informasi yang masif akibat adanya globalisasi menjadi faktor utama penyebab besarnya antusiasme publik terhadap budaya Korea di Indonesia. Fenomena ini diawali dan sangat identik dengan dunia hiburan, seperti musik, drama, dan variety shows yang dikemas secara apik dengan menyajikan budaya-budaya Korea.
Salah satu produk dari budaya Korea yang sangat diminati kaum milenial adalah musik pop. Musik pop Korea ini atau yang sering disebut sebagai K-pop merupakan salah satu 2sub-sektor hiburan yang mengangkat perekonomian Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan sendiri memang sudah lama memberi perhatian khusus terhadap industri musik mereka. Akhir dekade 31990’an, ketika sebagian besar Asia mengalami krisis keuangan, Korea Selatan justru membentuk Kementerian Kebudayaan dengan departemen khusus K-pop. Mereka juga membangun auditorium konser raksasa, membuat teknologi hologram lebih sempurna, dan mengatur noeraebang (bar karaoke) demi melindungi industri K-pop. Hal ini menunjukkan kesungguhan 4pemerintah Korea Selatan dalam memberdayakan popularitas artis mereka.
Indonesia yang saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia merupakan rumah bagi jutaan K-popers atau pecinta K-pop. Pada tahun 2019, Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak 5men-tweet terkait artis Kpop sepanjang tahun 2019 dan Indonesia berada pada peringkat 3 setelah Thailand dan Korea Selatan. 6Sementara itu, untuk penayangan video-video K-pop di Youtube berdasarkan negara Indonesia menempati posisi ke-2 dengan persentase 9.9%. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan Korea Selatan yang menempati posisi pertama dengan persentase 10.1%.
Egsaugm. 2020. “Fenomena Korean Wave di Indonesia”. egsa.geo.ugm.ac.id. Diakses dan diadaptasi 14 Desember 2020. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/30/fenomena-korean-wave-di-indonesia/
Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis
Subtopik: Ejaan dan Konjungsi
Level: Hots
4. Apakah kata bernomor (1) perlu diperbaiki? Jika perlu, kata apa yang paling tepat untuk menggantikan kata tersebut?
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- ‘Korean Wave’
- Korean Wave
- korean wave
- korean wave
Jawaban: E
Pembahasan:
Penulisan “Korean Wave” pada teks tersebut tidak tepat karena frasa tersebut merupakan sebuah sebutan yang bukan sebuah nama sehingga tidak perlu diawali huruf kapital. Selain itu, tanda petik (“…”) juga tidak perlu digunakan karena frasa tersebut bukan merupakan istilah dengan makna yang bukan sebenarnya. Jadi, penulisan yang tepat adalah korean wave, dituliskan pula dengan huruf miring karena frasa tersebut merupakan bahasa asing.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah E.
Topik: Pemahaman Bacaan dan Menulis
Subtopik: Ejaan dan Konjungsi
Level: Hots
5. Apakah kata bernomor (2) perlu diperbaiki? Jika perlu, kata apa yang paling tepat untuk menggantikan kata tersebut?
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- subsektor
- sub sektor
- sektor
- sektor bagian
Jawaban: B
Pembahasan:
Penulisan sub-sektor pada teks tersebut tidak tepat karena sub merupakan bentuk terikat sehingga penulisannya harus serangkai dengan kata setelahnya. Berdasarkan hal tersebut, penulisan yang tepat adalah subsektor. Kata dengan bentuk terikat yang menggunakan tanda hubung (-) jika kata setelahnya merupakan kata asing atau kata yang dimulai dengan huruf kapital.
Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat adalah subsektor yang memiliki arti bagian sektor; anak sektor.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
Bacalah teks berikut, kemudian jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 6 sampai 12!
Migrasi paus telah lama menjadi aktivitas rutin mamalia laut ini. Namun, selama ini ilmuwan juga masih mencari alasan paus bermigrasi. Biasanya, orang-orang yang melakukan perjalanan melintasi lautan untuk mencari air hangat yang dapat menjadi spa alami, yakni dengan berwisata di resort-resort dekat pantai. Ternyata dalam sebuah penelitian, paus juga melakukan migrasi tahunan dengan alasan yang hampir sama. Selama ini, para ilmuwan telah lama bertanya-tanya mengapa paus-paus bertubuh besar, seperti keluarga paus balin bermigrasi hingga sejauh 18.840 kilometer setiap tahunnya.
Paus-paus balin seperti paus bungkuk, paus biru, hingga paus sperma dan paus pembunuh selalu melakukan perjalanan dari perairan kutub ke perairan laut tropis yang lebih hangat. Sebelumnya, para peneliti menduga, setelah makan di Kutub Utara atau Antartika, paus melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk melahirkan dan menjauh dari memangsa.
Untuk mengetahui alasan sebenarnya dari migrasi paus, tim peneliti yang dipimpin Robert Pitman, ahli ekologi kelautan di Marine Mammals Institute di Oregon State University, menyebarkan 62 penanda satelit pada empat jenis paus pembunuh yang menghuni perairan di Antartika. Setelah melacak paus, selama lebih dari delapan musim panas, para ilmuwan ditemukan beberapa perjalanan sejauh 9.400 kilometer ke barat Samudera Atlantik Selatan.
Perjalanan itu dilakukan bolak-balik hanya dalam 42 hari. Akan tetapi paus-paus ini tidak menjadikan perjalanan ini untuk melahirkan. Para peneliti juga melihat adanya aktivitas paus yang serupa dengan apa yang dilakukan manusia. Paus-paus ini melepaskan sel kulit luar. Namun, saat di lautan Antartika yang dingin, tampaknya paus tidak bisa melepas atau mengganti kulitnya. [ … ], paus membangun lapisan diatom mikroskopis yang tebal. Di mana lapisan ini dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri berbahaya yang dapat berdampak buruk bagi paus pembunuh dan paus balin.
Pada paus pembunuh, peneliti melihat adaptasi yang dilakukan mamalia laut ini saat berada di perairan Antartika yang dingin. Mereka menyimpulkan untuk menghemat panas tubuh saat di perairan dingin, paus pembunuh akan mengalihkan aliran darah dari kulit mereka. Hal ini menyebabkan perlambatan regenerasi sel kulit dan akhirnya mendorong paus ke perairan yang lebih hangat. Di mana di perairan ini, metabolisme memungkinkan mereka untuk berganti kulit.(Diadaptasi dari : sains.kompas.com)
Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan
6. Judul yang paling tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah ….
- Alasan Paus Bermigrasi
- Manfaat Migrasi bagi Paus
- Perubahan Habitat Paus Pembunuh
- Penelitian Terhadap Perkembangan Paus
- Dampak Lautan yang Hangat bagi Perkembangan Paus
Jawaban: A
Pembahasan:
Judul merupakan kepala karangan yang diletakkan pada bagian atas sebuah teks. Judul yang baik adalah judul yang mampu mewakili keseluruhan isi karangan. Secara keseluruhan, teks tersebut berisi penelitian tentang alasan paus melakukan migrasi. Sebelumnya, para peneliti menduga, setelah makan di Kutub Utara atau Antartika, paus melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk melahirkan dan menjauh dari pemangsa. Akan tetapi, paus-paus ini tidak menjadikan perjalanan ini untuk melahirkan. Para peneliti juga melihat adanya aktivitas paus yang serupa dengan apa yang dilakukan manusia. Paus-paus ini melepaskan sel kulit luar. Dengan demikian, judul yang tepat untuk melengkapi teks tersebut adalah Alasan Paus Bermigrasi. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
7. Kata yang salah digunakan pada paragraf pertama adalah ….
- aktivitas
- ilmuwan
- melintasi
- resort-resort
- bertanya-tanya
Jawaban: D
Pembahasan:
Untuk menemukan kata yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman isi bacaan serta penalaran kebahasaan. Dari segi penggunaan kata di dalam paragraf, tidak terdapat kata yang salah. Namun, dari segi penulisan, terdapat satu kata yang salah pada paragraf pertama, yaitu kata resort-resort. Kata resort-resort merupakan kata tidak baku. Oleh karena itu, penulisannya harus diganti dengan kata resor-resor yang memiliki arti “daerah kecil”. dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan D.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
8. Kata berimbuhan yang salah digunakan pada paragraf kedua adalah ….
- melakukan
- perjalanan
- perairan
- menduga
- memangsa
Jawaban: E
Pembahasan:
Untuk menemukan kata berimbuhan yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman isi bacaan serta penalaran kebahasaan. Dari segi penulisan, tidak terdapat kata berimbuhan yang salah pada paragraf kedua. Namun, terdapat satu kata yang penggunaannya tidak tepat, yaitu kata memangsa. Menurut KBBI, kata memangsa merupakan kata kerja yang berarti “memakan”. Akan tetapi, dalam kalimat seharusnya dijelaskan bahwa paus melakukan perjalanan ke daerah tropis untuk melahirkan dan menjauh dari pemangsa. Dengan demikian, penggunaan kata yang tepat adalah pemangsa yang berarti “pemakan”. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan E.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
9. Kata berimbuhan yang salah digunakan pada paragraf ketiga adalah ….
- mengetahui
- dipimpin
- kelautan
- menghuni
- ditemukan
Jawaban: E
Pembahasan:
Dari segi penulisan, tidak terdapat kata berimbuhan yang salah pada paragraf ketiga. Namun, terdapat satu kata yang penggunaannya tidak tepat, yaitu kata ditemukan. Penggunaan imbuhan di- digunakan manakala subjek pada sebuah kalimat berbentuk pasif, seperti kalimat Buku dibaca Anton. Pada kalimat para ilmuwan ditemukan beberapa perjalanan sejauh, subjek berbentuk pasif. Dengan demikian, kata yang digunakan adalah menemukan. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan E.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
10. Dalam kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya ditulis pada ….
- setelah kata tetapi
- sebelum kata tidak
- setelah kata peneliti
- sebelum kata aktivitas
- sebelum kata dilakukan
Jawaban: A
Pembahasan:
Dalam kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya ditulis pada setelah kata akan tetapi. Kata akan tetapi merupakan konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Penulisan yang tepat adalah tanda koma ditulis setelah konjungsi antarkalimat. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Akan tetapi paus-paus ini tidak menjadikan perjalanan ini untuk melahirkan. Para peneliti juga melihat adanya aktivitas paus yang serupa dengan apa yang dilakukan manusia.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
11. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat keenam paragraf keempat adalah ….
- jadi
- tetapi
- sebaliknya
- oleh karena itu
- dengan demikian
Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk menemukan kata yang tepat dalam kalimat, diperlukan pemahaman isi bacaan serta penalaran kebahasaan. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat keenam paragraf keempat adalah sebaliknya. Kata sebaliknya adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan makna yang berkebalikan dari pernyataan sebelumnya. Kata sebaliknya tepat untuk melengkapi kalimat keenam karena kalimat keenam merupakan pernyataan yang berlawanan dari kalimat kelima. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
12. Pembentukan kata yang salah pada paragraf kelima terdapat pada kata ….
- melihat
- menyimpulkan
- menghemat
- mengalihkan
- mendorong
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembentukan kata yang salah pada paragraf kelima terdapat pada kata mensimpulkan. Menurut aturan penulisan yang benar, apabila terdapat imbuhan me- bertemu dengan kata yang diawali dengan huruf K, T, S, atau P, terdiri lebih dari satu suku kata, dan diawali dengan huruf konsonan – vokal maka akan mengalami proses peleburan. Dengan demikian, penulisan kata yang tepat menyimpulkan. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
Teks berikut diikuti oleh dua butir pertanyaan. Pertimbangkan apakah kata atau kalimat pada setiap nomor bercetak tebal TIDAK PERLU DIPERBAIKI (A) atau diganti dengan pilihan lain yang tersedia (B, C, D, atau E)
Teks berikut untuk menjawab soal nomor 13 sampai 19.
Mengunjungi Sabang rasanya tak lengkap jika tidak mengunjungi Tugu Kilometer Nol di Kawasan Iboih, Sukakarya, Sabang. Posisi Sabang di ujung Barat Indonesia, berhadapan langsung dengan lautan lepas, menjadikan sunset sebagai atraksi menarik.
Tugu ini bisa dicapai dalam waktu sekitar 1 jam dengan mobil dari Kota Sabang. Sebagaimana umumnya jalanan di Pulau Weh yang didominasi gunung, jalan aspal mulusnya berkelok-kelok dan naik turun menuju Tugu Kilometer Nol ini.
Waktu yang paling pas untuk tiba disini adalah sekitar 2-3 jam sebelum matahari terbenam jika ingin menikmatinya. Selain supaya bisa mencari lokasi nyaman untuk menikmati sunset kita juga bisamengeksplorasi Tugu Kilometer Nol dan hutan wisata Sabang di sekitar tugu.
( Diadaptasi dari https://pesona.travel/keajaiban)
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
13.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- Tugu kilometer nol
- tugu kilometer nol
- Tugu KM Nol
- Tugu KM nol
Jawaban: A
Pembahasan:
Tugu Kilometer Nol merupakan nama tempat di Kawasan Iboih, Sukakarya, Sabang. Penulisan yang tepat untuk nama tempat adalah menggunakan huruf awal kapital. Dengan demikian, penulisan tersebut tidak perlu diperbaiki. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
14.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- Barat indonesia
- barat Indonesia
- Indonesia barat
- indonesia barat
Jawaban: C
Pembahasan:
Kata barat adalah kata yang menunjukkan arah mata angin. Kata petunjuk arah mata angin ditulis kapital apabila menunjukkan nama daerah, kota, atau provinsi. Contoh: Kalimantan Barat, Jakarta Timur, dan Desa Kauman Selatan. Kata barat pada Barat Indonesia tidak menunjukkan nama daerah, tetapi menunjukkan arah, yaitu Indonesia bagian barat. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah barat Indonesia. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
15.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- Sunset
- sunset
- “sunset”
- “sunset”
Jawaban: C
Pembahasan:
Kata sunset adalah istilah dari bahasa Inggris yang berarti matahari tenggelam. Penulisan istilah bahasa asing yang tepat adalah ditulis dengan huruf cetak miring. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
16.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- Gunung
- pegunungan
- “gunung”
- gunung-gunung
Jawaban: A
Pembahasan:
Kata “gunung” merupakan kata yang menunjukkan geografis. Nama geografis harus ditulis awal kapital apabila diikuti nama diri. Contoh: Gunung Slamet, Danau Toba, Selat Sunda, Sungai Musi, Pulau Komodo, dan Laut Jawa. Nama geografis tidak ditulis menggunakan awalan huruf kapital apabila tidak diikuti nama diri. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
17.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- di sini
- di-sini
- di sini,
- di sana
Jawaban: B
Pembahasan:
Kata di pada kata di sini merupakan kata depan. Kata depan adalah kata yang menunjukkan keterangan. Penulisan kata depan yang tepat adalah dipisah dari kata yang mengikutinya. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah di sini. Pemilihan kata di sini sudah tepat karena sesuai dengan konteks kalimat sehingga tidak perlu diganti dengan kata di sana. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
18.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- mengeksplor
- megeksploitasi
- mengekspor
- meng-eksplorasi
Jawaban: A
Pembahasan:
Kata “mengeksplorasi” memiliki makna mengadakan penyelidikan. Apabila disesuaikan dengan kalimat, kata tersebut memiliki makna mengunjungi dan menikmati daerah tersebut. Secara penulisan dan kesesuaian makna dalam kalimat, kata “mengeksplorasi” sudah tepat sehingga tidak perlu diperbaiki. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
19.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- Hutan wisata Sabang
- hutan Wisata Sabang
- Hutan Wisata Sabang
- Hutan Wisata sabang
Jawaban: D
Pembahasan:
Penulisan “hutan wisata Sabang” harus menggunakan awalan kapital karena merupakan nama tempat. Contoh penulisan nama tempat adalah Kota Wisata Batu, Hutan Lindung Mangunan, dan Wisata Hutan Pengger. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah Hutan Wisata Sabang. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan D.
Teks berikut untuk menjawab soal nomor 20 sampai 25.
Lautan Sabang adalah pintu masuk ke Selat Malaka. Tampak jauh di lepas laut, sesekali kapal tanker atau kapal bermuatan kontainer lewat. Bisa dibayangkan, dulu saat Perang Dunia 2 yang lewat adalah kapal-kapal perang Amerika dan sekutunya. Meriam jenis coastal defense milik Jepang tersebut menembakan peluru ke arah kapal-kapal itu agar mereka tak memasuki Selat Malaka sebagai pintu masuk kawasan Asia Tenggara, Kawasan yang di akhir Perang Dunia 2 dikuasai Jepang.
Sejarah Sabang tak bisa terlepas dari sejarah kolonial Portugis, Belanda, hingga Jepang di Perang Dunia 2. Pada 12 Maret 1942 pukul 00:00, dengan sandi “Operation T”, satu batalyon Divisi Darat Kobayashi Kekaisaran Jepang, mendarat di Sabang. Dalam kurun waktu 1942 – 1945 Sabang menjadi pangkalan angkatan laut Jepang yang besar untuk menghadapi sekutu. Tak heran jika di Pulau Weh banyak sekali peninggalan militer Jepang. Ada bunker-bunker yang sebagian masih bisa dikunjungi, bekas benteng, bahkan bekas lokasi pembantaian yang memilukan.
(1) Beberapa bunker dan benteng yang masih terawat dan mudah bisa dikunjungi adalah BentengAnoi Itam di Kawasan Anoi Itam dan bekas benteng di kawasan Sabang Fair. (2) Sabang Fair tepat berada di pinggir pantai yang menghadap ke mulut Teluk Sabang, sisi utara Pulau Weh. (3) Di deretan Pantai itu, tepatnya di sisi sebelah kiri ada Pelabuhan Sabang. (4) Ada bekas ruang meriam dan amunisi. (5) Sayangnya, laras-laras meriam itu sudah tidak berada di bunkernya, tapi dipindahkan ke halaman Sabang Fair.
Berjalan kearah selatan melalui jalan aspal mulus, sekitar setengah jam (kurang lebih 12 kilometer), kita akan sampai di Benteng Anoi Itam. Benteng ini lokasinya sangat strategis. Letaknya di puncak tebing tepi pantai, menghadap ke mulut Selat Malaka dari arah Laut Andaman. Ada beberapa bunker tempat menyimpan amunisi dan sebuah bunker atau benteng pertahanan dengan sebuah meriam coastal defense. Sayangnya, meriam itu sudah tidak utuh, hanya tinggal larasnya saja. Untuk mencapai tempat ini, kita harus naik tangga. Bunker pertama ada di sebelah kanan tangga.
(Diadaptasi dari : pesonaindonesia.kompas.com)
Untuk mengerjakan soal nomor 20-22, jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
20. Kata bentukan yang salah pada paragraf pertama terdapat pada ….
- sesekali
- bermuatan
- menembakan
- memasuki
- dikuasai
Jawaban: C
Pembahasan:
Kata bentukan yang tidak tepat terdapat pada kata menembakan. Kata menembakan berasal kata dasar tembak dan imbuhan me – -kan. Dengan demikian, bentukan kata yang tepat adalah menembakkan. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
21. Pada kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya dituliskan pada ….
- Sebelum kata Sabang
- Sebelum kata yang
- Sebelum kata untuk
- Sebelum dan sesudah kata Jepang
- Sesudah kata waktu dan sebelum kata Sabang
Jawaban: A
Pembahasan:
Pada kalimat bercetak tebal, tanda koma seharusnya dituliskan pada sebelum kata Sabang. Berdasarkan struktur kalimat, Dalam kurun waktu 1942 – 1945 menempati keterangan. Berdasarkan penulisan yang tepat, apabila struktur keterangan di awal kalimat, maka tanda koma ditulis setelah kata tersebut. Dengan demikian, penulisan kalimat bercetak tebal adalah Dalam kurun waktu 1942 – 1945, Sabang menjadi pangkalan angkatan laut Jepang yang besar untuk menghadapi sekutu. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
22. Penulisan huruf kapital tidak tepat pada paragraf ketiga terdapat pada kalimat nomor ….
- (1)
- (2)
- (3)
- (4)
- (5)
Jawaban: C
Pembahasan:
Penulisan huruf kapital tidak tepat pada paragraf ketiga terdapat pada kalimat nomor (3), yaitu pada kata Pantai. Kata Pantai merupakan kata yang menunjukkan nama geografis. Akan tetapi, kata tersebut tidak diikuti oleh nama diri. Nama geografis yang tidak diikuti nama diri, maka penulisan yang tepat tidak diawali dengan huruf kapital. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Pertimbangkan apakah kata atau kalimat pada setiap nomor bercetak tebal TIDAK PERLU DIPERBAIKI (A) atau diganti dengan pilihan lain yang tersedia (B, C, D, atau E) untuk mengerjakan soal nomor 23-25.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
23.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- ke-arah
- arah
- ke arah
- ke
Jawaban: D
Pembahasan:
Kata ke pada kata kearah merupakan kata depan. Kata depan adalah kata yang menunjukkan keterangan. Penulisan kata depan yang tepat adalah dipisah dari kata yang mengikutinya. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah ke arah. Pemilihan kata ke arah sudah tepat karena sesuai dengan konteks kalimat sehingga tidak perlu diganti dengan kata ke atau arah. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan D.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
24.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- “bunker”
- bungker
- bunker
- “bungker”
Jawaban: D
Pembahasan:
Kata bunker merupakan istilah bahasa Inggris yang memiliki makna lubang perlindungan di bawah tanah. Penulisan istilah bahasa asing yang tepat adalah menggunakan huruf cetak miring. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah bunker. oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan D.
Subtopik: Penalaran Kebahasaan
25.
- TIDAK PERLU DIPERBAIKI
- coastal defense
- Coastal Defense
- “coastal defense”
- koastal defen
Jawaban: B
Pembahasan:
Kata coastal defense merupakan istilah bahasa Inggris yang memiliki makna pertahanan pesisir. Jadi, maksud dari “sebuah meriam coastal defense” adalah meriam yang digunakan untuk mempertahankan wilayah pesisir. Penulisan istilah bahasa Inggris yang tepat adalah ditulis menggunakan huruf cetak miring. Dengan demikian, penulisan yang tepat adalah coastal defense. Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
Nah, itulah beberapa kumpulan latihan soal UTBK TPS Pemahaman Bacaan yang bisa kamu jadikan bahan belajarmu untuk persiapan UTBK SBMPTN 2022 mendatang. Mau dapat persiapan ekstra untuk UTBK? Kamu bisa bergabung di dalam #PelatnasUTBK! Dapatkan program harian yang dirancang khusus oleh tim Ruangguru untuk membantu persiapanmu. Tidak hanya materi pelajaran, #PelatnasUTBK juga akan memberikan pelatihan kesiapan mental, sehingga fisik dan mentalmu lebih siap dan optimal. Daftar dengan klik di bawah ini ya.
Yuk, berlatih lebih banyak soal lagi dengan ikut tryout UTBK di ruanguji. Psst, soal-soal dan sistem penilaiannya sama seperti UTBK aslinya, lho! Yakin nggak mau cobain?