Konflik Politik di Era Digital | Sosiologi Kelas 11
Pernah nggak kalian melihat negara-negara yang saling menunjukkan teknologi militernya seperti nuklir? Tindakan tersebut dikategorikan sebagai konflik, lho. Hmm.. bukankah konflik itu harus berperang dan angkat senjata ya? Kenyataannya, tidak hanya konflik fisik yang kerap terjadi, tapi juga ada konflik dalam bentuk mental. Artinya, tiap-tiap negara saling menunjukkan kemampuan agar bisa disegani. Nah, dalam konflik teknologi militer adalah salah satu contoh yang memuat unsur politik. Di Indonesia, hal ini pun sering terjadi. Bedanya, konflik politik di negara kita cenderung terlihat saat pertemuan langsung maupun di dunia maya. Mari simak materi lengkapnya!
Teknologi militer milik Korea Utara (sumber: dailynewsegypt.com)
Di era digital saat ini, konflik politik yang awalnya terjadi pada bentrokan antarkampanye perlahan-lahan mulai memanfaatkan teknologi (media sosial) untuk menjatuhkan lawan politik. Sebagai contoh, konflik yang terjadi saat pertemuan anggota DPR untuk membahas hak angket KPK, dan saat pengambilan keputusan mengenai usulan angket pada 20 Juli 2017 lalu. Para fraksi Gerindra melakukan walk out dari sidang paripurna karena keputusan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dianggap menyalahi aturan. Fahri Hamzah saat itu mengetuk palu tanda setuju, padahal belum semua fraksi menyatakan pendapatnya.
Beberapa anggota fraksi walk out saat sidang paripurna, bukti adanya konflik politik. (sumber: viva.co.id)
Kemudian, dari segi pemanfaatan teknologi seperti media sosial, ada juga sindikat penyebar hoax di internet, yang baru-baru ini diamankan oleh kepolisian. Diprediksi ada beberapa kelompok di media sosial yang tidak akan menghentikan penyebaran hoax, meskipun beberapa anggotanya sudah ditangkap. Menurut para pengamat, kelompok seperti ini akan terus bermunculan, terutama menjelang pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018, dan pemilihan umum 2019. Kabar palsu di internet kini menjadi alat untuk saling menjatuhkan para kandidat politik.
Yep, ternyata konflik tidak hanya berupa kekerasan kasat mata saja ya, RG Squad. Saat ini, konflik mulai memasuki dunia digital. Hati-hati RG Squad, jangan sampai kamu ikut menyebarkan kabar atau opini yang bersifat negatif juga ya! Semoga para politikus Indonesia juga dapat bersaing dengan sehat untuk membawa perubahan Indonesia ke arah jauh lebih baik.
Bagi kamu yang ingin mendalami isu-isu sosiologi bersama ahlinya, tonton video belajar beranimasi di ruangbelajar aja. Pembahasannya asyik dan mudah dipahami.