Hari Kesehatan Mental: Peran Psikologi Klinis untuk Bantu Masalah Kesehatan Mental
Artikel ini memberikan penjelasan tentang kesehatan mental di Indonesia serta peran psikologi klinis untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan mental
—
Masih banyak orang yang memandang masalah kesehatan mental dengan sebelah mata. Padahal, kesehatan mental atau jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika tidak ditangani dengan baik, sekecil apapun gangguan kejiwaan atau psikologi yang diderita seseorang juga dapat mengancam kehidupannya.
Hasil Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 seperti yang dikutip dari depkes.co.id, menunjukkan bahwa prevalensi atau jumlah rumah tangga dengan anggota yang menderita skizofrenia/psikosis adalah sebesar 7/1000 dengan cakupan pengobatan 84,9%. Sedangkan, prevalensi gangguan mental emosional pada remaja berumur >15 tahun sebesar 9,8%. Angka ini pun meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu 6% atau sekitar 14 juta jiwa. Sayangnya hanya sedikit orang dengan depresi yang minum obat atau menjalani pengobatan medis.
Baca juga: 9 Macam Gangguan Mental, Joker Termasuk yang Mana?
Jumlah tenaga ahli di bidang kesehatan mental dengan jumlah pasien masih timpang
Jumlah pasien yang harus ditangani tadi, tidak sebanding dengan tenaga ahli yang tersedia. Seperti yang dikutip dari tirto.id, menurut Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), wadah berkumpulnya profesional psikologi (sarjana psikologi, magister psikologi, doktor psikologi, dan psikolog), jumlah anggotanya hingga Mei 2019 mencapai 11.500 orang.
Tenaga ahli di bidang kesehatan mental (Sumber: verywellmind.com)
Sementara itu, jumlah psikolog klinis bahkan tak sampai 10 persen dari angka tersebut. Menurut catatan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia, jumlah psikolog klinis yang telah terverifikasi per 5 Mei 2019 adalah 1.143 orang. Ketimpangan angka pasien dan tenaga ahli ini membuat biaya konsultasi psikolog relatif mahal.
Baca juga: Apa Bedanya Jurusan Psikologi Soshum (IPS) dan Psikologi Saintek (IPA)?
Tak hanya kekurangan tenaga psikolog klinis, tirto.id juga menjelaskan bahwa Indonesia hanya mempunyai 48 rumah sakit jiwa. Bahkan, lebih dari separuhnya terletak di 4 dari total 34 provinsi. Delapan provinsi tidak mempunyai rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak punya psikiater. Di seluruh Indonesia sendiri, hanya ada 600 hingga 800 psikiater.
Lebih dekat dengan Psikologi Klinis
Kamu ingin memperbaiki kondisi ini dengan menjadi salah satu tenaga ahli yang profesional? Ada beberapa profesi yang bisa kamu tekuni, seperti psikolog atau psikiater. Walaupun keduanya sama-sama menangani masalah kesehatan jiwa atau mental seseorang, faktanya psikolog dan psikiater itu berbeda, lho.
Baca juga: Jangan Samakan, Ini 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater
Psikologi Klinis (Sumber: medipeople.com.au)
Nah, bidang ilmu dalam psikologi yang berfokus pada usaha memahami dan menangani masalah-masalah psikologis seseorang adalah Psikologi Klinis. Menurut website resmi psikologi.ui.ac.id, psikologi klinis melibatkan konteks budaya dalam memahami aspek-aspek psikologis individu seperti kognitif, emosi dan perilaku.
Untuk menjadi seorang Psikolog Klinis, kamu harus menyelesaikan pendidikan Strata I atau S1 pada jurusan Ilmu Psikologi. Setelah lulus, kamu bisa mengikuti pendidikan Magister Psikologi Profesi atau S2 dengan mayoring Psikologi Klinis.
Seperti yang dilansir dari psikologi.ui.ac.id, beberapa area penelitian yang akan dipelajari di Psikologi Klinis antara lain:
- Mempelajari konsep manusia yang “sehat” dan “sakit”, terkait dengan kekuatan dan kerentanan psikologis yang dimiliki. Aspek-aspek yang menjadi fokus pembahasan meliputi kepribadian, emosi, intelektual, dan karakteristik lingkungan sosial
- Mengembangkan metode asesmen untuk dapat mengidentifikasi kekuatan, kerentanan, ataupun gangguan psikologis yang ada pada individu maupun komunitas
- Mengembangkan intervensi psikologis pada level individu dan komunitas, untuk pertumbuhan kapasitas diri atau pemulihan fungsi psikologis yang terhambat
Psikolog Klinis tidak meresepkan obat untuk menangani penyakit jiwa. Psikolog Klinis menggunakan cara-cara psikologis dalam praktiknya, seperti misalnya perilaku kognitif (cognitive-behavioral therapy, CBT) dan psikoanalitik.
Belajar Psikologi Klinis (Sumber: wcu.edu)
Perkembangan terbaru dalam psikologi klinis adalah dalam perspektif psikologi positif. Seperti yang dikutip dari fppsi.um.ac.id, dalam perspektif psikologi positif, penekanan psikologi klinis tidak hanya pada usaha-usaha perlakuan (intervensi) pasca terjadinya masalah kesehatan mental. Namun, tugas Psikolog Klinis masa kini lebih menekankan pada pencegahan masalah-masalah kesehatan mental serta edukasi pentingnya kesehatan mental positif dalam diri seseorang atau masyarakat.
Situasi kesehatan mental di Indonesia memang masih mengkhawatirkan. Kamu bisa lho membantu masalah ini dengan menjadi tenaga ahli yang dibutuhkan. Sebelum menjadi seorang Psikolog Klinis dengan menempuh program Magister, kamu harus memilih Ilmu Psikologi di jenjang S1. Mau diterima di jurusan Psikologi sesuai keinginanmu? Ayo, siapkan diri bersama dengan ruangbelajar.