Hari Kesehatan Jiwa: 9 Cara Menunjukkan Empati pada Curhatan Orang
“Ibuku terkena kanker.”
“Waktu SMA, aku mengalami pelecehan seksual.”
Pernah tidak keluarga, teman atau orang-orang terdekatmu menceritakan hal-hal seperti di atas kepadamu? Nah, dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa, ruangbaca mau memberikan beberapa alternatif respon yang bisa kamu lakukan ketika seseorang menceritakan rahasianya kepadamu.
Sebelumnya, tahukah kamu apa itu Hari Kesehatan Jiwa? Peringatan ini diharapkan agar kita dapat lebih peka dengan kesehatan mental. Bayangkan saja Squad, sekitar 20% anak-anak dan remaja di dunia mengalami gangguan atau masalah kejiwaan. Duh, sedih ya.
Seringkali kita merasa bingung bagaimana harus merespon ketika seseorang berani menceritakan kisah dan rahasianya mengenai masalah yang sedang dialaminya kepada kita, bisa jadi kita bingung karena ceritanya terlalu sensitif dan personal. Contohnya seperti cerita mengenai masalah keluarga, korban kekerasan, mental issue, dan lain sebagainya. Agar kita dapat lebih menunjukkan rasa empati kepada cerita orang lain, ada beberapa tips yang bisa kamu coba, Squad. Apa saja? Yuk, kita simak!
1. Apresiasi keberaniannya
Berikanlah apresiasi kepadanya (Sumber: giphy.com)
Buat sebagian besar orang, berani membagikan kisahnya ke orang lain pasti butuh pertimbangan yang berat dan panjang, dan hal ini pantas untuk diapresiasi. Kamu bisa mengatakan “Terima kasih ya sudah mau cerita hal ini ke aku.” atau “It must have been hard for you.”
2. Banggalah kepadanya
Masih berkaitan dengan poin pertama, ia sudah melawan ketakutannya, kebungkamannya, dan tidak semua orang berani melakukan hal tersebut. Pasti ia pernah merasa kesulitan dan tertekan karena tidak tahu harus meminta saran atau pertolongan dari siapa untuk masalahnya. Katakanlah padanya, “Hebat kamu, aku bangga sama kamu karena sudah berhasil menghadapi semua masalahmu seorang diri selama ini.”
3. Berikan pelukan
Pelukan memang selalu berhasil memberikan efek tenang. Peluklah atau genggam tangannya agar ia merasa lebih kuat karena kamu ada untuknya. Dukungan dari orang lain dapat membuatnya lebih semangat dan percaya diri untuk menghadapi masalah. Kamu bisa juga mengatakan “Kalo mau nangis nggak apa-apa” atau “I’m here, you are not alone.”
4. Jadi pendengar yang baik
Jadilah pendengar yang baik (Sumber: giphy.com)
Seseorang yang sedang merasa sedih atau depresi kadang hanya ingin didengarkan, ditemani, dan diperhatikan. Seringkali orang bercerita karena ingin didengarkan, di sinilah kamu perlu menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang mendengarkan dengan sungguh-sungguh, tanpa memotong perkataannya.
Baca juga: Ternyata, Kebiasaan Self-Diagnosis Itu Berbahaya, Lho!
5. Tahan komentar dan saranmu
Ketika mendengarkan ceritanya, mungkin kamu akan terpancing untuk segera memberi komentar atau saran. Eits, jangan terburu-buru mengungkapkan pendapatmu kepadanya. Tidak semua orang yang bercerita mengenai masalahnya itu butuh solusi, seperti poin yang sebelumnya. Bisa saja dia cuma butuh didengerin aja. Kalau kamu merasa harus ada yang perlu kamu sampaikan padanya, minta izinlah terlebih dahulu dengan bertanya, “Aku boleh kasih saran nggak?”
6. Tawarkan bantuan
Beritahu dan yakinkan mereka bahwa ada teman-teman atau orang lain yang bisa dimintai tolong, yang bisa menjadi emergency call dan akan selalu mendukung mereka apapun yang terjadi. Kamu bisa bilang, “I’m all ears, jangan ragu cerita ke aku ya.” atau “Ada yang bisa aku bantu? Jangan sungkan untuk menyampaikannya kepada aku ya.”
7. Jangan memaksa
Jangan memaksa (Sumber: giphy.com)
Jika ia bersedia mendengarkan saranmu, maka jangan memaksakan saranmu kepadanya. Ingat, yang punya masalah itu bukan kamu! Dia sudah mau mendengarkan pendapat atau saranmu saja sudah bagus, karena sulit lho bagi orang yang dirundung masalah untuk mau terbuka pada saran orang lain.
8. Tenang dan jangan terbawa emosi
Untuk kasus-kasus yang bersinggungan dengan hukum seperti kekerasan atau pelecehan, mungkin ketika mendengar ceritanya kamu akan terbawa emosi dan marah. Hal itu wajar, tapi jangan gegabah untuk main hakim sendiri. Bukan keputusanmu untuk mengambil tindakan. Memang ketika ada hal yang salah, apalagi jika itu tindak kriminal, wajib dilaporkan. Namun hal itu harus kamu diskusikan dahulu kepadanya.
9. Sarankan pihak ketiga
Ketika kamu tahu kamu sudah nggak bisa membantunya atau masalah yang dialaminya membutuhkan bantuan orang yang lebih profesional, beritahu mereka mengenai pihak lain yang mungkin bisa bantu. Psikolog, psikiater, Lembaga Bantuan Hukum (LBH), support group, dan lain-lain. Dengan kalimat yang baik tentunya dan tidak memaksa agar ia dapat menerima saranmu dengan baik.
Nah itu dia, Squad, sembilan hal yang bisa kamu lakukan untuk merespon seseorang yang menceritakan rahasianya kepadamu. Tapi sembilan poin di atas adalah generalisasi. Tidak semua kejadian akan sama sehingga cara penanganannya tidak bisa disamakan dengan sembilan poin di atas. Pada saat itulah kamu perlu kritis dalam bersikap empati dan mengatakan hal yang tepat agar tidak menyakiti perasaannya. Semoga artikel ini bisa membantu!
Cara ini juga dapat kamu terapkan saat mengalami masalah dalam belajar, lho. Mau ditemani belajar bersama teman-teman dan tutor yang siap membantu kamu? Cobain Brain Academy Online, yuk!