Mengenal Hipertensi & Hipotensi, Manakah yang Lebih Bahaya? | Biologi Kelas 8
Artikel Biologi kelas 8 ini membahas tentang gangguan sistem peredaran darah manusia ada dua, yaitu hipertensi dan hipotensi. Apa beda keduanya? Manakah yang lebih berbahaya?
—
Teman-teman, udah pada tahu kan apa itu pembuluh darah? Tugas pembuluh darah cukup berat ya, karena pekerjaannya nonstop menyalurkan darah dari jantung ke seluruh tubuh sepanjang hidup kita. Saking nonstopnya, terkadang pembuluh darah bisa rawan terjadi kelainan, seperti kelainan darah tinggi dan darah rendah.
Apaan tuh darah tinggi dan darah rendah?? Udah kayak dataran geografi aja. Namanya emang mirip sih, tapi artinya beda yaa.
Darah tinggi atau hipertensi dan darah rendah atau hipotensi adalah kelainan yang terjadi di pembuluh darah kita. Dua kelainan ini membahayakan dan bisa terjadi tergantung kondisi kesehatan masing-masing.
Kenapa berbahaya? Karena hipertensi dan hipotensi menyerang pembuluh darah yang lokasinya tersebar di seluruh tubuh kita, dari kepala sampai kaki. Kebayang kan, sebagaimana bahayanya kalau kelainan darah tinggi dan rendah terjadi.
Mau tahu lebih lanjut tentang kedua kelainan darah ini? Yuk, baca lebih lanjut!
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Apa itu hipertensi? Darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah yang cukup tinggi di pembuluh darah arteri. Tekanan yang dimaksud adalah kekuatan aliran darah yang mengalir di pembuluh darah. Tekanannya harus diperhatikan loh, karena kalau terlalu tinggi bisa merembet ke organ-organ penting lainnya seperti jantung dan otak.
Bahkan ada satu julukan yang dipakai untuk kelainan ini, yaitu “silent killer”. Arti dari julukan ini adalah pembunuh diam-diam. Hipertensi bisa menjadi silent killer, karena nantinya akan berkembang menjadi beberapa penyakit mematikan seperti serangan jantung dan stroke.
Hii, serem banget sih. Kok bisa ya?
Iya, karena hipertensi menyerang ke salah satu pembuluh darah yang punya peran paling penting, yaitu arteri. Fungsi arteri adalah menyebarkan darah berisi oksigen dan nutrisi yang dipompa dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding arteri ini sifatnya lebih elastis dibandingkan pembuluh darah lainnya. Jadi kalau tekanan darahnya semakin tinggi, dinding akan semakin melebar/meregang.
Semakin dinding arteri melebar, maka semakin rawan pula terbentuk plak (tumpukan lemak) di sekitar dinding tersebut yang bisa menyumbat aliran darah. Hal ini bikin sirkulasi darah tersumbat dan nggak bisa berfungsi semestinya karena jalurnya terhalang. Penyumbatan oleh plak ini biasa dikenal dengan serangan jantung.
Baca Juga: Apa Saja Jenis-Jenis Sistem Peredarah Darah Manusia?
Hampir mirip dengan serangan jantung, stroke terjadi juga karena tersumbatnya dan terhalangnya pembuluh darah, tapi lokasinya di otak. Penyumbatan ini lah yang menyebabkan tekanan darah semakin tinggi. Semakin tinggi tekanannya, maka semakin sedikit darah yang bisa mengalir ke otak. Kalau sudah parah banget, penyumbatannya bisa bikin pembuluh darahnya pecah. Akhirnya terjadi pendarahan di otak dan sel otak bisa mati. Sebenarnya penyebab stroke itu ada banyak, tapi salah satu penyebab yang paling umum adalah hipertensi.
Alat tensimeter untuk mengecek tekanan darah. (Sumber: hellosehat.com)
Terus, gimana caranya supaya tahu kita punya hipertensi atau nggak? Caranya adalah dengan mengecek tekanan darah kita. Tekanan darah bisa dicek dengan alat yang namanya tensimeter. Alat ini fungsinya mengukur seberapa kuat jantung memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh kita. Saat mengecek tensi, akan muncul angka yang menunjukkan berapa tekanan darah kita. Tekanan darah yang normal adalah 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg.
Selain mengukur dari tensimeter, kita juga bisa tahu punya hipertensi atau nggak dari tanda-tanda yang muncul seperti nyeri dada, sesak napas, aritmia (irama jantung tidak teratur), lemas, sakit kepala, urin yang berdarah, dan penglihatan bermasalah.
Terus, gimana caranya supaya terhindar dari hipertensi? Ya hindarilah faktor-faktor pemicunya. Tapi kalau udah terlanjur kena hipertensi, masih ada cara untuk mengantisipasinya kok.
Baca Juga: Mengenal Komponen Penyusun Darah dan Fungsinya dalam Tubuh
Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Kebalikannya dari hipertensi adalah hipotensi. Apa yang dimaksud dari hipotensi? Hipotensi adalah penurunan tekanan darah yang drastis. Tanda hipotensi adalah jika tekanan darahnya di bawah normal yaitu kurang dari 90/60 mmHg. Yang terjadi saat hipotensi adalah berkurangnya volume darah yang seharusnya bersirkulasi di pembuluh darah. Padahal, darah yang dipompa dari jantung itu mengandung oksigen dan nutrisi yang kaya. Darah tersebut mengalir ke otak, ginjal, dan organ penting dalam tubuh lainnya.
Jadi, bisa bayangin kan, gimana kalau darah itu nggak disebarin ke dalam tubuh kita? Organ-organ yang penting nggak akan mampu berfungsi dengan baik, contohnya otak.
Sel dalam otak butuh oksigen yang cukup untuk bekerja. Kalau otak kekurangan oksigen, yang akan kita rasakan adalah kepala pusing. Pusing bisa membahayakan kalau pusingnya benar-benar luar biasa. Gejala lainnya adalah badan terasa lemas, nafas pendek, dan bahkan pingsan.
Bahaya banget kan tuh. Makanya, jangan sampai kena hipotensi ya. Hipotensi bisa dicegah dengan banyak minum air putih dan makan dengan porsi kecil tapi sering (beberapa kali).
Apa yang menyebabkan hipotensi? Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hipotensi. Biasanya hipotensi nggak terlalu bahaya gejalanya. Tapi kalau gejalanya dibiarin terlalu lama, tetap aja bahaya. Untuk mencegah hipotensi adalah dengan menjauhi faktor-faktor penyebabnya juga menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi
Nah, udah cukup jelas belum penjelasan tentang kelainan darah tinggi (hipertensi) dan darah rendah (hipotensi)? Kalau ditanya lebih bahaya mana, keduanya sama-sama bahaya dan mengancam nyawa. Pokoknya jangan sampai sakit dari dua kelainan ini yaa. Berikut ini perbedaan hipertensi dan hipotensi:
Baca Juga: Macam-Macam Penyakit dan Kelainan Sistem Peredaran Darah Manusia
Nah, sekarang kamu sudah paham kan bahwa hipertensi dan hipotensi adalah jenis gangguan sistem peredaran darah. Sebenarnya, selain hipertensi dan hipotensi, masih ada banyak jenis kelainan sistem peredaran darah lainnya. Kalian mau tahu apa aja? Yuk, gabung di ruangbelajar! Di sana kalian bisa belajar dengan video animasi yang menarik supaya kamu bisa lebih paham.
Referensi:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP/MTS Edisi Revisi 2017. Jakarta: Balitbang Kemendikbud
Sumber Foto:
Foto ‘Tensimeter untuk cek tekanan darah’ [daring], Tautan: https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/komplikasi-hipertensi/#gref