Mengenal Ovulasi, Fase dalam Siklus Menstruasi | Biologi Kelas 11
Ovulasi adalah salah satu fase yang terjadi pada siklus menstruasi. Apa saja tanda-tandanya? Apakah masa subur sama dengan ovulasi? Yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel Biologi kelas 11 ini!
—
Girlsss, untuk kamu yang perempuan, apakah sudah pernah merasakan menstruasi? Pada umurmu yang sudah menginjak remaja, menstruasi merupakan hal yang lazim dialami oleh setiap perempuan. B
iasanya menjelang menstruasi, ada gejala yang disebut dengan Pre-Menstruation Syndrome (PMS). Hayo, siapa yang merasa sebal kalau sedang terserang PMS? Eh, tapi sebelum kamu berpikir yang aneh-aneh tentang menstruasi, kita kenalan lebih lanjut, yuk! Menstruasi itu berkaitan dengan ovulasi (proses yang terjadi dalam siklus menstruasi perempuan), lho. Yuk, simak informasinya di artikel ini!
Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dari uterus (rahim) yang disertai pelepasan endometrium (lapisan terdalam rahim). Menstruasi terjadi jika ovum (sel telur) tidak dibuahi oleh sperma. Nah, oleh karena itu, perempuan yang sedang hamil tidak mengalami menstruasi, karena ovumnya sudah dibuahi oleh sperma.
Sementara itu, ovulasi adalah peristiwa pelepasan ovum berupa oosit sekunder (sel yang berukuran besar) dari ovarium (indung telur). Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (1/2 n) menstruasi. Untuk periode/siklus (n)= 28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi.
Ovulasi berkaitan dengan adanya interaksi antara hipotalamus dan ovarium. Interaksi tersebut akan menghasilkan 4 fase menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi dan fase pasca-ovulasi.
Baca Juga: Kenapa Perempuan yang Sudah Menstruasi Bisa Hamil?
Empat Fase Menstruasi
Fase menstruasi dibagi menjadi 4. Pertama adalah fase menstruasi itu sendiri, lalu fase pra-ovulasi, fase ovulasi, dan fase pasca-ovulasi. Apa yang terjadi di masing-masing fase pada tubuh perempuan?
(Sumber: tribunnews.com)
1. Fase Menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum (massa jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium).
Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh, sehingga dindingnya juga menjadi menipis. Karena dinding endometrium banyak mengandung pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak 50ml.
2. Fase Pra-Ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nukleus) mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan (follicle stimulating hormone) FSH.
Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graff dengan ovum di dalamnya.
Baca Juga: Fertilisasi, Kehamilan, & Persalinan bagi Remaja
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepas hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium.
Proses pembentukan kembali tersebut disebut dengan proliferasi. Tahukah kamu, peningkatan estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir tersebut berfungsi untuk menetralkan sifat asam basa serviks agar lebih menyesuaikan lingkungan hidup sperma yang ideal.
3. Fase ovulasi
Ovulasi adalah fase di mana terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan terjadinya hambatan terhadap pelepasan lanjutan FSH dari hipofisis.
Turunnya konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan (luteinizing hormone) LH yang merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff. Kondisi tersebut disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graff dan siap dibuahi oleh sperma. Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Apa saja tanda-tanda ovulasi? Perubahan dalam tubuh yang menandakan kamu sendang beradai di fase ovulasi adalah cairan yang keluar dari serviks atau lendir serviks berwarna bening seperti putih telur.
Lendir serviks ini akan membantu sperma untuk berenang dalam rahim dan bertemu sel telur. Nah, selain itu, tanda lainnya adalah perubahan suhu basal tubuh menjadi antara 35,5—36,6°Celsius, payudara terasa nyeri, dan posisi leher rahim berubah menjadi lebih rendah.
Baca Juga: Pengertian dan Metode dalam Keluarga Berencana (KB)
4. Fase Pasca-Ovulasi
Pasca ovulasi adalah fase terakhir dalam fase menstruasi. Pada fase ini, folikel de Graff yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum dan tetap memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Meskipun korpus luteum memproduksi estrogen, tetapi estrogen yang diproduksi tidak sebanyak yang diproduksi oleh folikel de Graff.
Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut berguna untuk menyiapkan implantasi zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menua berubah menjadi korpus albikan sehingga tidak menghasilkan hormon lagi. Korpus albikan ini memiliki kemampuan produksi hormon estrogen dan progesteron yang rendah, oleh karena itu konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun.
Ternyata proses menstruasi tidak sesederhana yang dipikirkan selama ini, ya! Ovulasi adalah salah satu fase dalam menstruasi. Meskipun tidak sederhana, tapi jangan lupa untuk terus kamu ingat supaya semakin paham. Siapa tahu bisa mengurangi rasa kesal dan sifat emosionalmu ketika sedang PMS.
Jika kamu mau belajar lebih lanjut mengenai materi ini Yuk, cari tahu lebih dalam di ruangbelajar!
Referensi:
Irnaningtyas & Istiadi, Yossi. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber Foto:
Foto ‘Siapa yang Suka Sakit Perut Kalau Lagi PMS?’ [daring], Tautan: https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2700663/haid-berkepanjangan-waspada-penyakit-kandungan
Foto ‘Empat Fase Menstruasi’ [daring], Tautan: https://jabar.tribunnews.com/2015/10/07/jangan-asal-asalan-begini-cara-menghitung-masa-subur-wanita