#CeritaGuru: Letter of Hope
Kita jadi bisa menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu dari siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
( Lagu : Jasamu Guru )
Bu Sri Haryanti (Sumber: dok. pribadi)
Lirik lagu di atas sangat menginspirasi dan memotivasi diri saya selaku guru supaya senantiasa bisa memberikan beraneka bidang ilmu, membimbing siswa siswi supaya pintar dan pandai, dan mampu menjadi penerang dalam gulita melalui kecerdasan yang mendidik serta pribadi yang santun. Di tengah kemajuan IPTEK sekarang ini, tentunya guru tidak cukup hanya memiliki motivasi yang tinggi namun tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Akses internet yang mudah diperoleh oleh siswa untuk mendapatkan ilmu jangan sampai menjadikan guru tidak ternilai atau disepelekan oleh siswa siswinya. Hal ini yang mendorong saya untuk terus selalu berkembang, mencari referensi dari berbagai macam media, menciptakan pembelajaran yang kreatif, edukatif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga nilai guru tidak akan terlindas oleh kemajuan zaman.
Ibu Sri menggunakan aplikasi Kahoot di kelas (Sumber: dok. pribadi)
Memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk pembelajaran pada zaman sekarang sangatlah perlu. Misalnya saja pada akhir pembelajaran kita bisa melakukan evaluasi sekaligus refleksi terhadap pembelajaran yang telah kita lakukan dengan bermain Kahoot yang tentu saja isinya adalah seputar pertanyaan dalam materi yang telah dipelajari siswa. Siswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan permainan tersebut tanpa mereka sadari bahwa sebetulnya mereka bermain sambil belajar.
Berdasarkan motivasi yang telah saya uraikan di atas, saya memiliki 3 harapan yaitu harapan terhadap diri sendiri, harapan terhadap siswa, dan harapan akan pendidikan Indonesia di masa yang akan datang. Harapan terhadap diri sendiri adalah semoga saya bisa selalu memiliki ide-ide yang baru dan cemerlang untuk membuat murid saya senang dan semangat belajar dengan cara dan gaya mengajar yang kreatif, edukatif, menggabungkan cara konvensional dan modern dan tentunya berbeda dengan yang lain karena BEDA ITU KEREN.
Suasana Ibu Sri dan para siswanya saat belajar di kelas (Sumber: dok. pribadi)
Harapan yang kedua adalah harapan terhadap siswa. Saya berharap siswa siswi saya merasa senang, nyaman dalam belajar dan mudah memahami materi-materi pembelajaran dengan aktif dalam pembelajaran, mampu menuangkan ide-ide mereka dan tidak takut “ SALAH “ karena salah adalah bagian dari belajar. Selain itu saya berharap mereka dapat memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk mengakses berbagai macam informasi yang berhubungan dengan pembelajaran sehingga mereka tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Sebagai contoh mereka dapat mengakses video pembelajaran pada aplikasi RUANGGURU sehingga akan memperkaya pengetahuan mereka sendiri.
Keakraban bu Sri dan para siswanya (Sumber: dok. pribadi)
Harapan yang terakhir adalah harapan akan pendidikan Indonesia di masa yang akan datang . Saya berharap pendidikan di Indonesia mampu menerapkan pembelajaran era digital namun tidak meninggalkan fungsi guru sebagaimana mestinya. Fungsi guru beralih hanya sebagai pembimbing, fasilitator, dan katalisator. Alangkah majunya pendidikan kita apabila dalam suatu kelas siswa aktif mencari referensi belajar mereka tidak hanya dari buku yang dimiliki oleh sekolah melainkan dari mengakses internet dan berbagai macam aplikasi yang mendukung. Selain itu hendaknya buku dibuat serba digital sehingga memudahkan siswa mengakses dalam kondisi apapun, di manapun, dan kapan pun.
Keberhasilan pendidikan jangan hanya dinilai dari hasil akhirnya saja namun perhatikan juga proses siswa dalam memperoleh ilmu. Siswa yang tadinya belum bisa perkalian dasar, setelah diberikan berbagai macam metode sehingga mereka pada akhirnya bisa perkalian dasar itulah sebetulnya yang disebut BERHASIL.