Sharenting: Posting Foto Anak di Media Sosial, Bolehkah?
Apakah Anda suka memposting foto atau video anak Anda di media sosial? Sebenarnya, hal tersebut diperbolehkan atau tidak, ya? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
—
Media sosial bukanlah hal asing bagi orang tua zaman now. Tidak hanya sebagai sarana bersosialisasi, media sosial menjadi album mini online bagi orang tua untuk memposting berbagai kegiatannya, misalnya lagi bekerja, travelling, atau sekedar makan-makan. Tidak sedikit orang tua juga memposting segala kegiatan anaknya. Lagi makan, cekrek. Lagi sekolah, cekrek. Lagi jalan-jalan, cekrek. Kegiatan macam ini disebut sebagai sharenting.
Tapi tahukah Anda? Mengunggah atau posting sembarangan foto anak di media sosial bisa membahayakan anak, lho!
Orang tua sedang mengabadikan momen anaknya (Sumber: sbs.com.au)
Tidak dipungkiri, mengabadikan momen anak kemudian mengunggahnya di media sosial memang mengundang like dan komentar. Apalagi kalau fotonya menyangkut kegiatan anak di sekolah, kesehatan anak, atau hanya sekedar foto di tempat yang instagramable. Tidak hanya itu, membagikan berbagai hal seputar anak bisa jadi penghubung Anda dengan orang tua lainnya untuk berbagi informasi seputar anak.
Namun di sisi lain, memposting foto anak tanpa persetujuan anak sama saja dengan melanggar hak privasinya. Meskipun masih kecil, seorang anak tetap memiliki hak yang sama dengan orang dewasa atas hak privasinya. Ia hanya belum memahami betapa pentingnya hak privasi atas dirinya. Sehingga dibutuhkan kebijakan dari orang tua mengenai hal ini.
Misalnya, Anda memposting foto anak Anda di sekolah sedang memakai seragam dengan atribut lengkap. Tidak lupa Anda sertakan lokasi sekolahnya. Sorenya, Anda posting lagi anak Anda sedang berada di tempat les, lengkap dengan lokasinya juga.
Baca juga: Cara Menjawab Pertanyaan Sulit Anak
Dengan segala kecanggihan teknologi, informasi terkait anak Anda bisa diketahui para predator anak. Misalnya ia sekolah dimana, kelas berapa, jam berapa pulang sekolah, berangkat les jam berapa, biasa menunggu dijemput dimana, atau kebiasaan-kebiasaan anak lainnya. Semua informasi ini dapat dimanfaatkan para predator anak untuk mengambil keuntungan, tapi justru membahayan bagi anak.
Terbukti, dilansir dari Huffingtonpost, sebanyak 50 persen foto anak-anak yang “dipamerkan” di situs pedofilia diambil dari akun media sosial orangtua. Lantas, bolehkan sembarang posting foto anak di media sosial?
Berikut 5 pertanyaan yang harus ditanyakan ke diri Anda sebagai orang tua sebelum memposting foto anak di media sosial:
1. Mengapa aku posting?
Tentukan alasan Anda memposting foto anak di social media Anda, apakah hanya sekedar iseng atau sebagai wadah pertukaran informasi seputar anak? Anda harus memiliki alasan yang bagus sebelum mempostingnya. Karena tidak ada sesuatu yang online yang benar-benar private, meskipun Anda menggunakan pengaturan privasi. Sekalipun Anda menghapusnya, bukan berarti foto yang Anda posting benar-benar hilang, lho!
2. Apakah aku mau hal ini dishare oleh orang lain?
Coba posisikan diri Anda sebagai anak Anda. Misal Anda sedang sakit, lalu foto Anda yang sedang terbaring lemah, dengan muka pucat, dan tampak tidak oke saat di foto, diposting oleh orang lain? Rasanya bagaimana? Agak kesal, bukan? Begitu juga kemungkinan yang terjadi jika hal tersebut terjadi pada anak Anda. Jadi, sebelum Anda memposting sesuatu tentang anak Anda posisikanlah diri Anda sebagai anak. Disarankan juga, minta persetujuan anak sebelum Anda memposting tentang dirinya.
Orang tua mengakses media sosial (Sumber: eClincher)
Baca juga: Kapan Sebaiknya Anak Dikenalkan pada Buku?
3. Apakah anakku akan malu jika aku mempostingnya?
Terkadang, orang tua tak sengaja atau dengan sengaja memoto momen yang memperlihatkan postur tubuh atau bagian tubuh anak secara jelas. Misalnya, saat anak sedang di kolam renang atau sedang mandi. Meskipun anak masih kecil, bukanlah hal yang bijak untuk memposting hal-hal yang memuat identitas atau informasi detil anak, apalagi terkait dengan tubuhnya. Takutnya hal ini akan dimanfaatkan orang jahat untuk hal-hal buruk.
4. Siapa saja yang boleh melihat post tentang anakku?
Sebagai orang tua, Anda harus memilah-milah siapa saja orang yang boleh melihat foto anak Anda. Meskipun tidak sepenuhnya akurat, karena bisa saja orang mengcapture lalu mengirimkan dari satu orang ke yang lainnya, tidak ada yang salah dengan mengubah pengaturan privasi akun media sosial Anda. Tujuannya apa? Untuk memastikan foto anak Anda hanya bisa dilihat oleh keluarga dan orang-orang yang Anda kenal saja.
5. Apakah hal ini baik dijadikan sebagai rekam digital anakku?
Meskipun tidak memalukan atau tidak merugikan bagi Anda, pikirkan apakah ini baik untuk rekam digital anak? Karena apapun yang terposting secara digital akan tersimpan secara digital pula. Tidak akan benar-benar hilang meski Anda menghapusnya. Jangan sampai, apa yang Anda posting akan merugikan anak Anda di masa depan. Karena saat ini saja tidak sedikit perusahaan yang ingin mengetahui sisi lain dari kandidatnya dari rekam digitalnya.
Baca juga: 5 Dampak Orang Tua Selalu Bermain Gadget Saat Bersama Anak
Nah, kalau sudah mengetahui berbagai hal di atas, cobalah untuk berdiskusi dengan pasangan, keluarga, dan orang-orang terdekat Anda mengenai hal ini. Jangan lupa libatkan anak Anda agar sama-sama mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diposting di media sosial.
Jangan hanya asyik bermedia sosial, yuk ajak anak Anda belajar dengan video beranimasi di ruangbelajar. Selain videonya menarik, terdapat berbagai latihan soal dan infografis menarik dari berbagai mata pelajaran.
Sumber foto:
Foto ‘Ibu Memfoto Anaknya’ [Daring]. Tautan: https://www.sbs.com.au/topics/voices/family/article/2019/06/03/sharenting-risks-sharing-pics-your-kids-online (Diakses pada 17 Oktober 2021).