Yuk, Kenali Perbedaan Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) di SBMPTN
Artikel ini memberikan informasi terkait perbedaan antara Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) di SBMPTN
—
Sebelumnya kita telah membahas salah satu ketentuan baru dari SBMPTN 2019 yaitu jenis soal HOTS. Selain itu, perubahan lain yang harus kamu ketahui adalah materi tes yang akan diujikan. Jika pada tahun sebelumnya ujian terdiri dari TKPA (Tes Kemampuan dan Potensi Akademik) dan TKD (Tes Kemampuan Dasar), pada tahun 2019 mendatang ujian akan terdiri dari TPS (Tes Potensi Skolastik) dan TKA (Tes Kompetensi Akademik). Lalu, apa ya perbedaan soal TPS dan TKA?
TKA (Tes Kompetensi Akademik)
Untuk TKA, yang akan diujikan adalah materi-materi rumpun Saintek dan Soshum. Tes TKA ini akan mengukur pengetahuan kamu pada materi yang diajarkan di sekolah dan yang dibutuhkan saat mengikuti program studi yang dipilih. Pada soal TKA nanti, kamu akan dihadapkan dengan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Berbeda dengan soal TKA yang sudah cukup dipahami oleh para calon mahasiswa, masih banyak yang bingung akan soal TPS. Tes Potensi Skolastik sebenarnya bertujuan untuk melihat bagaimana kemampuan dasar kamu dalam menjalani perkuliahan.
(Sumber: surgentcpareview.com)
TPS (Tes Potensi Skolastik)
TPS atau Tes Potensi Skolastik adalah tes yang digunakan untuk mengukur potensi yang ada pada diri yang bersangkutan. Dalam tes ini, calon mahasiswa akan diukur pada kemampuan kognitif, logika atau nalar dan pemahaman umum. Tes ini dapat mengetahui apakah seseorang mempunyai potensi untuk masuk ke perguruan tinggi, disamping kemampuan akademik.
Prof. Intan Ahmad, Ph.D., Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, menjelaskan jika TKA adalah kompetensi yang ditentukan oleh level dan kecanggihan masing-masing SMA, berbeda dengan TPS yang akan menilai potensi calon mahasiswa secara pribadi.
“TKA ‘kan kompetensi akademik yang dimiliki siswa. Jadi bisa saja kompetensi satu sekolah dalam akademiknya bisa bagus sekali dibandingkan sekolah yang lain. Nah dalam TPS, jika seorang anak memiliki potensi yang bagus, walaupaun SMA-nya tidak begitu bagus, dia juga berpeluang untuk bisa terjaring. Jadi, diharapkan dengan sistem yang baru ini di SBMPTN 2019 mendatang, proses seleksi menjadi lebih objektif atau lebih adil,” ungkap Prof. Intan pada kesempatan Ruangguru LIVE Spesial SBMPTN lalu.
(Sumber: zenefits.com)
Psst, ada informasi tambahan juga nih untuk kamu Squad. Pada SBMPTN 2019 tidak ada lagi pengurangan nilai seperti SBMPTN sebelumnya. Nilai yang akan diperhitungkan adalah jawaban yang benar saja. So, sebaiknya kerjakan saja semua soal karena tidak ada pengurangan nilai.
Perbaikan baru lainnya dari sistem SBMPTN 2019 adalah setelah kamu selesai mengikuti tes yang pertama, nantinya kamu akan mendapatkan nilai dan juga sub-score. Apa tuh sub-score? Sub-score akan memperlihatkan analisis hasil nilai SBMPTN kamu, sehingga kamu bisa melihat di mata pelajaran apa nilai kamu masih perlu ditingkatkan. Jadi kamu masih bisa menyiapkan diri untuk mengikuti tes kedua. Kebijakan baru dua kali tes juga memungkinkan kamu memilih nilai tertinggi untuk didaftarkan ke universitas atau jurusan yang kamu inginkan.
Squad, perubahan atau kebijakan baru untuk SBMPTN 2019 ini tentunya dilakukan untuk memperbaiki sistem penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia. Diharapkan dengan adanya sistem baru ini, universitas dapat menjaring lebih banyak calon mahasiswa yang berkualitas dan kamu juga bisa memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima di universitas impian.
Ayo, belajar SBMPTN mulai dari sekarang dengan ruangbelajar. Lihat video pembahasan soal dan latihannya untuk mantapkan persiapanmu!