Latar Belakang Terjadinya Perang Palestina dengan Israel | Sejarah Kelas 12
Artikel ini membahas tentang sejarah dan latar belakang terjadinya perang Palestina dengan Israel. Selain itu, artikel ini juga membahas peran Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
—
Seorang wanita muda asal Palestina, relawan tenaga medis yang berjiwa mulia, harus meregang nyawa saat berusaha mengobati pejuang Palestina yang terluka. Wanita itu bernama Razan Al-Najjar, masih berusia 21 tahun dan tentunya memiliki mimpi bahwa suatu saat, tanah kelahirannya itu menjadi tanah yang tenang dan aman. Bebas dari peperangan.
Namun sayang, sebelum mimpinya itu terwujud, Ia harus tewas di tangan tentara Israel. Ia berusaha mengangkat tangan pada saat itu, namun, selongsong peluru yang berasal dari senapan tentara Israel berhasil menembus dadanya. Najjar sempat berusaha diselamatkan oleh anggota-anggota medis yang saat itu berada di lokasi. Akan tetapi, semua usaha penyelamatan tidak berhasil. Najjar pun gugur dalam keberanian dan kemuliaan. Dunia pun marah saat itu juga.
Razan Al-Najjar bukanlah satu-satunya. Ribuan anak Palestina tak berdosa pun harus kehilangan nyawa. Ya! Semua itu karena perang yang terjadi antara Palestina dan Israel. Setiap harinya, rakyat Palestina hidup dalam teror. Untuk sekedar makan, ibadah, bahkan tidur, mereka harus tetap siaga dan terjaga. Kamu bisa bayangkan kan bagaimana rasanya hidup dalam situasi peperangan?
Perang yang terjadi antara Palestina dan Israel ini sudah terjadi sejak lama. Najjar adalah satu di antara ribuan manusia yang tewas dalam perang itu. Lalu, kenapa perang itu harus terjadi? Apa yang membuatnya tidak pernah bisa diselesaikan?
Masalah Palestina merupakan sengketa akibat pendudukan yang dilakukan oleh Israel di wilayah Palestina. Masalah ini bermula dari munculnya gerakan Zionisme yang dipelopori oleh Theodor Herzl pada 1895. Herzl merupakan ketua komunitas Yahudi yang berada di Inggris.
Zionisme adalah suatu paham dan juga gerakan yang bersifat politis, rasial, dan ekstrim. Tujuannya adalah menegakkan negara khusus bagi bangsa Yahudi. Akan tetapi, tidak semua orang Yahudi tergabung ke dalam gerakan Zionis lho ya.
Pada saat itu pemerintah Inggris meminta dukungan kepada Herzl untuk mendukung Inggris selama Perang Dunia I berlangsung. Herzl pun memiliki syarat. Ia meminta pemerintah Inggris untuk mendukungnya membangun sebuah negara. Inggris pun setuju untuk mendukungnya. Hingga kemudian pada tanggal 2 November 1917 tercipta sebuah perjanjain yang bernama Belfour Declaration.
Perjanjian yang tercipta itu ternyata ditentang oleh bangsa Arab Palestina, karena mereka tidak dilibatkan dalam perumusan perjanjian Belfour Declaration. Menanggapi hal itu, Inggris kemudian mempertemukan secara langsung komunitas Yahudi tadi dengan bangsa Palestina nih Squad. Nah, pertemuan itu akhirnya menghasilkan White Paper pada 20 Oktober 1930.
Kalau dilihat dari isi White Paper, sudah jelas dong pihak Palestina yang diuntungkan. Kemudian pada tahun 1933, NAZI di bawah pimpinan Adolf Hitler menangkapi orang-orang Yahudi yang berada di Jerman. Alasannya karena orang Yahudi dianggap mengganggu keturunan bangsa Jerman. Akhirnya orang-orang Yahudi mulai bermigrasi ke Palestina untuk menghindari perburuan NAZI Jerman.
Kedatangan orang-orang Yahudi dalam jumlah besar ke Palestina, membuat rakyat Palestina marah. Apalagi, setelah Perang Dunia II, orang-orang Yahudi menjadi lebih leluasa masuk ke wilayah Palestina. Melihat hal itu, PBB akhirnya turun tangan dengan membentuk United Nations Special Commission on Palestina (UNSC).
Pada 29 November 1947, PBB memutuskan untuk membagi wilayah Palestina berdasarkan Resolusi PBB No. 181 (II). Wilayah Palestina yang sebelumnya adalah wilayah mandat Inggris dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagi kelompok Arab Palestina dan Yahudi.
Perang demi perang terus terjadi antara Palestina dengan Israel. Gerakan Zionisme ini tidak pernah berhenti. Mereka terus berusaha merebut tanah wilayah bangsa Palestina demi tujuan utamanya, yaitu berdirinya sebuah negara bagi kaum Yahudi. Sampai hari ini, wilayah Palestina yang amat luas itu terus berkurang akibat pendudukan yang dilakukan Israel hingga saat ini.
Baca juga: Konflik Timur Tengah: Perang Irak dan Iran
Lalu, di mana Indonesia? Apakah diam saja? Oh tentu tidak. Indonesia banyak melakukan usaha demi terciptanya perdamaian antar keduanya.
Hubungan antara bangsa Indonesia dengan Palestina sudah terjalin sebelum bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Seperti diadakannya Congres Al-Islam Indonesia pertama yang dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 26 Februari-1 Maret 1938.
Palestina mempunyai peran penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti memberikan dukungan atas janji kemerdekaan yang dicetuskan oleh Perdana Menteri Koiso. Selain Palestina, Indonesia juga turut aktif mendukung kemerdekaan Palestina. Jadi, sama-sama saling dukung ya.
Mulai dari masa kepemimpinan Presiden Soekarno sampai Joko Widodo, Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Mulai dari ketidaktersediaan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sampai mengirimkan dan menyediakan kebutuhan makanan dan kesehatan, serta berbagai bentuk dukungan lainnya.
Bagaimana Squad? Kebayangkan giamana menyeramkannya perang itu. Memakan banyak korban, hidup nggak tenang, nggak bisa makan enak, nggak bisa ngobrol asik sama temen, pokoknya serba nggak enak deh. Perang itu adalah salah satu kejahatan kemanusiaan Squad.
Terus caranya biar perangnya berhenti gimana? Ya dengan menjadi orang pintar dan juga cerdas. Sehingga kamu bisa bicara ke Dewan Keamanan PBB atau meminta dukungan ke berbagai negara untuk menyudahi perang, kemudian hidup damai. Kan asik kalau gitu.
Nah, supaya jadi pinter, kamu harus belajar. Bagaimana belajar efektif dan nggak ngebosenin? Ya belajar dengan video belajar beranimasi. Kamu bisa akses di ruangbelajar kalau itu Squad. Buruan daftar dan berlangganan ya.