Pendekatan & Objek Kajian Geografi beserta Contohnya | Geografi Kelas 10
Artikel Geografi Kelas 10 ini membahas tentang pendekatan dan objek studi geografi. Kira-kira, manakah yang paling penting?
—
Guys, dalam ilmu geografi, khususnya ketika akan melakukan penelitian, tentunya kamu butuh mengetahui secara menyeluruh mengenai permasalahan ang sedang dikaji.
Caranya gimana tuh? Caranya adalah dengan mengetahui pendekatan geografi dan objek studi geografi. Biar kamu makin paham, yuk kita simak dua komponen penting dalam geografi ini!
Baca Juga: Ilmu Geografi: Pengertian, Konsep Esensial, Ruang Lingkup, & Objek Kajiannya | Geografi Kelas 10
Pendekatan Geografi
Pendekatan geografi tuh apa sih? Jadii, pendekatan geografi adalah segala hal yang memiliki hubungan dengan lingkungan hidup manusia, termasuk interaksi antar makhluk hidup dan sekitarnya. Biasanya, pendekatan geografi digunakan untuk menganalisa dan mengkaji berbagai macam gejala alam serta fenomena geosfer.
Nah, ilmu geografi ini dibagi jadi tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah. Yuks kita bahas satu per satu.
1. Pendekatan Keruangan
Kemiringan lereng gunung dapat dikaji dengan pendekatan keruangan (Sumber: wallpapers4u.org)
Setiap fenomena geografi di masing-masing wilayah pasti berbeda-beda dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Nah, tugas para ahli geografi adalah untuk menjawab pertanyaan, kenapa sih pola keruangan fenomena geografi bisa seperti itu dan bagaimana terjadinya (spatial process).
Akibat perbedaan tersebut biasanya timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang, dan jasa. Tahukah kamu tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, lho.
Selain itu, pendekatan penelitian keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Misalnya, contoh konkret penggunaan pendekatan keruangan untuk mengkaji antara tingkat kemiringan lereng, jenis tanah, dan vegetasi dengan terjadinya erosi.
2. Pendekatan Ekologi
Rangkaian fenomena dipandang dalam satu kesatuan ruang dan saling berkaitan di dalam sebuah sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya.
Alasannya, campur tangan manusialah yang membuat keseimbangan ekologis menjadi terganggu. Maka, nggak heran kalau banyak ahli geografi yang memakai analisis ekologi.
Biasanya, pendekatan ekologi untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta pengelolaan lingkungan dan sumber daya.
Namun, analisis ekologi juga tidak terlepas dari kelemahannya, yang terletak pada lemahnya perumusan masalah dibanding dengan analisis keruangan. Akibatnya, sulit untuk dapat menghasilkan teori. Tetapi keunggulannya, terletak pada fokus yang lebih besar terhadap masalah lingkungan.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Kelemahannya adalah kurang jelasnya struktur serta fokus yang berorientasi pada masalah.
Sementara itu, keunggulannya terletak pada fungsinya sebagai penggabungan analisis (sintesis) yang memungkinkan pemahaman secara keseluruhan dan komprehensif atas wilayah. Hal ini tentu saja sangat diperlukan di dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya.
Contoh penggunaan pendekatan kompleks wilayah adalah ketika menganalisis perkembangan wilayah metropolitan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pendekatan kompleks wilayah adalah salah satu analisis geografi yang dikemukakan oleh Hartshorne (1939), Luckermann (1964), Broek (1965), Mitchell (1979), dan Hagget (1983).
Baca Juga: Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data pada Penelitian Geografi | Geografi Kelas 10
Lalu, bagaimana dengan objek kajian geografi?
Objek Kajian Geografi
Secara garis besar, objek kajian geografi terbagi menjadi dua nih, ada objek material yang berkaitan dengan fenomena geosfer dan objek formal yang berkaitan dengan cara pandang geografi. Bedanya apa sih?
1. Objek Material
Berupa kajian geografi dan yang paling umum dikenal yaitu mengenai geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
- Litosfer (lapisan keras) adalah lapisan luar/kerak bumi kita
- Atmosfer (lapisan udara) dan lapisan atmosfer bawah dikenal sebagai troposfer.
- Hidrosfer (lapisan air) berupa lautan, danau, sungai, dan air tanah.
- Biosfer (lapisan tempat hidup) terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas, bukan dilihat sebagai individu.
- Pedosfer (lapisan tanah) yaitu lapisan batuan dan telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.
Kesimpulannya objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terjadi di muka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air, serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.
2. Objek Formal
Bencana kekeringan merupakan salah satu objek formal geografi (Sumber: blog.act.id)
Objek formal dalam geografi adalah sudut pandang dan cara kita berpikir terhadap suatu gejala yang ada di muka bumi. Cara berpikir tersebut mencakup keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), dan kewilayahan (kompleks wilayah) seperti yang sudah kita bahas sebelum ini.
Pada ilmu geografi selalu ditanyakan mengenai di mana suatu gejala terjadi, dan mengapa bisa terjadi di sana. Maka diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut.
- Apa (what), terkait struktur, pola, fungsi dan proses kejadian di permukaan bumi.
- Di mana (where), terkait letak suatu objek geografi di permukaan bumi.
- Berapa (how much/many) menjelaskan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu) objek geografi dalam bentuk angka-angka.
- Mengapa (why) memuat rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau interaksi/saling kebergantungan suatu gejala, peristiwa, dan motivasi manusia.
- Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses gejala dan peristiwa.
- Kapan (when), menjelaskan waktu berlangsungnya kejadian.
- Siapa (who), berkaitan dengan subjek/pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.
Sebagai contoh, ada suatu perkampungan yang mengalami kesulitan air bersih. Dalam memandang peristiwa ini pertanyaan yang harus dijawab, seperti berikut.
- Apa (what) yang terjadi? Jawab: kesulitan air bersih.
- Di mana (where) kesulitan air bersih terjadi? Jawab: di Kampung Puragi, Sorong Selatan.
- Berapa (how much/many) banyak air bersih yang masih bisa dimanfaatkan? Jawab: bila dalam keadaan hujan, debit sungai mencapai 1 l/S, namun saat kemarau panjang sama sekali tidak ada debit.
- Mengapa (why) bisa terjadi? Jawab: akibat pengaruh iklim dan letak perkampungan di dekat wilayah pantai, maka jika tidak hujan hanya bisa mengakses air payau.
- Bagaimana (how) kesulitan air bersih itu berlangsung? Jawab: hal ini melanda seluruh kawasan Kampung Puragi, yang ditandai dengan mengeringnya sumur-sumur penduduk dan sungai.
- Kapan (when) hal itu terjadi? Jawab: terutama saat musim kemarau tiba (April – Oktober).
- Siapa (who) yang harus terlibat dalam mengatasi masalah tersebut? Jawab: seluruh masyarakat Kampung Puragi, pemerintah daerah, akademisi, dan pemerintah pusat.
Baca Juga: Simak, Jenis-Jenis Penelitian Geografi yang Wajib Kamu Tahu! | Geografi Kelas 10
Okay, sampai di sini kamu sudah paham bukan betapa pentingnya objek geografi sekaligus pendekatan penelitiannya? Pelajari penjelasan di atas lebih lanjut lewat video belajar yuk! Rasakan serunya pengalaman belajar menarik dengan animasi dan tentunya bisa membuatmu lebih mengerti tentang beragam konsep pelajaran. Ada soal kuisnya juga, lho!