Otto Iskandar Dinata: Gulita Kematian Sang Menteri Negara
Sering kita jumpai nama Otto Iskandar Dinata. Entah sebagai nama jalan atau di uang rupiah pecahan Rp20.000,- beberapa tahun lalu. Siapakah Otto Iskandar Dinata itu? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.
—
Seberapa berharga kah uang Rp20.000,- buat kamu? Emangnya dengan uang segitu bisa buat beli apa sih?
“Boba kak. Apalagi ada diskon plus cashback”
Yayayaya….buat kalian penikmat minuman Boba sih oke-oke aja. Tapi, bagi kamu yang bukan penikmat Boba, uang Rp20.000,- itu enaknya buat apa sih?
Ngomongin uang 20 ribu nih, coba cek gambar pahlawan siapa yang ada di pecahan uang 20 ribu?
Bukan 20 ribu yang baru….kalau pecahan 20 ribu yang baru mah gambarnya Dr. G.S.SJ. Ratulangi. Coba 20 ribu yang agak lama dikit.
Nih..nih…gambar uang 20 ribu yang mau kakak maksud…
sumber: wikipedia.org
Siapa nama pahlawannya?
“Otto Iskandar Dinata, kak”
Yeeeaayyy…benar sekaleeeh. Ngomong-ngomong soal tokoh yang ada di pecahan uang tersebut, sejauh apa sih yang kamu tahu tentang Otto Iskandar Dinata? Nah, kalau mau nambah pengetahuan tentang beliau, pas banget kamu melipir di artikel ini. Markilik guys..
Otto Iskandar Dinata merupakan anak bungsu dari Raden Haji Adam Rahmat dan Siti Hidayah. Beliau anak bungsu dari tiga bersaudara. Lahir pada 31 Maret 1897 di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Otto Iskandar Dinata menamatkan pendidikannya di Sekolah Guru Atas.
Yaps, beliau mengabdi sebagai guru di HIS (Hollandsch Inlandse School) Banjarnegara. Beliau sempat berpindah-pindah tugas ke Bandung dan Pekalongan. Masih dalam jabatannya sebagai guru, beliau mulai mencurahkan perhatiannya di bidang pergerakan nasional.
Di tahun 1928, beliau memprakarsai berdirinya Sekolah Kartini. Kemudian, beliau juga mendirikan Paguyuban Pasundan dan Bank Pasundan. Di tahun 1930, beliau terpilih menjadi anggota Volksraad yang mewakili Paguyuban Pasundan. Saat menjadi anggota Volksraad, beliau berani mengecam pemerintah kolonial kala itu sehingga mendapat julukan “Si Jalak Harupat” yang berarti “Burung Jalak yang Berani”
Suatu kali, saat anggota Volksraad berkumpul, Otto Iskandar Dinata berpidato seperti ini
Mendengar pidato tersebut, ketua Volksraad meminta Otto turun dari mimbar dan langsung dikeluarkan dari keanggotaan Volksraad.
Seiring berjalannya waktu, pemikiran beliau menentang kolonial masih berlanjut. Hal ini yang menjadikan beliau menjabat sebagai menteri negara pasca proklamasi kemerdekaan. Jabatan inilah yang menimbulkan sebuah misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan.
Kematiannya.
Dirangkum dari Tirto.id bahwa kematian beliau ada beberapa versi yang sampai sekarang entah mana yang benar. Jelasnya, tanggal 20 Desember 1945 ditetapkan sebagai tanggal berpulangnya beliau ke pangkuan Illahi.
Setelah Indonesia merdeka, Otto menempati salah satu jabatan yang strategis. Bukan manajer, apalagi ketua kelas. Beliau menjabat sebagai menteri negara. Nah, tugas yang harus dilaksanakan oleh menteri negera itu salah satunya di bidang keamanan yakni membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat).
Baca Juga: Halim Perdanakusuma, Sang Maestro Penerbang Indonesia
Bicara soal keamanan, masalah ini cukup sensitif. Ini dikarenakan harus melibatkan banyak elemen yang berlatarbelakang militer kala itu seperti anggota Pembela Tanah Air (PETA), anggota Heiho, dan KNIL yang dibentuk oleh Belanda.
Bayangkan….saat itu harus membentuk badan keamanan dengan tiga anggota dengan pendidikan militer yang dibentuk 3 negara sekaligus. Kalau kamu di posisi Otto, dijamin bakalan pusing deh.
Beberapa pihak ngga setuju tuh dengan disatukannya anggota-anggota militer dari organisasi-organisasi tersebut. Alhasil mereka akhirnya membentuk laskar-laskar sendiri deh dan ngga mau menyatu di bawah bendera BKR.
Yaa…tapi emang ngga terbukti secara otentik juga sih. Nyatanya, beberapa referensi itu nyebutin kalau ketidaksetujuan para laskar itulah awal mula misteri kematian Otto. Versi pertama menyebutkan ada sebuah laskar yang berbasis di Tangerang, menculik Otto pada tanggal 19 Desember 1945 dan membawanya ke sebuah tempat di sekitar Pantai Mauk.
Versi kedua mengatakan, bahwa pelaku penculikan ialah Laskar Hitam. Entah beranggotakan siapa saja Laskar Hitam ini, yang jelas mereka termakan isu bahwa Otto karena tuduhan bahwa ia memiliki uang senilai 1 juta gulden yang didapat dari perwira Jepang. Uang tersebut asalnya dari rampasan perang saat Belanda berhasil diusir dari Indonesia.
Sampai saat ini pun jasad Otto belum berhasil ditemukan. Pemerintah pada akhirnya secara berat hati menetapkan tanggal 20 Desember 1945 sebagai kematian Otto Iskandar Dinata. Meskipun kematian Otto sampai sekarang belum jelas, tapi buah pemikirannya patut diacungi jempol.
Buat kamu nih yang pengen banget mengasah kemampuan berpikir kritis kamu, bisa lho belajar privat dengan guru-guru di Ruangguru Privat. Ada banyak guru privat dengan kualitas terbaik di sana. Apalagi para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!