Litosfer: Pengertian, Struktur, Batuan Penyusun, dan Fungsinya | Geografi Kelas 10

Litosfer

Artikel Geografi Kelas 10 ini akan membahas tentang litosfer, mulai dari pengertian, macam-macam, dan manfaatnya. 

 

Guys, apakah kamu pernah mendengar kata litosfer? Litosfer adalah salah satu nama lapisan yang menyelubungi bumi. Terus, apa yang terjadi kalau gak ada litosfer? Yang pasti, manusia, hewan, dan tumbuhan gak akan hidup di bumi karena langsung menginjak magma yang sangat panas.  

Nah, ternyata banyak lho yang bisa dibahas dari litosfer ini, guys! Kira-kira, manfaat litosfer tuh apa aja, ya? Litosfer dibentuk dari apa ya? Kuy, keep scrolling! Hari ini kita kenalan dengan litosfer, ya!

 

Mengenal Lapisan Litosfer Bumi

Lapisan Bumi (Sumber: https://www.thinglink.com) 

 

Pengertian Litosfer

Secara etimologi, litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sphere (sphaira) yang berarti bulatan. Oleh karena itu, lapisan litosfer artinya adalah lapisan batuan yang membentuk kulit bumi.

Litosfer ini mencakup kerak bumi (crust), yaitu lapisan kulit bumi paling atas yang terdiri dari batuan. Maka, litosfer sering diartikan sebagai pembentuk muka bumi yang terdiri dari batuan dan mineral. Umumnya, litosfer tersusun dari unsur silikat.

Nah, litosfer terbagi menjadi dua bagian:

  1. Lapisan yang terdiri dari unsur silsium dan aluminium (SIAL). Lapisan ini adalah lapisan kerak bersifat padat yang punya ketebalan sekitar 35 km.
  2. Lapisan yang terdiri dari silisium dan magnesium (SIMA). Lapisan ini sifatnya elastis dan punya ketebalan sekitar 65 km.

 

Struktur Lapisan Litosfer

Terus, lapisan litosfer terdiri dari apa aja sih? Yuk simak struktur dari lapisan litosfer, mulai dari bagian terdalam hingga permukaan bumi.

 

a. Inti Dalam

Lapisan ini merupakan bagian inti bumi yang paling dalam dan berada di pusatnya. Ketebalan inti dalam sekitar 1.200 kilometer, tersusun dari logam padat seperti besi dan nikel.

 

b. Inti Luar

Inti luar adalah lapisan terluar dari inti bumi, terletak di bawah mantel bawah. Ketebalannya mencapai sekitar 2.300 kilometer dan terdiri dari logam cair, terutama besi dan nikel.

 

c. Mantel Bawah

Lapisan ini membentang hingga kedalaman sekitar 2.900 kilometer dari pusat bumi, terletak di bawah mantel atas. Meskipun sifatnya mirip dengan mantel atas, batuan pada mantel bawah lebih padat dan kental karena dipengaruhi oleh tekanan dan suhu yang lebih tinggi.

 

d. Mantel Atas

Mantel atas merupakan lapisan di bawah kerak dengan ketebalan hingga sekitar 2.900 kilometer. Lapisan ini tersusun dari batuan padat bernama peridotit, yang kaya akan mineral seperti silikon, magnesium, dan besi. Karena sifatnya yang padat dan kaku, mantel atas termasuk dalam litosfer.

 

e. Kerak Samudra

Lapisan ini adalah bagian terluar litosfer yang membentuk dasar samudra. Dengan ketebalan hanya sekitar 5-10 kilometer, kerak samudra tersusun dari batuan seperti basalt yang mengandung mineral silikon dan magnesium.

 

f. Kerak Benua

Lapisan ini berada di bawah daratan dan memiliki ketebalan yang bervariasi, rata-rata antara 30-50 kilometer. Kerak benua lebih tebal dibandingkan kerak samudra dan tersusun dari batuan granit, yang memiliki komposisi mineral lebih kompleks daripada basalt.

Lalu, apa saja macam-macam batuan penyusun litosfer?

Baca Juga: 5 Macam Lapisan Atmosfer Bumi, Karakteristik, Fungsi & Ketinggiannya | Geografi Kelas 10

 

Macam-Macam Batuan Penyusun Litosfer

Batuan apa saja sih yang menyusun litosfer? Nah, ternyata ada 3 jenis batuan penyusun litosfer, lho! Wah, batuan apa saja, ya? Nama batuannya adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Yuk, kita kenalan lebih lanjut!

 

a. Batuan Beku

Jenis batuan pertama yang membentuk litosfer adalah batuan beku. Tahukah kamu, batuan beku ini terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan. Ternyata, batuan beku terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu Batuan Tubir, Batuan Leleran, dan Batuan Korok.

 

  • Batuan Tubir

Batuan tubir disebut juga sebagai batuan kristal, lho. Batuan tubir ini disebut demikian karena terdiri dari kristal-kristal dan proses pembentukannya terjadi di dalam kulit bumi.

Batuan tubir memiliki bongkahan kristal yang berukuran besar sebagai akibat dari proses pendinginan yang berjalan lambat. Salah satu contoh batuan tubir adalah batu granit.

Batuan Granit

Batuan Granit (Sumber: Kompasiana.com)

 

  • Batuan Leleran

Ternyata batuan leleran memiliki nama lain, lho! Nama lain dari batuan leleran adalah batuan beku luar. Kenapa disebut sebagai batuan beku luar, ya?

Batuan ini disebut sebagai batuan beku luar karena proses pembekuannya terjadi di bagian luar kulit bumi. Oleh karena itu, penurunan temperaturnya juga terjadi sangat cepat. Batuan leleran dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, maupun bahan amorf, contohnya liparit. Salah satu contoh batuan leleran adalah batu apung.

Batuan Apung

Batuan Apung (Sumber: ae01.alicdn.com)

 

  • Batuan Korok

Batuan korok disebut juga sebagai batuan gang, lho! Sesuai namanya, jenis batuan yang satu ini terbentuk di korok atau gang. Karena lokasinya yang dekat dengan permukaan, proses pendinginan batuan tersebut juga berlangsung lebih cepat.

Oh iya, batuan korok dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, lho. Salah satu contoh batuan korok adalah granit fosfir.

 

b. Batuan Sedimen

Jenis batuan selanjutnya adalah batuan sedimen. Tahukah kamu, kenapa disebut dengan batuan sedimen? Batuan sedimen terbentuk dari endapan dari struktur batuan yang mudah lepas dan terbawa air, angin, dan es.

Lama kelamaan, endapan tersebut akan menumpuk dan kemudian mengeras, kemudian terbentuk menjadi batuan. Oleh karena itu, nama batuannya adalah batuan sedimen, guys! Oh iya, proses pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan, ya.

Nah, berdasarkan tempat terjadinya pengendapan, ada tiga jenis batuan sedimen lho, guys! Apa saja, tuh? Kuy, simak!

  • Batuan Sedimen Kontinental

Batuan sedimen kontinental adalah batuan sedimen yang proses pengendapannya terjadi di laut, contohnya terjadi di tanah los dan tanah gurun pasir.

  • Batuan Sedimen Marine

Sesuai dengan namanya, proses pengendapan batuan sedimen marine terjadi di laut, seperti di endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah.

  • Batuan Sedimen Lakustre

Batuan sidemen lakustre adalah batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.

 

Sementara, jika ditinjau dari proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

  • Batuan Sedimen Klastik

Merupakan batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi kecil. Setelah itu, batuan tersebut mengalami pengendapan dan membentuk batuan endapan klastik. Salah satu batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale).

  • Batuan Sedimen Kimiawi

Merupakan batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur, yaitu stalaktit dan stalagmit. Stalaktit dan stalagmit tersebut dapat ditemukan di gua-gua kapur.

  • Batuan Sedimen Organik

Merupakan batuan yang dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, antara lain sisa-sisa bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut, contohnya kerang dan terumbu karang.

 

Selain berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen juga dapat dibagi berdasarkan perantara atau medium. Berdasarkan perantaranya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3. Kuy, kita simak!

  • Batuan Sedimen Aeris (Aeolis)

Proses pengangkutan batuan ini dilakukan oleh angin. Contohnya antara lain tanah los, tuff, dan pasir di gurun.

  • Batuan Sedimen Glasial

Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui media perantara es. Contohnya antara lain moraine.

  • Batuan Sedimen Aquatis

Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.

 

c. Batuan Metamorf (Malihan)

Terakhir, ada batuan metamorf, yaitu batuan hasil perubahan dari batuan beku dan batuan endapan yang terjadi akibat proses metamorfosis. Batuan metamorf juga terdiri dari tiga jenis, yaitu:

 

  • Batuan Metamorf Kontak

Batuan metamorf kontak adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk akibat peningkatan suhu karena kedekatannya dengan magma aktif. Oleh karena itu, area pembentukan batuan metamorf kontak biasanya tidak terlalu luas.

 

  • Batuan Metamorf Dinamo

Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang terbentuk akibat tekanan tinggi yang disertai panas dan tumbukan. Tekanan ini biasanya berasal dari lapisan batuan lain yang berada di atasnya.

 

  • Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis (Thermal-Pneumatalitics)

Batuan jenis ini adalah batuan metamorf yang terbentuk akibat masuknya zat lain ke dalam batuan selama proses metamorfosis berlangsung.

Proses ini serupa dengan pembentukan batuan malihan kontak atau dinamo, tetapi melibatkan tambahan zat asing yang menyusup ke dalam batuan. Hal ini menghasilkan jenis batuan baru yang berbeda.

Lalu, apa saja ya, yang menyebabkan batuan tersebut bisa berubah?

Faktor Penyebab Perubahan Batuan

 

Baca Juga: Ilmu Geografi: Pengertian, Konsep Esensial, Ruang Lingkup, & Objek Kajiannya | Geografi Kelas 10

 

Manfaat Lapisan Litosfer

Guys, penasaran nggak, sih, apa saja ya, manfaat lapisan litosfer? Ternyata lapisan litosfer memiliki manfaat seperti berikut:

  1. Sebagai sumber energi (minyak bumi dan batu bara)
  2. Sebagai pemenuhan kebutuhan industri (besi dan alumunium)
  3. Sebagai bahan pembuat perhiasan (mineral, intan, emas, perak)
  4. Sumber energi bahan peledak (uranium)
  5. Sumber bahan baku pupuk (nitrogen dan fosfat)
  6. Sebagai pelindung bagian dalam bumi
  7. Sebagai tempat berpijaknya makhluk hidup di bumi

 

Gimana, sekarang sudah lebih paham kan mengenai litosfer? Kalau kamu mau lebih paham lagi, yuk belajar di Ruangguru Privat Geografi! Kamu bisa pesan guru privat dengan harga terbaik dan bisa pilih mau ikutan kelas offline ataupun online. Psst, guru-guru Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya lho. Untuk info lebih lanjut, yuk klik banner di bawah ini!

CTA Ruangguru Privat

Embun Bening Diniari