Mengenal Hilal: Kenapa Harus Mengamatinya Sebelum Lebaran?
Apa itu hilal? Artikel ini berisi penjelasan mengenai hilal dan kenapa hilal harus selalu diamati sebelum lebaran.
—
Pada momen menjelang lebaran seperti sekarang ini, pemerintah bersama beberapa organisasi masyarakat pasti selalu mengamati hilal untuk menentukan kapan 1 Syawal. Nah, apa sih alasannya? Kenalan dulu dengan hilal yuk!
Sebelum kita ke pembahasan utama, sudah tahu belum kenapa Bulan memiliki bentuk yang berbeda-beda setiap malamnya?
Wah, kalau belum tahu atau mungkin kamu lupa, kamu perlu langganan ruangbelajar nih. Penjelasan fase-fase Bulan akan dijelaskan dengan video dan animasi yang menarik biar kamu bisa lebih mengerti.
Baca Juga: Memahami 8 Fase Bulan dan Gerhana
Perubahan bentuk Bulan setiap malamnya dikenal sebagai fase Bulan. Hal itu terjadi karena Bulan yang bergerak mengelilingi Bumi sekali setiap 29,5 hari. Selama mengelilingi Bumi, posisinya akan berpindah-pindah di langit.
Perubahan bentuk ini terjadi karena Bulan nggak memancarkan cahaya sendiri, melainkan cahaya Bulan itu sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Dengan begitu, Bulan jadi punya dua sisi: sisi siang dan sisi malam.
Saat Bulan purnama, kita sedang melihat sisi siang hari Bulan secara keseluruhan. Saat fase Bulan separuh, kita sedang melihat secara langsung sisi siang dan sisi malam Bulan. Lain lagi saat fase Bulan baru, kita tidak bisa melihat Bulan karena yang kita amati adalah sisi malam harinya.
Nah, sistem penanggalan Hijriah memanfaatkan pergerakan Bulan ini. Jadi, mengamati Bulan untuk menentukan penanggalan Hijriah adalah hal yang sebenarnya wajib. Ingat lho ya, mengamati Bulan, bukan mengamati jodoh.
Apa itu Hilal?
Hilal adalah istilah bahasa Arab untuk “Bulan sabit”. Dikutip dari EarthSky.org, hilal adalah Bulan sabit yang bisa kita lihat pertama kali tepat setelah fase Bulan baru. Dengan begitu, hilal adalah Bulan sabit yang sangaaat tipis karena masih sangat muda usianya, sekitar 12 jam setelah fase Bulan baru.
Alasan utama kenapa kita wajib mengamati hilal adalah, karena hilal merupakan penanda bahwa awal bulan baru dalam kalender Hijriah sudah dimulai. Bila hilal belum terlihat, maka belum berganti bulan dalam penanggalan Hijriah.
Kriteria Hilal
Tapi, nggak sembarangan Bulan sabit tipis bisa disebut hilal, lho. Ada kriteria khususnya. Hilal adalah Bulan sabit tipis yang harus bisa diamati saat Matahari terbenam untuk menghitung ketinggiannya. Dengan begitu, terlihatnya Bulan sabit tipis di siang hari bukan berarti adalah hilal.
Apa sebabnya? Itu karena Bulan sabit tipis di pagi atau siang hari bukan selalu fase Bulan sabit muda, namun bisa juga masih merupakan Bulan sabit tua (fase Bulan sebelum fase Bulan baru).
Baca Juga: Cara Kerja Teropong Bintang dan Rumus Perhitungannya
Alat untuk Mengamati Hilal
Oh iya, mencari hilal juga bukanlah hal yang mudah. Karena sangat tipis, diperlukan kejelian level tinggi unuk bisa menemukannya. Untungnya, sekarang sudah tersedia peralatan pengamatan astronomi seperti teleskop untuk pengamatan hilal yang lebih mudah dilakukan.
Waktu untuk Melihat Hilal
Selain itu, rentang waktu untuk melihat hilal juga sebentar banget. Usia hilal yang biasa diamati para astronom masih kurang dari 12 jam dan ketinggiannya masih di bawah 6 derajat dari cakrawala. Dengan ketinggian seperti itu, hilal akan terbenam kurang lebih sekitar 24 menit setelah Matahari terbenam. Sebentar banget, ‘kan?
Setelah hilal teramati, itu artinya malamnya sudah masuk awal dari bulan baru. Kalau itu hilal awal Syawal, maka seluruh kegiatan ibadah yang selama ini kita lakukan selama Ramadan akan berakhir saat malam itu pula. Seperti misalnya salat tarawih maupun sahur di keesokan hari, sudah nggak perlu dilakukan lagi.
—
Nah, itulah hilal yang biasa diamati penentu awal bulan hijriah. Mohon maaf lahir dan batin ya. Selamat menyambut lebaran!