Kenapa Suara Kita Jelek Saat Direkam? | Fisika Kelas 8
Kita semua pernah mengalami ini: berada di ruangan, sendirian, lalu menyanyi dengan heboh dan merasa suara kita kayak diva. Sampai tiba saatnya kamu merekamnya, mendengarkan ulang… dan jerit, ‘INI SUARA SIAPA WOOY?!’ Setelah kita pikir-pikir… Kenapa, ya, suara kita yang ada di rekaman selalu berbeda dengan suara yang kita tahu selama ini? Dan kenapa… lebih jelek dan cempreng?
Pertanyaannya sekarang: suara yang mana yang merupakan suara kamu?
Untuk bisa menjawab pertanyaan itu, kita harus tahu dasarnya terlebih dahulu. Apa itu bunyi, dan kenapa kita bisa mendengarnya?
Dalam ilmu fisika, bunyi merupakan peristiwa getaran yang dihasilkan oleh suatu benda.
Bagaimana bunyi bisa kita dengar adalah karena “getaran” yang dihasilkan oleh suatu benda. Misalnya, kamu membenturkan sendok besi ke tiang. Benturan tersebut akan menghasilkan getaran yang merambat melalui udara sampai akhirnya masuk ke dalam telinga kita hingga akhirnya sampai ke otak dan akhirnya kita mendapatkan “suara” yang kita dengar.
Ya, perlu diingat bahwa untuk dapat menghasilkan bunyi, butuh medium rambat tempat getaran tersebut lewat. Itu lah mengapa, kita tidak dapat mendengar suara ketika di ruang hampa udara.
Di dunia ini, ada beberapa macam tipe bunyi, tergantung tinggi-rendahnya frekuensi. Suara-suara yang biasa kita dengar tergolong ke dalam bunyi audiosonik. Frekuensinya berkisar di antara 20-20.000 Hz. Adapun berbagai jenis bunyi lain adalah:
Nah, jadi suara yang kita dengar akan berbeda dengan yang didengar oleh kelelawar. Karena telinga kita hanya mampu menangkap getaran yang berkisar di antara 20-20 ribu Hz. Sementara kelelawar, gelombangnya jauuuuh lebih tinggi dari itu.
Baca juga: Memahami Perbedaan Getaran dan Gelombang
Oke, sekarang kembali ke pertanyaan awal:
Kenapa suara yang kita dengar saat bicara berbeda dengan suara yang kita dengar setelah kita rekam.
Seperti yang kita sudah bahas melalui proses sebuah bunyi sampai bisa kita dengar. Hal ini juga terjadi dengan suara.
Satu hal yang perlu diketahui adalah, suara yang keluar dari mulut berasal dari pita suara—di laring. Saat orang lain mengeluarkan suara, getaran dari pita suaranya merambat lewat udara, lalu masuk ke telinga kita, menggetarakan gendang telinga dan mengantarkannya ke otak untuk diproses sebagai “suara” dia.
proses merambatnya bunyi ke dalam telinga (sumber: Mental Floss via Youtube.com)
Hal ini berbeda saat kita mendengar suara sendiri.
Saat kita mengeluarkan suara, ada dua cara kita mendengar:
Satu. Cara normal seperti cara orang lain mendengar. Bagaimana getaran itu pada akhirnya diterima oleh telinga kita.
Dan, cara kedua:
Melalui sesuatu yang disebut dengan “konduksi tulang”.
Selain mengarah keluar melalui mulut, getaran yang dihasilkan oleh pita suara juga mengarah ke atas menuju tulang tengkorak. Berbeda dengan suara yang kita terima menuju telinga, tengkorak kepala kita lebih baik dalam menghantarkan frekuensi yang lebih kecil. Alhasil, suara yang kita dengar akan terasa lebih nge-bass, dalam, dan empuk dibandingkan suara kita saat direkam.
Bunyi yang didapat dari pantulan tengkorak (sumber: Bussines Insider via Youtube.com)
Ya, soalnya, kan, suara yang direkam hanya kita dengar lewat satu sumber: telinga. Rambatan gelombangnya tidak bergetar melalui tulang tengkorak. Kecuali kalau kamu telen kali, ya, alat perekamnya.
Jadi, sekarang sudah tahu, kan, kenapa suara kita terdengar lebih jelek saat kita rekam dibanding kita dengar saat bernyanyi sendirian? Eits, tapi tidak perlu minder karena beruntunglah. Selama ini teman-teman kita mendengar suara kita “versi rekam” yang menurut kamu jelek itu. Dan respon mereka? Ya, biasa-biasa saja, kan?
Kalau kamu ingin memelajari materi seperti ini dalam bentuk video, lengkap dengan soal-soal dan infografik lucu, cobain aja tonton lewat ruangbelajar!