Yosef, Mengajar Matematika Lebih Seru dengan Bumbu Gimmick
Artikel ini menceritakan pengalaman Master Teacher matematika saat membuat materi dengan gimmick
—
Banyak yang bilang, menjadi guru itu adalah panggilan jiwa. Lalu, bagaimana bisa seseorang yang tadinya tidak memiliki life calling atau keinginan menjadi guru, akhirnya sekarang bisa mengajar ke jutaan siswa di Indonesia? Master Teacher Matematika, Yosef, yang punya kepribadian ceria ini awalnya enggan menjadi guru karena takut tidak bisa mendapatkan penghasilan yang besar.
“Setelah lulus hampir satu tahun aku galau nggak tahu ingin kerja apa. Terus mikir, apa sih hasil yang ingin dicari dari pekerjaan? Apa sekadar materi atau bisa bermanfaat buat sesama? Akhirnya kepikiran jadi guru,” ungkap pria yang berhasil lulus dengan predikat cumlaude ini. Namun, saat itu Yosef menolak untuk menjadi guru karena takut tidak bisa mendapatkan banyak penghasilan.
Baca juga: 5 Jurus “Bijak” Belajar Matematika ala Kak Yosef
Yosef saat shooting dengan tim Ruangguru (Sumber: dok. pribadi)
Hatinya pun berkata kalau inginnya kerja yang berhadapan dengan banyak orang, ingin jadi pemimpin bagi banyak orang, ingin jadi motivator, dan menghibur banyak orang. “Akhirnya mulai memantapkan jadi guru. Ya, tapi masih ada rasa khawatir, nanti kalau jadi guru beneran nggak bisa kaya, dong, Tuhan? Terus seakan Tuhan ingetin, kalau burung di udara aja Tuhan pelihara, masa manusia sebagai ciptaan yang mulia nggak Tuhan pelihara. Dari situ makin memantapkan hati untuk menjadi guru.”
Setelah menjadi guru, pola pikir Yosef mengenai kekayaan pun berubah. Menurutnya, kekayaan bukan tentang sebarapa banyak yang kita miliki tapi seberapa banyak yang kita bagikan. Ketika menjadi guru, bisa membagikan banyak ilmu adalah sebuah kekayaan. “Aku sudah jadi kaya dengan menjadi guru,” jelas Yosef. Sangat menginspirasi ya?
Yosef dengan rekan Master Teacher dan CEO Ruangguru, Belva Devara (Sumber: dok.pribadi)
Menjadi Master Teacher di Ruangguru pun merupakan tantangan tersendiri bagi Yosef. Perubahan dari mengajar langsung di kelas menjadi mengajar di depan kamera membuat Yosef harus memutar otak mencari cara paling nyaman agar materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh siswa. “Kalau di sekolah aku bisa pendekatan secara personal untuk membuat suasana kelas nyaman. sekarang aku harus mengganggap kamera itu seolah-olah sebagai murid. Sempat adaptasi juga tuh gimana caranya interaksi sama benda mati,” tuturnya.
Saat action di depan kamera (Sumber: dok.pribadi)
Kunci untuk menghasilkan video belajar yang menarik ala Yosef terletak di gimmick. “Pernah mengajar sambil nge-rap, bikin konsep game ala Jumanji, bikin drama superhero, ngajarin konsep sudut ala bajak laut, bahkan sampai bikin ala drama azab gitu. Aku juga mencoba untuk memasukkan nilai moral ke dalam video seperti munculin karakter yang beragam suku, ngajarin supaya jadi pribadi yang berani, dan masih banyak lagi deh.”
Di masa pandemi ini, Yosef juga punya cerita unik lho dalam proses pembuatan video. Ia mengaku sempat stres dan depresi karena harus mengulang satu scene video hingga puluhan kali karena suara tetangga di tempat kost yang bocor ke dalam video. “Akhirnya shooting tengah malam, tapi masih ada aja kadang yang main gitar atau suara dari masjid. Itu sih serunya, challenge buat aku nyelesaiin videonya,” cerita peraih penghargaan Indonesia Teacher Prize 2019 ini.
Mengajar sambil bermain peran (Sumber: dok.pribadi)
Nah terakhir, Yosef punya pesan nih gimana caranya agar bisa berprestasi. “Tipsnya jangan pernah comparing ke orang lain. Mungkin dengan membandingkan kita bisa jadi tertantang, tapi itu nggak bagus karena bisa bikin kita jadi ambisius dan ingin mengalahkan orang lain. Comparing ke diri kita di masa lalu aja. Itu cara yang bisa bantu kita meningkatkan prestasi,” tutupnya.
Mau punya prestasi dan pengalaman seru seperti Yosef? Ayo, jadi bagian Ruangguru dan menginspirasi 17 juta siswa pengguna Ruangguru di seluruh Indonesia sekarang!