Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data pada Penelitian Geografi | Geografi Kelas 10
Artikel Geografi Kelas 10 ini berisi pembahasan mengenai macam-macam teknik pengumpulan data pada penelitian geografi. Yuk, pelajari bersama!
—
Walaupun kita gak pernah praktik pake jas laboratorium waktu di sekolah, bukan berarti anak IPS gak bisa jadi peneliti, loh! Buktinya, di pelajaran IPS dulu, sewaktu SMP kita juga mempelajari tentang laporan penelitian, bukan? Nah, sekarang di SMA perjalanan kamu mengenal lebih dalam tentang penelitian berlanjut lagi, nih.
Hayo, siapa di sini yang punya passion di bidang penelitian atau cita-citanya mau jadi peneliti? Kamu pasti udah paham kan, yang paling dibutuhkan dari sebuah penelitian adalah data. Untuk mengumpulkan data yang akurat dan kredibel, diperlukan teknik yang tepat, loh!
Kalau kamu mau jadi seorang peneliti, berarti kamu harus kenal dengan beberapa teknik pengumpulan data pada penelitian geografi, ya! Yuk, simak pembahasan kali ini mengenai teknik pengumpulan data pada penelitian geografi!
Apa itu Pengumpulan Data?
Pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang paling penting pada penelitian geografi atau penelitian lain pada umumnya, loh.
Karena pada dasarnya, penelitian bertujuan untuk memperoleh data, sehingga dibutuhkan teknik pengumpulan data yang paling tepat untuk memperoleh data yang valid.
Dalam penelitian geografi, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, atau dokumen. Teknik yang digunakan bergantung dengan metode penelitian yang digunakan juga, loh.
Pada penelitian kuantitatif, umumnya menggunakan kuesioner dan dokumen. Sedangkan penelitian kualitatif umumnya menggunakan observasi atau wawancara.
Teknik pengumpulan data yang berbeda juga akan menghasilkan jenis data yang berbeda.
Ada 2 jenis data, yaitu primer dan sekunder. Data primer dapat dikumpulkan langsung melalui wawancara, kuesioner, dan observasi yang dilakukan peneliti. Sedangkan data sekunder didapat melalui jurnal, citra satelit, peta, studi kepustakaan, dan sumber lainnya.
Mudahnya, data primer didapat langsung oleh peneliti itu sendiri, sedangkan data sekunder didapat oleh peneliti dari sumber lain.
Baca Juga: Langkah-Langkah dalam Melakukan Penelitian Geografi
Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data
Karena kamu sekarang sudah paham tentang tahap langkah pengumpulan data pada penelitian geografi, sekarang aku akan bahas mengenai macam-macam teknik pengumpulan data, ya!
Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, ada 4 teknik pada pengumpulan data, yaitu observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumen. Yuk, kita bahas satu-satu!
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati objek atau fenomena pada penelitiannya. Dalam sebuah penelitian, observasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi tidak berstruktur.
a. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi ketika peneliti ikut beraktivitas dengan kelompok yang sedang ditelitinya. Jadi pada observasi jenis ini, peneliti menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang diteliti.
Misalnya, untuk meneliti keseharian masyarakat di Kampung Naga, maka peneliti melakukan observasi partisipatif dengan cara menginap di Kampung Naga selama 1 bulan dan menjalani kehidupan di sana.
b. Observasi Terus Terang/Tersamar
Berikutnya, observasi terus terang adalah observasi yang dilakukan secara terus terang, sehingga objek penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diteliti. Tetapi, ada kalanya peneliti tidak terus terang dalam observasi atau disebut tersamar.
Hal ini dilakukan apabila ada data yang tidak dapat diperoleh apabila dilakukan dengan cara observasi terus terang. Observasi terus terang juga dilakukan untuk menjaga kerahasiaan data yang didapat dari penelitian.
Contoh dari observasi terus terang adalah ketika peneliti sedang mengobservasi para pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri di daerah tempat tinggalnya. Pasien diberi tahu bahwa mereka merupakan subjek penelitian dan berada dalam observasi peneliti.
Di satu sisi, observasi juga dilakukan tersamar, yaitu dengan cara peneliti tidak memberi tahu khalayak umum bahwa pasien tersebut terjangkit Covid-19. Hal ini untuk menghindari dari respon warga sekitar yang mungkin dapat menimbulkan stereotip negatif terhadap pasien.
c. Observasi Tidak Berstruktur
Terakhir, observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan apabila fokus penelitian masih belum jelas. Biasanya, fokus penelitian akan berkembang dan ditemukan seiring berjalannya penelitian.
Selama fokus penelitian belum jelas, maka observasi yang dilakukan tidak memiliki struktur yang jelas seperti pada observasi pada umumnya.
Contoh penelitian yang dapat menggunakan observasi tidak berstruktur adalah pada pemilihan umum presiden 2029 misalnya. Peneliti melakukan observasi mengenai kecenderungan pemilih berdasarkan domisilinya masing-masing.
Karena pemilu presiden baru berlangsung pada tahun 2029, saat ini observasi peneliti masih belum terstruktur. Misalnya, peneliti baru mengamati dari keberpihakan warga terhadap partai politik tertentu.
Nanti ketika sudah menjelang pemilu, barulah peneliti bisa memulai observasi dengan struktur dan fokus yang lebih jelas
2. Kuesioner/Angket
Kuesioner atau angket adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengirimkan pertanyaan pada responden (orang yang mengisi angket) untuk diisi.
Berdasarkan cara penyusunannya, terdapat 2 jenis kuesioner, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Bukan berarti ada kuesioner yang ditutup dengan amplop dan ada yang langsung dibuka ya, hehe. Tetapi yang berbeda adalah jenis pertanyaannya.
Baca Juga: Simak, Jenis-Jenis Penelitian Geografi yang Wajib Kamu Tahu!
a. Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka memiliki pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan dalam bentuk pilihan. Jadi, responden dapat bebas menjawab pertanyaan sesuai pandangan atau pengetahuannya sendiri.
b. Kuesioner Tertutup
Sedangkan kuesioner tertutup memiliki pertanyaan yang sudah disediakan pilihan jawabannya. Jadi, responden tinggal memilih jawaban mana yang dirasa paling tepat tanpa perlu merangkai sendiri jawabannya.
3. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara langsung. Terdapat 3 jenis wawancara yang dapat dilakukan, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang menggunakan pertanyaan yang sebelumnya sudah disiapkan, sehingga alur wawancara lebih terkontrol oleh peneliti.
Biasanya tidak ada pertanyaan tambahan di luar dari pertanyaan yang sudah disiapkan, tetapi apabila ada, maka yang didahulukan tetap pertanyaan yang sudah disiapkan.
b. Wawancara Semi Terstruktur
Mirip dengan sebelumnya, wawancara semi terstruktur juga menggunakan panduan wawancara yang sudah disiapkan. Perbedaannya, panduan wawancara yang digunakan juga dikembangkan, sehingga menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas dan tidak hanya berfokus pada panduan yang sudah ada.
c. Wawancara Tidak Terstruktur
Terakhir, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yakni peneliti tidak menggunakan panduan wawancara tertentu. Pedoman yang digunakan hanyalah berupa garis besar dari topik yang akan dibahas.
Jadi biasanya, wawancara ini merupakan wawancara dengan waktu dan respon jawaban yang lebih bebas dibandingkan wawancara jenis lainnya.
4. Dokumen
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, grafik, dokumenter, atau bentuk lainnya.
Khususnya dalam penelitian geografi, kamu bisa menggunakan peta, citra satelit, dan foto penginderaan jauh sebagai sumber pengambilan data kamu, loh!
Seperti yang sudah aku sebut di awal, penelitian yang menggunakan dokumen sebagai sumber datanya menghasilkan data sekunder. Sedangkan penelitian yang menggunakan observasi, kuesioner, dan wawancara menghasilkan data primer.
Selain perbedaan itu, ada perbedaan lain loh antara dokumen dengan teknik pengambilan data yang lain. Objek yang diamati pada metode dokumentasi adalah benda mati. Jadi jangan sampai ketuker dengan metode lain ya, gais.
Ohiya, terdapat 2 jenis dokumen yang dapat digunakan pada sebuah penelitian, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen pribadi adalah dokumen yang dibuat atau ditulis oleh seseorang, seperti buku harian, surat pribadi, dan autobiografi. Sedangkan dokumen resmi adalah dokumen yang dimiliki oleh suatu institusi tertentu, seperti laporan rapat, surat resmi, peta administrasi, dan lain-lain.
Baca Juga: Ilmu Geografi: Pengertian, Konsep Esensial, Ruang Lingkup & Objek Kajiannya
Nah, itu dia macam-macam teknik pengumpulan data pada penelitian geografi ya, gais! Kalo kamu mau belajar lebih dalam lagi mengenai materi penelitian geografi atau materi lainnya, jangan ragu untuk langsung cobain Ruangguru Privat Geografi!
Di Ruangguru Privat, guru-gurunya sudah terstandarisasi kualitasnya. Bukan hanya itu aja, kamu juga bebas pilih mau kelas secara tatap muka (Offline) ataupun via daring (Online). Fleksibel kan? Buat info lebih lanjut, yuk klik banner di bawah ini!
Sampai jumpa di tulisanku yang berikutnya ya, gais! Dadaah~
Referensi:
Ibnu Hajar, 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Cholid Narbuko. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi Aksara