Kisah Soekarno dan Pohon-pohonnya yang Tidak Banyak Orang Tahu
Mengenang 50 tahun yang lalu pada tanggal 21 juni 1970 Bapak Proklamator Indonesia Soekarno menghembuskan napas terakhirnya di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto.
—
Siapa yang nggak kenal Soekarno? Kayaknya, hampir semua orang di Indonesia tahu nama Soekarno kan? Jiwa nasionalisme yang ia tuangkan pada pidato-pidatonya yang bersejarah, berhasil membuat rakyat Indonesia turut peduli terhadap kemerdekaan sebuah negara. Tapi, sepertinya banyak orang yang belum tahu tentang kepribadian Soekarno yang satu ini: Soekarno begitu mencintai alam dan pepohonan.
Hal itu tercermin dari pernyataan Soekarno mengenai pesan untuk pemakamannya. Kala itu, jauh sebelum Soekarno sakit, ia sempat menyatakan keinginan wujud tempat persemayamannya kepada Cindy Adams, penulis otobiografi Soekarno berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat untuk dimakamkan secara sederhana.
“Aku mendambakan bernaung di bawah pohon yang rindang, dikelilingi oleh alam yang indah, di samping sebuah sungai dengan udara segar dan pemandangan bagus. Aku ingin beristirahat di antara bukit yang berombak-ombak dan di tengah ketenangan. Benar-benar keindahan dari tanah airku yang tercinta dan kesederhanaan dari mana aku dilahirkan, dan aku ingin rumahku yang terakhir ini terletak di daerah Priangan yang sejuk, di mana aku pertama kali bertemu dengan petani Marhaen.” ucap Soekarno.
Akan tetapi hingga hari terakhirnya, keinginan Soekarno tidak terpenuhi. Jenazah Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta, lalu dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, berdekatan dengan makam Ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Nah, dari keinginan tersebut terlihat bahwa Soekarno menyukai tempat sejuk bernuansa pepohonan. Dilansir dari historia.id, untuk mengusir rasa kesepiannya ketika menjalani pembuangan di Ende, Nusa Tenggara Timur, Soekarno suka sekali merenung di bawah pohon sukun bercabang lima yang menghadap Teluk Sawu. Pemandangan indah di bawah pohon tersebut membuat Soekarno mendapatkan inspirasi menggali nilai-nilai leluhur dari lima cabang pohon ke dalam lima sila (Pancasila). Penduduk di sana menamakan pohon itu sebagai pohon Pancasila.
Patung Soekarno di bawah pohon sukun Kabupaten Ende, NTT. (sumber: genpi.co)
Kecintaan Soekarno kepada alam membuatnya selalu menyempatkan menanam sebuah pohon di tempat yang ia kunjungi, salah satunya di Arab Saudi. Kalau kamu melakukan perjalanan ke Mekkah, kamu akan menemukan Pohon Soekarno di sepanjang jalan hingga padang Arafah.
Kenapa disebut pohon Soekarno?
Sejak dahulu, Arab Saudi termasuk wilayah gersang, begitupun dengan Padang Arafah dengan suhu yang bisa mencapai 50º saat tengah hari. Kebayang, dong, gimana panasnya cuaca di sana? Saat itu, sekitar tahun 60-an, seusai Soekarno melakukan Ibadah haji, ia membawa buah tangan berupa bibit pohon mimba untuk ditanam di Padang Arafah.
Pohon mimba di sepanjang jalan Makkah. (sumber: goodnewsfromindonesia.id)
Di Indonesia, pohon mimba bisa ditemukan di Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, dan lainnya. Pohon yang dapat tumbuh 10 hingga 20 meter ini, dikenal mampu hidup di tanah tandus dan kering. Dirasa cocok dan bisa beradaptasi dengan cuaca di sana, Soekarno mengusulkan untuk menghijaukan Padang Arafah dengan menanam pohon Mimba.
Mengetahui usul baik tersebut, Raja Arab saat itu, Saud bin Abdulaziz, menyetujui usul Soekarno dan langsung menyiapkan lahan seluas 1250 hektar untuk ditanami pohon mimba. Soekarno pun memutuskan untuk mengirim bibit pohon Mimba disertai ahli kehutanan Tanah Air dari Indonesia. Selain itu, demi mendapatkan hasil yang bagus, media tanah yang digunakan pun menggunakan tanah subur dari Indonesia dan Thailand, lho.
Soekarno bersama Saud bin Abdulaziz (sumber: news.detik.com)
By the way.. karena pohon mimba ini cocok ditanam di cuaca panas, ketika musim kemarau tiba pohon ini akan rindang daunnya, sedangkan ketika musim hujan daunnya akan berguguran. Mantap bukan? Maka dari itu, disiapkan sistem irigasi tetes untuk mengairi pohon-pohon tersebut.
Dampak buah tangan yang dibawa oleh Soekarno itu, tumbuh menjadi pohon yang dapat memberi banyak manfaat salah satunya dijadikan tempat berteduh untuk jutaan jemaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.
Demi menghargai jasa Soekarno, maka pohon itu diberi nama Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno.
Eits.. tidak hanya itu, Soekarno juga menanam pohon beringin di Istana Negara dan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pohon beringin Universitas Sanata Dharma (sumber: kumparan)
Pohon yang dikenal sebagai Beringin Sukarno melambangkan kedatangan Presiden Soekarno ke kampus yang saat itu bernama FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma. Oh iya, saat ini pohon yang melambangkan persatuan itu berusia 56 tahun lho.
Dengan kepiawaiannya dalam berpidato, Soekarno dapat membakar semangat rakyatnya untuk melakukan sesuatu. Pada pidato di atas, Soekarno mengajak rakyatnya untuk membuka mata bahwa, hutan memiliki hak untuk diperjuangkan setara dengan memperjuangkan kehidupan.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Soekarno, kita dapat mempelajari kisah hidupnya dan menjadikan nilai-nilai yang diajarkannya sebagai acuan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu, Soekarno mengajarkan bahwa kita harus peduli dengan lingkungan sekitar.
Nah, selain itu juga kamu jadi tahu bahwa hobi atau hal yang kamu sukai bisa memberikan manfaat untuk banyak orang. So, bagaimana dengan hobimu? Coba deh ceritain di kolom komentar siapa tahu ceritamu bisa memberikan inspirasi satu sama lain, seperti yang Soekarno lakukan. Oh ya, kamu juga bisa dapetin informasi sejarah tentang Soekarno lainnya dengan gabung di ruangbelajar ya!