Mengenal Siklon Tropis dan Proses Terbentuknya
Artikel ini membahas mengenai pengertian dan proses terjadinya siklon tropis di wilayah Indonesia.
—
Kamu ngerasa nggak sih, belakangan ini, hujan sering sekali terjadi. Siang hari yang biasanya panas terik, mendadak mendung. Selang beberapa menit kemudian, rintik-rintik air jatuh dari langit, diselingi dengan petir dan angin kencang. Kalau udah begitu sih, paling enak tidur sambil selimutan. 😛
Pada awal April lalu, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dihantam hujan deras yang ekstrem disertai angin topan. Dilansir dari kumparan.com, dalam dua hari, curah hujan di kota Kupang sangat tinggi, yaitu mencapai 550 mm. Sedangkan di Pulau Rote dan Flores Timur masuk ke dalam kategori menengah (100-300 mm). Hal tersebut menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah daerah. Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan, baik itu secara materi, maupun korban jiwa.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), badai yang terjadi di NTT merupakan bibit siklon tropis 99S yang berkembang menjadi siklon tropis Seroja. Siklon tropis memang bukanlah hal yang baru bagi Indonesia. Tapi, ini yang terparah karena badai siklon yang terjadi sampai memasuki wilayah daratan.
Siklon Tropis
Siklon tropis merupakan badai berkekuatan besar dengan radius atau jangkauan rata-rata mencapai 150-200 km. Siklon ini terbentuk di atas lautan luas yang mempunyai suhu permukaan laut hangat, lebih dari 26,5oC. Biasanya terjadi di wilayah perairan Atlantik Barat, Pasifik Timur dan Selatan, Samudra Hindia, serta Australia. Kalau kita lihat gambar di bawah, siklon tropis berbentuk seperti spiral yang di dalamnya terdapat aktivitas awan, angin, dan badai petir. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan lebih dari 63 km/jam.
Umumnya, masa hidup siklon tropis berkisar antara 3 sampai 18 hari. Siklon tropis akan melemah dan hilang saat bergerak memasuki wilayah perairan yang dingin atau daratan.
Kemunculan Siklon Tropis di Indonesia
Di Indonesia sendiri, siklon tropis pertama kali terjadi pada April 2008 di perairan barat daya Bengkulu, Samudra Hindia. Siklon ini diberi nama siklon tropis Durga, diambil dari tokoh pewayangan yang ada di Jawa.
Kalau kita lihat grafik di atas, dari 2008 sampai 2021, TCWC BMKG Jakarta mencatat ada 10 siklon tropis yang muncul di wilayah tanggung jawab Indonesia. Meskipun begitu, bukan berarti di Indonesia hanya terjadi 10 siklon tropis itu aja, ya. Ada beberapa siklon tropis yang muncul di luar wilayah tanggung jawab Indonesia, tapi tetap berdampak pada negara kita.
Contohnya di tahun 2021 ini, selain siklon tropis Seroja, ada juga siklon tropis Odette yang muncul di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dan siklon tropis Surigae di Samudra Pasifik utara Papua. Nah, siklon tropis Odette dan Surigae nggak masuk wilayah tanggung jawab Indonesia. Tapi, karena letak kemunculannya cukup berdekatan dengan wilayah kita, tetap aja kita terkena dampaknya.
Kemunculan siklon tropis akan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan dan peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada ketinggian gelombang air laut. Saat ini, BMKG telah memastikan kalau siklon tropis Odette dan Surigae bergerak semakin menjauhi Indonesia. Meskipun begitu, BMKG masih terus menghimbau kepada masyarakat, khususnya yang berada di sekitaran pantai agar selalu waspada.
Baca juga: Dampak dan Penyebab Perubahan Iklim Global
Nah, ada yang nyadar nggak sih, setelah siklon tropis Durga, penamaan siklon tropis di Indonesia selanjutnya diambil dari nama-nama bunga dan buah. Penamaan siklon tropis, awal mulanya disepakati sejak terbentuknya TCWC Jakarta pada 2008. Tujuannya untuk membantu publik dalam mengidentifikasi kehadiran badai dengan cepat, serta membantu media memberitakan keberadaan siklon tropis tersebut. Sementara itu, alasan khusus kenapa dipilih nama bunga adalah karena bunga itu indah. Dengan kemunculan siklon, kita nggak mengharapkan kenestapaan, tapi justru keindahan. Acikiwirrr~~~
Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Seperti namanya, siklon tropis tumbuh di perairan sekitar wilayah tropis yang memiliki suhu permukaan laut hangat. Pada awal tahap pembentukannya, suhu permukaan laut yang hangat akan menyebabkan sistem tekanan rendah di wilayah tersebut. Akibatnya, terbentuklah kumpulan awan-awan konvektif (awan Cumulonimbus).
Awan-awan tersebut kemudian membentuk sabuk melingkar. Tekanan udara permukaan akan menurun mencapai kurang dari 1000 mb. Sementara itu, kecepatan angin maksimum akan meningkat hingga mencapai lebih dari 60 km/jam.
Pada tahap selanjutnya, bentuk siklon tropis cenderung lebih stabil. Di pusat siklon, terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin yang relatif rendah dan tanpa awan. Wilayah ini disebut mata siklon. Mata siklon dikelilingi dengan dinding berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan hingga 16 km. Di wilayah ini juga terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Sebelumnya, kamu udah tau ya kalau siklon tropis hanya bisa terbentuk di laut yang memiliki suhu permukaan hangat dan akan menghilang jika memasuki perairan dengan suhu dingin atau daratan. Tapi, berbeda dengan siklon lainnya, siklon tropis Seroja yang terjadi di Kupang beberapa minggu yang lalu, bisa bergerak sampai ke daratan. Nah, menurut ketua BMKG, hal ini bisa jadi ada kaitannya dengan pemanasan global yang menyebabkan perubahan suhu permukaan laut.
Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian dan proses terbentuknya siklon tropis. Tentunya, kita perlu melakukan upaya mitigasi atau pencegahan bencana sejak dini. Apalagi mengingat dahsyatnya siklon tropis Seroja yang terjadi, ya. Selain melakukan monitor terkait potensi munculnya siklon tropis, kita juga bisa melakukan upaya sederhana. Misalnya, menghemat pemakaian listrik untuk mencegah pemanasan global, sebagai salah satu faktor penyebab kemunculan siklon tropis.
Referensi:
Wahyudi, N.A. (2021) ‘BMKG: Cuaca Ekstrem Berlanjut Hingga April 2021’ [Daring]. Tautan: https://kabar24.bisnis.com/read/20210131/15/1350270/bmkg-cuaca-ekstrem-berlanjut-hingga-april-2021 (Diakses pada: 15 April 2021)
Sudibyo, M. (2021) ‘Badai Seroja dan Ancaman Siklon Tropis di Masa Depan’ [Daring]. Tautan: https://kumparan.com/marufin-sudibyo/badai-seroja-dan-ancaman-siklon-tropis-di-masa-depan-1vXqgi0rbqH (Diakses pada: 15 April 2021)
Abdulah, A.T. (2021) ‘Daftar 10 Siklon Tropis yang Dicatat BMKG Pernah Melanda Indonesia, Seroja Terbaru’ [Daring]. Tautan: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/06/daftar-10-siklon-tropis-yang-dicatat-bmkg-pernah-melanda-indonesia-seroja-terbaru (Diakses pada: 15 April 2021)
Penjelasan video ‘Apa Itu Siklon Tropis?’. Tautan: https://www.youtube.com/watch?v=rq2OJCMyzwY (Diakses pada: 15 April 2021)
Sumber gambar:
Foto ‘Danau Baru’ [Daring]. Tautan: https://www.sarekat.id/2021/04/19/unik-pasca-siklon-tropis-seroja-di-kupang-lahan-palawija-jadi-danau-baru/ (Diakses pada: 22 April 2021)
Foto ‘Pulau Paskah’ [Daring]. Tautan: https://regional.kompas.com/read/2021/04/17/061600478/mengenal-pulau-paskah-yang-muncul-pasca-badai-seroja-di-rote-ndao?page=all (Diakses pada: 22 April 2021)