Sejarah Sumpah Pemuda, Tokoh & Makna di Baliknya | Sejarah Kelas 11
Bagaimana sih sejarah Sumpah Pemuda? Nah, di artikel Sejarah kelas 11 ini, akan dijelaskan berbagai ragam karya dan perjuangan di balik peristiwa sumpah pemuda yang kita peringati hari ini.
—
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita selalu memperingati kembali Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober. Kita tahu bahwa Sumpah Pemuda ini lahir dari peristiwa bersejarah yang tak lain dan tak bukan adalah Kongres Pemuda II, pada 27 – 28 Oktober 1928.
Tapi kamu tau gak sih, kenapa peristiwa ini penting untuk diperingati? emang sebenarnya ada apa di Kongres Pemuda kala itu? Apasih dampak dari sumpah ini buat kemajuan bangsa? Siapa tokoh inspiratif yang turut hadir dalam kelahiran sumpah ini? Waw, jadi timbul banyak pertanyaan yah. Hehe…
Kalau kamu belum tau, gapapa kok. Kita semua kan belajar di sini, jadi gak usah malu ya hehe. Jadi aku mau kasih tau nih, di balik kelahiran Sumpah Pemuda, ada segudang karya dan asa yang bisa banget jadi inspirasi buat kita semua selaku para pemuda penerus bangsa. Yuk langsung kita simak ya!
Sejarah Sumpah Pemuda
Oke baik hear me out, aku yakin beberapa dari kamu pasti pas denger kata “sejarah” bawaannya langsung bosen dan ngantuk kan? Kalo emang iya, aku janji kali ini beda kok xixixi. Sebelum aku masuk ke beberapa peristiwa inspiratif dan menarik yang berhubungan dengan Sumpah Pemuda, aku bakal refresh dulu ya pemahaman kamu tentang sejarah Sumpah Pemuda. Biar makin nyambung sama bahasan berikutnya nanti hehe.
Jadi gais, aku yakin kamu udah tau basic info-nya kalo Sumpah Pemuda itu lahir dari Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 27 – 28 Oktober 1928. Nah tapi aku juga mau kasih tau nih, jadi sebenernya Kongres Pemuda itu apa, dan kenapa dilaksanakan sampai dua kali. Tapi kalo bahas tentang Sumpah Pemuda itu sendiri, kita akan lebih fokus ke Kongres Pemuda yang kedua ya gais, hehe.
Kongres Pemuda itu adalah sebuah kongres nasional yang dua kali diadakan di Jakarta. Kalo Kongres Pemuda I itu dilaksanakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926. Nah, saat kongres pertama ini, para pesertanya belum kepikiran tentang Sumpah Pemuda. Karena waktu itu para pesertanya masih memiliki rasa kedaerahan yang tinggi.
Baca Juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Perempuan Inspiratif dalam Kongres Pemuda II
Karena hal itulah, kongres pertama ini akhirnya menghasilkan Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Tujuannya apa sih? yaa untuk memperkuat kesatuan dan persatuan para pemuda dalam melawan penjajah. Ini nih yang kemudian di Kongres Pemuda berikutnya menjadi bara penghasil Sumpah Pemuda.
Tokoh yang Hadir dan Panitia Kongres Pemuda II
Nah, kalo di Kongres Pemuda II, peserta yang hadir bukan hanya dari PPPI dan peserta dari Kongres Pemuda I, tapi juga ada dari organisasi kepemudaan lainnya, seperti Jong Java, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun, dan organisasi lainnya.
Selain itu, Kongres Pemuda II ini juga dihadiri oleh perwakilan pemuda peranakan Tionghoa di Indonesia juga loh. Misalnya seperti Kwee Thiam Hiong yang merupakan anggota Jong Sumatranen Bond, serta pemuda lainnya seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie.
Ada juga Sie Kok Liong, yakni pemilik gedung asrama pelajar yang menjadi saksi bersejarah dalam perumusan Sumpah Pemuda. Gedung tersebut terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, dan kini sudah diabadikan menjadi Museum Sumpah Pemuda loh gais.
Baca Juga: Yuk, Cari Tahu 3 Lokasi Historis Lahirnya Sumpah Pemuda di Tahun 1928!
Dalam pelaksanaannya pun, panitia dalam Kongres Pemuda II berasal dari berbagai pemuda dengan latar belakang budaya yang berbeda loh. Gak cuma perwakilan dari berbagai daerah, Kongres Pemuda II turut dihadiri juga oleh the one and only, Mohammad Yamin, yang nantinya menjadi inisiator Sumpah Pemuda, dan juga komposer legendaris kita, Wage Rudolf Supratman, yang kemudian membawakan salah satu karya terbaiknya dalam kongres ini.
Tau kan, karya yang dimaksud apa? Lagu Indonesia Raya tentunya gais! Nah untuk susunan panitia Kongres Pemuda II yang lebih lengkap, bisa disimak di bawah nih gais:
Tujuan Kongres Pemuda I dan II
Jadi, ini dia nih awal mula wujud persatuan bangsa kita. Walaupun masing-masing berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, para pemuda di kongres ini memiliki cita-cita yang sama loh. Bisa dilihat nih dari tujuan diadakannya Kongres Pemuda di bawah ini:
Nah, sekarang kita masuk ke main event nya ya gais, tentang sejarah dicetuskannya Sumpah Pemuda itu sendiri nih hehe. Jadi gais, Kongres Pemuda ini kan kamu udah baca ya tujuannya di atas. Kalo kamu perhatiin, kamu pasti sadar dong. Baik Kongres Pemuda I maupun II, belum ada sama sekali perihal Sumpah Pemuda. Loh kok gitu? Padahal kan Sumpah Pemuda ini lahirnya dari Kongres Pemuda II kan.
Baca Juga: Ide dan Pemikiran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945
Lahirnya Isi Teks Sumpah Pemuda
Ternyata, isi dari Sumpah Pemuda ini baru mulai diinisiasi selagi Kongres Pemuda II itu berjalan loh. Awalnya, belum ada rencana sama sekali bakal ada Sumpah Pemuda ini. Setelah proses panjang selama dua hari itu, baru deh lahir 3 janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda ini.
Jadi ceritanya gini, waktu itu kongres sudah mau selesai nih, terus mau memasuki pembacaan keputusan kongres. Nah, Moh. Yamin memberi secarik kertas kepada Soegondo selaku pimpinan kongres sambil berbisik, “Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie”. Artinya, “Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini”.
Kemudian Soegondo menyetujui, dan secarik kertas ini diedarkan ke para peserta kongres lainnya. Karena mendapat respons yang positif, baru deh Yamin menjelaskan secara detail, apa maksud dari hal yang dia tulis di secarik kertas itu.
Isinya tak lain dan tak bukan adalah, 3 poin yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda gais! Eits, tapi waktu itu, namanya masih Ikrar Pemuda ya, baru beberapa waktu setelah kongresnya selesai, namanya diubah deh oleh Yamin sendiri menjadi Sumpah Pemuda.
Dalam penulisannya sendiri, kala itu ikrarnya masih ditulis dengan ejaan van ophuijsen ya gais, jadi ejaan ini bunyi dan penuturannya mirip penuturan Belanda. Karena pada saat itu, masih belum banyak rakyat Indonesia yang fasih berbahasa Melayu. Buat isi lengkap ikrarnya langsung simak di bawah yuk gais:
Nah, jadi itu sedikit tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda gais. Akhirnya kita bakal masuk ke bagian yang paling aku tunggu nih. Jadi sebenernya, ada beberapa peristiwa menarik loh yang terjadi di detik-detik lahirnya Sumpah Pemuda ini.
Kamu masih inget kan, tadi di atas aku sempet bahas W. R. Supratman selaku pencipta lagu Indonesia Raya? Kira-kira kenapa aku bahas beliau ya? Huehehe, jadi ada cerita nih gais.
Baca Juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Nasional dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Alunan Melodi Lagu Indonesia Raya
Ternyata, di Kongres Pemuda II ini, lagu Indonesia Raya perdana dilantunkan loh gais! Jadi awalnya gini, di sesi istirahat, W. R. Supratman melantunkan lagu Indonesia Raya nih. Tapi cuma menggunakan instrumen kesayangannya, yaitu biola.
Karena waktu itu kondisinya, gerak-gerik perjuangan para pemuda Indonesia selalu diawasi ketat oleh Belanda, termasuk Kongres Pemuda II. Takutnya, waktu penyebutan kata “Merdeka” dan “Indonesia” akan menimbulkan gesekan dengan pihak Belanda, makanya hanya dilantunkan dengan instrumen.
Tapi gais, ternyata hadirin terpukau banget nih dengan alunan yang dimainkan, sampe-sampe para peserta kongres minta encore, semua berharap lagu Indonesia Raya diulang lagi, namun kali ini benar-benar dinyanyikan. Walaupun awalnya takut, tapi aku yakin deh, pasti gelora persatuannya udah menyeruak ke seluruh ruangan kan.
Akhirnya bener deh, karena dorongan itu, disepakati lah untuk menyanyikan Indonesia Raya. Eits, tapi ada sedikit modifikasi nih. Karena sama dengan kekhawatiran di awal, jadi ada sedikit bagian pada liriknya yang diubah sementara, agar tidak mengundang kecurigaan dari pengawas Belanda. Kata “merdeka” diubah menjadi “mulia”.
Setelah disepakati, tibalah saatnya memilih orang yang akan menyanyikan lagu kebanggaan Indonesia ini. Tanpa jeda panjang, akhirnya dipilihlah seseorang yang juga ada dalam kongres tersebut, namun bukan peserta. Kehormatan ini jatuh kepada seorang wanita muda berumur 15 tahun, yaitu Theodora Atia.
Lantunan Perdana Lagu Indonesia Raya
Siapa gerangan Theodora ini? Jadi gais, Theodora Atia adalah putri dari Haji Agus Salim. Ituloh salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ya kamu pasti kenal kann hehe. Sapaan akrab Theodora ini adalah Dolly Salim.
Jadi ceritanya, Dolly waktu itu juga turut hadir dalam Kongres Pemuda II, tapi karena usianya yang masih belia, dia tidak termasuk sebagai peserta. Saat Indonesia Raya dilantunkan dawai milik W. R. Supratman, Dolly juga ikut mengiringi nih dengan alunan melodi pianonya. Ini dia yang kemungkinan menjadi alasan para peserta kongres ketika menunjuk Dolly sebagai pelantun perdana Indonesia Raya.
Baca Juga: Tan Malaka, Bapak Republik yang Jejaknya Sempat Dihapus
Setelah ditunjuk, akhirnya Dolly berdiri di atas kursinya, yang kebetulan juga berada di barisan paling depan. Karena memang dalam agenda rapat, sebenarnya tidak ada rencana untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga dalam ruangan pun tidak terdapat panggung.
Ketika dinyanyikan, sontak semua peserta kongres ikut berdiri dan mengiringi pelan nyanyian Dolly. Akhirnya dicapai lah momen indah dalam sejarah perjuangan menuju kemerdekaan. Theodora Atia alias Dolly Salim, menjadi pelantun perdana lagu Indonesia Raya pada 28 Oktober 1928.
Tidak sia-sia perjuangan para peserta kongres, karena selain lahirnya Ikrar Pemuda, para pemuda pada Kongres Pemuda II juga menyaksikan sekaligus mendengar peristiwa bersejarah, di mana lagu Indonesia Raya pertama kali dilantunkan dengan liriknya. Eh tapi kalo ngomongin lagu, sekarang aku mau bahas deh tentang beberapa lagu yang identik banget nih sama peringatan Sumpah Pemuda.
Lagu-Lagu Seputar Pemuda Indonesia
Biasanya nih waktu upacara di sekolah memperingati Hari Sumpah Pemuda, di saat menyanyikan lagu nasional, pasti deh yang dinyanyikan itu antara “Bangun Pemudi Pemuda” dan “Satu Nusa Satu Bangsa”. Bukan karena kebetulan ya, tapi memang kedua lagu tersebut masih ada kaitannya loh sama Sumpah Pemuda.
Kalo untuk lagu “Bangun Pemudi Pemuda” sendiri, memang isinya spesifik tentang semangat kaum muda untuk perjuangan kemerdekaan. Sedangkan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”, isinya juga mengandung janji yang diucapkan dalam Sumpah Pemuda.
Tapi gais, walaupun kedua lagu ini masih identik dengan Sumpah Pemuda, tapi penciptaannya bukan selagi kongres Pemuda berlangsung ya. Coba cermati bagan di bawah dulu nih:
Jadi gais, selain lagu Indonesia Raya yang mengukir sejarah bersamaan dengan lahirnya Sumpah Pemuda, masih ada lagu lain juga ya yang lahir dari semangat juang para pemuda Indonesia. Bukti bahwa Sumpah Pemuda juga turut menjadi bara semangat para pemuda Indonesia berpuluh-puluh tahun setelah diikrarkannya.
Sampai juga akhirnya kita di penghujung tulisan ini gais! Sebagai bentuk apresiasi aku buat kamu yang udah merelakan waktunya untuk membaca dan memperingati peristiwa bersejarah ini, aku mau kasih fun fact dulu deh xixixi.
Baca Juga: Nasionalisme Dulu dan Kini, Kamu Lebih Pilih yang Mana?
Setelah denger cerita salah satu wanita muda inspiratif kita, Dolly Salim, kamu ada yang kepo gak sih? Kok nama kongres dan ikrarnya itu “pemuda”, tapi ternyata di dalamnya ada wanitanya juga? Jadi gais, kata “pemuda” yang ada pada ikrar dan kongres ini sebenarnya beda maknanya ya. Pemuda yang dimaksud bukan pria loh, tapi ya, orang yang muda gitu gais huehe.
Biar gampang bayanginnya, jadi Sumpah Pemuda itu kalo jadi bahasa Inggris itu kan Youth Oath ya. Nah jadi kalo dari kata “youth” kamu paham kan, yang dimaksud itu orang-orang mudanya, bukan prianya. Jadi jangan salah ya gais, Kongres Pemuda dihadiri oleh para pemuda hebat kebanggaan Indonesia, baik pria maupun wanita hehe.
Nah, ternyata banyak banget ya cerita menarik yang ada di belakang lahirnya Sumpah Pemuda. Kalau kamu mau mempelajari materi kayak gini lewat visual, langsung aja tonton di ruangbelajar!
Referensi:
Safwan, Mardanas. 1973. Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah Pemuda (1996). Jakarta : Pemerintah DKI Jakarta Dinas Museum & Sejarah.
Yahya, Yunus. 1983. Garis Rasial, Garis Usang: Liku-liku Pembauran. Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (BAKOM-PKB) Pusat.
Dumadi, S. M., 1989. Peranan Pemuda: Dari Sumpah Pemuda sampai Proklamasi.
Artikel ini terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2023.