Peradaban Mesir Kuno: Sejarah, Pemerintahan, dan Peninggalannya | Sejarah Kelas 10
Artikel Sejarah kelas 10 ini membahas peradaban Mesir Kuno yang usianya lebih dari 5000 tahun. Kita coba lihat dari geografi sampai dengan peninggalan kebudayaannya. Ayo kita cari tau bareng-bareng!
—
Sungai adalah salah satu unsur alam yang paling banyak berpengaruh bagi sejarah umat manusia. Fungsi sungai bisa bermacam-macam, dari mulai mengairi pertanian, sarana kebersihan, sampai dengan transportasi dan perdagangan.
Makanya, ga heran kalau beberapa peradaban besar memanfaatkan keberadaan sungai di daerah mereka, contohnya, peradaban sungai Eufrat dan Tigris, peradaban lembah sungai Indus, dan peradaban sungai Yangtze.
Eits, ada satu lagi nih, peradaban besar yang memanfaatkan sungai sebagai sumber kehidupan, namanya peradaban Mesir Kuno. Masyarakat Mesir Kuno memanfaatkan aliran Sungai Nil yang merupakan sungai terpanjang di dunia!
Penasaran? Yuk, kita bahas sejarah Mesir Kuno!
Lingkungan Geografi dan Ekonomi Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno muncul di sepanjang aliran Sungai Nil di Benua Afrika, tepatnya di Afrika utara. Sungai Nil memanjang dari bagian hulu sungai di selatan menuju ke hilir di Laut Tengah atau Laut Mediterania.
Secara umum, daerah Mesir merupakan wilayah gurun pasir dan tebing batu. Namun, tanah-tanah di sekitar Sungai Nil merupakan wilayah subur. Maka dari itu, di daerah inilah muncul kota-kota dalam peta Mesir Kuno.
Daerah-daerah yang ada di sepanjang Sungai Nil ini sangat subur dan cocok untuk menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Hasil pertanian seperti gandum dan pohon papirus banyak tumbuh di pinggir Sungai Nil.
Hasil bumi tersebut kemudian dibawa ke pelabuhan di utara untuk dijual dan dikirim ke daerah lain melalui sungai. Masyarakat di sepanjang aliran sungai banyak mendapatkan penghasilan dan pekerjaan dari aktivitas ekonomi ini. Jadi, dari sini kita bisa lihat bahwa Sungai Nil sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Ilustrasi Sungai Nil pada masa peradaban Mesir Kuno.
Terus, kalo udah punya banyak kekayaan, mau dipake buat apa tuh?
Kondisi Sosial-Ekonomi dan Pemerintahan Mesir Kuno
Hasil bumi yang kaya dan makmur ini kemudian mendorong aktivitas sosial dan pengetahuan dari masyarakat Mesir. Mereka mengembangkan hieroglif atau sistem tulisan Mesir Kuno dengan bahasa Mesir Kuno.
Sistem pemerintahan pada masa Mesir Kuno sudah memiliki banyak jabatan untuk menjalankan kerajaan. Misalnya, raja Mesir atau yang lebih dikenal dengan sebutan fir’aun (bahasa Inggris disebut pharaoh), kemudian ada panglima perang tentara, juru tulis kerajaan, penasehat kerajaan, sampai dengan kepala pekerja. Sistem pemerintahan ini berkembang seiring waktu dan menyesuaikan dengan penguasa pada saat itu.
Nah, pemerintahan pada masa Mesir Kuno ini digunakan oleh para ahli arkeologi atau sejarah untuk membagi masa atau periodisasi dari sejarah peradaban Mesir Kuno. Soalnya, Mesir Kuno itu beneran kuno yang artinya udah lamaaaa banget. Coba nih ya bayangin, tahun kita hidup sekarang ini dikurangin sampe tahun 1 masehi, terus dikurangin lagi 3000 tahun. Jadi Mesir Kuno itu udah beneran ada sejak 5000 tahun yang lalu.
-
Periode Dinasti Awal
Sebelum tahun 3000 sebelum masehi, Mesir Kuno terbagi atas beberapa kota dan daerah kecil. Pada umumnya, terdapat dua wilayah besar yang ada pada saat itu, yaitu Mesir Hilir (Lower Egypt) yang berada di selatan dan Mesir Hulu (Upper Egypt) yang berada di utara.
Masing-masing daerah ini memiliki kota besar yang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan ibukota. Mesir Hilir memiliki ibukota bernama Mempis, sedangkan Mesir Hilir beribukota di Tinis. Baik Tinis maupun Mempis memiliki kerajaan yang terpisah satu sama lain.
Nah, Periode Dinasti Awal di Mesir Kuno berawal dari penyatuan Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Raja yang mempersatukan dua daerah ini bernama Raja Narmer atau Menes yang berkuasa di kota Mempis. Pada masa ini juga, tulisan dan prasasti mulai ditemukan dan menjadi sumber sejarah untuk mempelajari zaman ini.
Periode ini berlangsung selama 500 tahun dari kurang lebih tahun 3000 sampai dengan sekitar 2600 sebelum masehi. Pada masa itu, seorang fir’aun baru bernama Joser naik tahta dan memulai periode baru di Mesir Kuno.
-
Periode Kerajaan Lama
Naik tahta Fir’aun Joser menandai periode baru dalam sejarah Mesir Kuno. Periode ini disebut sebagai Periode Kerajaan Lama atau Periode Kerajaan Kuno.
Pada era ini, masyarakat Mesir Kuno mencapai masa keemasan pertama mereka. Perdagangan dengan daerah tetangga semakin ramai. Begitu juga dengan pengetahuan dan teknologi. Monumen dan kuil mulai dibangun untuk menghormati para raja dan dewa Mesir Kuno, termasuk Piramida dan Sfinks di Giza. Buat Piramida dan Sfinks ini nanti kita bahas ya setelah ini…
Berarti pada masa ini Mesir jago banget yaaa…
Eits, meskipun demikian, pada akhirnya dinasti ini tumbang dan runtuh karena beberapa daerah menjadi semakin kuat dan memisahkan diri dari pemerintah pusat. Hal ini diperparah dengan krisis ekonomi dan kelaparan.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Peradaban Mesopotamia serta Peninggalannya
-
Periode Kerajaan Menengah
Periode ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu Pertengahan Pertama, Mengenah, dan Pertengahan Kedua.
Pada masa Pertengahan Pertama (First Intermediate), masyarakat Mesir Kuno terpecah lagi menjadi dua wilayah besar yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Bedanya, Mesir Hilir pada saat ini beribukota di Herakliopolis dan Mesir Hulu di kota Thebes. Masa ini ditandai dengan kekacauan dan krisis ekonomi sebagai lanjutan dari periode sebelumnya. Hal ini menjadi semacam kemunduran Mesir Kuno setelah masa emas yang panjang.
Kemudian pada periode Menengah, Fir’aun Mentuhotep II dari Mesir Hulu Thebes menyatukan kembali Mesir dengan menaklukkan kota Herakliopolis di Hilir dan juga daerah-daerah di sekitarnya. Pada periode ini, Mesir juga mulai melakukan ekspansi ke daerah-daerah lain yang berada di sekitarnya dan menandai wilayah kekuasaan yang luas.
Kerajaan yang semakin kaya ini kemudian menarik bangsa-bangsa asing untuk merebut kejayaan Mesir Kuno. Salah satunya adalah Bangsa Hiksos dari wilayah timur. Hiksos menaklukkan Mesir dan menjadikan Mesir sebagai wilayah jajahannya. Pada masa ini, Mesir Kuno memasuki masa Pertengahan Kedua. Pusat ekonomi dan politik Mesir berada di Avaris. Bangsa Hiksos kemudian memerintah bangsa Mesir sampai dengan tahun abad ke-16 sebelum masehi.
Raja Ahmose I dari Thebes kemudian membebaskan Mesir dari penjajahan bangsa Hiksos. Mesir kembali bersatu di bawah kekuasaan Mesir Hulu.
-
Periode Kerajaan Baru
Mesir pada saat itu muncul sebagai satu kekuatan di kawasan Laut Tengah. Beberapa ekspedisi dan penaklukan dilakukan untuk menegaskan kekuasaan Mesir terhadap daerah lain, terutama di Afrika dan Laut Tengah Timur. Periode ini disebut dengan Periode Kerajaan Baru.
Periode Kerajaan Baru memiliki beberapa peristiwa penting, salah satunya adalah perjanjian perdamaian yang dilakukan antara Mesir dengan Hitit bernama Perjanjian Kadesh pada 1247 sebelum masehi. Perjanjian ini diduga merupakan perjanjian damai tertua dalam sejarah manusia.
Pada masa ini juga, Mesir mencapai masa keemasannya yang kedua dan menjadi salah satu kerajaan yang maju di kawasan Afrika. Kemunduran periode ini ditandai dengan serangan Orang Laut yang sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti siapa Orang Laut ini.
-
Periode Pertengahan Ketiga dan Periode Dinasti Akhir
Pada Periode Pertengahan Ketiga, Mesir lagi-lagi dihadapi oleh masalah yang sama yaitu perpecahan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mesir Hilir yang mengutamakan perdagangan regional dikuasai oleh para pedang asing yang bekerja sama dengan raja-raja lokal.
Di sisi lain, beberapa kota di Mesir Hulu dipimpin oleh kalangan agamawan yang berpusat di Thebes. Hal ini yang kemudian menjadikan Mesir Hulu dilanda konflik antara pemuka agama dengan pemerintah. Kondisi ini merupakan tanda-tanda perpecahan dari masyarakat Mesir yang pada akhirnya melemahkan Mesir itu sendiri.
Sampai akhirnya pada Periode Dinasti Akhir, daerah Mesir pada saat itu dijajah kembali oleh Bangsa Kush dan kemudian oleh Bangsa Assyiria.
-
Periode Dinasti Ptolomeus
Bangsa Mesir sudah tidak sekuat pada masa lalu. Beberapa kerajaan dan penguasa asing silih berganti menguasai Mesir. Puncaknya, wilayah Mesir dikuasai oleh Alexander dari Makedonia, Yunani. Hal ini menjadi babak baru bagi mesir namun juga menjadi babak akhir dari kejayaan panjang di masa lalu.
Setelah menaklukkan Mesir, Alexander kemudian menunjuk Ptolomeus sebagai dinasti yang memerintah di Mesir. Periode Ptolomeus ini menjadi awal dari munculnya tradisi Helenistik.
Waduh, apa tuh helenistik?
Helenistik itu artinya kebijakan untuk menyatukan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan masyarakat jajahan Yunani. Nah, pada kasus ini, Kebudayaan Mesir mengalami pencampuran dengan kebudayaan Yunani yang dibawa oleh pemerintahan Ptolomeus.
Salah satu prasasti penting yang dikeluarkan pada masa ini adalah prasasti Rosetta (Rosetta stone) yang memuat aturan dan hukum dalam tiga tulisan, yaitu tulisan Yunani, tulisan Mesir demotik, dan tulisan hieroglif. Prasasti hukum ini dibuat dengan tiga tulisan supaya orang-orang dari berbagai bangsa dan generasi di Mesir bisa membaca sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
Panjang juga ya sejarah Mesir Kuno yang berlangsung selama 3000 tahun ini. Hmm… Tapi, apa aja sih peninggalan dari peradaban Mesir Kuno ini?
Peninggalan Kerajaan Mesir Kuno
Masyarakat Mesir Kuno bisa membangun infrastruktur kota dengan teknologi yang baik pada masanya. Sisa-sisa peninggalan mesir kuno yang megah dan besar yang bisa kita lihat sampai dengan saat ini. Masyarakat Mesir Kuno tuh buuuanyak banget membangun kemajuan arsitektur dan teknologi bangunan.
Mereka bisa memahat tebing batu menjadi istana, kuil, dan bangunan megah lainnya. Kanal dan bendungan juga dibangun untuk mengaliri air sungai ke ladang pertanian. Ada dua jenis hasil peradaban Mesir Kuno yang terkenal yaitu, piramida dan sfinks (dalam bahasa Inggris: sphinx). Dua bangunan ini merupakan contoh dan bukti kemajuan teknologi pada masa Mesir Kuno.
Piramida dan Sfinks di Komplek Piramida Giza.
(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Egypt,_Giza.jpg)
Salah satu fungsi piramida pada masa Mesir Kuno adalah sebagai tempat penguburan jenazah penguasa. Beberapa raja Mesir Kuno memerintahkan pembangunan piramida untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaannya. Misalnya, komplek Piramida Giza, yang merupakan komplek piramida terbesar, menyimpan jenazah dari Raja Khufu yang berkuasa di Mesir pada masa Dinasti Lama abad ke-26 sebelum masehi.
Selain meninggalkan bangunan-bangunan megah, peradaban Mesir Kuno juga meninggalkan kebudayaan menulis yang baik. Seperti yang sudah disampaikan di atas, tulisan Mesir kuno ini disebut dengan hieroglif. Tulisan-tulisan ini menjadi sumber-sumber sejarah yang bermanfaat untuk ilmu pengetahuan yang membahas kebudayaan Mesir Kuno. Misalnya nih, ilmu arkeologi dan ilmu sejarah.
Satu lagi yang tidak bisa dilewatkan adalah mumifikasi atau mumi. Mumifikasi atau mumi adalah teknik pengawetan jenazah masyarakat Mesir Kuno. Pengawetan ini sejalan dengan kepercayaan masyarakat Mesir Kuno saat itu yang memercayai adanya kehidupan setelah kematian. Bagi orang-orang terkenal, seperti pejabat kerajaan dan pemuka agama, mumifikasi juga menunjukkan status sosial mereka. Semakin mewah peti mumi seseorang, maka semakin kaya dan berpengaruh dia saat masih hidup.
Baca Juga: Kenalan Sama Mumi & Kitab Kematian dari Peradaban Mesir Kuno | Sejarah Kelas 10
Kepercayaan Masyarakat Mesir Kuno
Masyarakat Mesir Kuno memercayai banyak dewa atau disebut dengan politeisme. Dewa-dewa Mesir Kuno merupakan dewa yang dipercayai mewakili satu kekuatan atau fenomena alam yang ada, seperti dewa pertanian, dewi sungai, sampai dengan dewa penciptaan dan kematian. Dewa tertinggi dalam kebudayaan Mesir Kuno adalah dewa matahari yang disebut Ra atau Ra-atum.
Selain Dewa Ra, ada juga dewa langit bernama Hator, dewa kematian bernama Anubis, serta dewa bulan dan pengetahuan bernama Thoth. Masing-masing dewa menjalankan perannya dan masyarakat Mesir Kuno menjalankan kepercayaan terhadap dewa-dewa tersebut untuk mendapatkan kelancaran dan pengampunan.
Masyarakat Mesir Kuno menghormati dewa dengan cara membangun kuil-kuil pemujaan untuk para dewa dan menjalankan ritual. Selain itu, mereka juga membuat puji-pujian dan juga persembahan kepada para dewa.
–
Waaaw… Kita udah jalan-jalan nih ke peradaban Mesir Kuno. Kita jadi bisa tau bagaimana peradaban masyarakat Mesir Kuno berkaitan erat dengan kondisi alam dan lingkungan alam, terutama Sungai Nil. Kepikiran ga sih,Indonesia kan punya banyak sungai, gimana kalo sungai-sungai di Indonesia ini dijaga dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Makanya, yuk kita jaga sungai kita!
Kalau kamu masih penasaran tentang materi Mesir Kuno, boleh lho simak video seru di ruangbelajar! Di situ kamu akan nonton video interaktif dengan animasi yang ciamik pastinya~ Jangan lupa di-download aplikasi Ruangguru-nya!
Referensi:
Bauer, Susan Wise. Sejarah Dunia Kuno: Dari Cerita-Cerita Tertua sampai Jatuhnya Roma (penerjemah: Aloysius Prasetya). Jakarta: Elex Media Komputindo. 2010.
Hapsari R, Adil M. Sejarah untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan. Jakarta: Erlangga. 2018
Sandra. Sejarah dan Peradaban Mesir Kuno. Yogyakarta: Elementa Media. 2023