Pengertian Perbandingan, Jenis & Cara Menghitungnya | Matematika Kelas 7
Yuk, kita belajar materi perbandingan! Kita akan kupas mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara menghitung perbandingan, hingga contoh soalnya. Baca artikel Matematika kelas 7 ini sampai habis, ya!
—
Hayo, siapa yang suka ngebanding-bandingin sesuatu?
Misalnya, ketika nilai ujian dibagikan, biasanya momen membandingkan ini selalu berlangsung. Mulai dengan penasaran dan nanya, ‘Eh, nilai lo berapa?’
Pas tahu nilai teman kita lebih besar, kita sakit hati, nyobek lembar ujian, lalu nelen bulat-bulat sambil menjerit, ‘KENAPAAAA?!!’ Masalahnya, apa, sih, pengertian perbandingan itu? Bagaimana cara membandingkan yang benar dan apa saja jenis-jenis perbandingan?
Stres karena nilai temen lebih gede saat dibandingin. (sumber: giphy.com)
Ternyata, meskipun terdengar remeh dan biasa kamu lakukan, kegiatan membandingkan itu ada kaitannya dengan matematika, lho. Ada cara-cara tertentu yang bisa kamu gunakan untuk melakukan perbandingan.
Apa yang Dimaksud dengan Perbandingan?
Dalam Matemtika, perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis menggunakan cara sederhana.
Misalnya nih, kita ingin membandingkan nilai a dengan b. Kita bisa menyatakannya dalam bentuk Matematika seperti di bawah ini:
a : b atau a/b
Nah, kamu pasti udah sering melihat bentuk a/b kan? Yap, bener banget! Bentuknya sama dengan bilangan pecahan. Oleh karena itu, perbandingan juga bisa dinyatakan dalam pecahan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Bilangan Pecahan dan Contohnya
Bagaimana Cara Membandingkan Suatu Nilai?
Oke, setelah kamu mengetahui pengertian perbandingan, kita pelajari cara membandingkan, yuk! Supaya lebih mudah paham, kita langsung coba dengan soal di bawah ini, ya.
Misalnya, nilai ujian Matematika Yodi 80 dan nilai ujian matematika Rian 60. Nah, dari keterangan ini, kita dapat membandingkan data-data yang ada, yaitu:
1. Nilai ujian Yodi 20 poin lebih besar.
[Hal ini didapat dari perhitungan: 80 – 60 = 20 poin]
2. Nilai Yodi empat per tiga kali lebih besar daripada Rian.
[Hal ini didapat dari perhitungan 80/60 = 4/3]
Cara Menghitung Perbandingan
Lalu, gimana sih cara menghitung perbandingan itu? Dalam melakukan perbandingan, ada dua hal yang harus kamu perhatikan, yakni:
1. Dalam membandingkan dua besaran dengan cara menghitung hasil bagi, besaran-besaran tersebut harus merupakan besaran yang sejenis.
Contoh perbandingan yang salah:
Panjang pensil Ani ¾ kali berat badan Yudi.
Hal ini salah karena panjang pensil berada dalam satuan (cm), sementara berat badan Yudi dalam satuan kg.
Contoh perbandingan yang hampir benar:
Panjang pensil Ani 13 cm sementara panjang pensil Roberto 2 m.
Hal ini karena kedua satuannya berbeda. Sehingga, ukuran satuannya harus disamakan terlebih dahulu (menjadi sama-sama cm, atau sama-sama m).
2. Ketika melakukan perbandingan, pastikan hasil bagi kedua besaran suatu bilangan harus dalam bentuk yang paling sederhana.
Misalnya, Kakak mempunyai uang 150.000 sementara Adik 50.000. Berapa perbandingan uang mereka?
Kalau kamu menjawab 15:5 itu artinya kamu masih belum tepat. Bilangan itu masih bisa diperkecil lagi menjadi bentuk yang lebih sederhana. Berapa? Coba tulis di kolom komentar ya!
Baca Juga: Mengenal Operasi Hitung pada Pecahan
Jenis-Jenis Perbandingan
Sampai sini sudah mulai paham belum? Kita lanjut, yaaa~
Perbandingan dalam Matematika dibagi menjadi dua jenis, yaitu perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Wah, bedanya apa tuh ya? Daripada bingung, langsung simak penjelasannya, yuk!
1. Perbandingan Senilai
Misalnya, terdapat himpunan-himpunan bilangan A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {10, 20, 30, 40, 50}.
Himpunan A menyatakan waktu tempuh dalam satuan detik dan himpunan B menyatakan jarak yang ditempuh dalam satuan kilometer. Sekarang coba, deh, kamu pikir, apa nyumabungnya antara waktu tempuh dan jarak?
Ya, betul. “sejauh”.
Kita dapat mengaitkan waktu tempuh (s) “sejauh” jarak yang dia tempuh (km). Maka hasilnya:
- 1 detik sejauh 10 km
- 2 detik sejauh 20 km
- 3 detik sejauh 30 km
- 4 detik sejauh 40 km
- 5 detik sejauh 50 km
Kalau kita buat dalam bentuk tabel, maka akan menjadi:
Kamu sudah mulai bisa melihat polanya belum? Dalam perbandingan senilai, semakin tinggi nilai yang satu (A), maka akan semakin tinggi juga nilai (B)-nya. Oleh karena itu, perbandingan jenis ini disebut sebagai perbandingan senilai. Karena nilai A akan “sejalan” dengan nilai B.
Kalau didefinisikan, perbandingan senilai adalah membandingkan dua variabel atau lebih, yang apabila nilai salah satu variabel bertambah, maka nilai variabel lainnya juga ikut bertambah.
Apabila data tadi kita olah dalam bentuk grafik koordinat kartesius, maka hasilnya akan seperti ini:
Rumus Perbandingan Senilai
Keterangan:
a1 = variabel a sebelum dibandingkan
a2 = variabel a setelah dibandingkan
b1 = variabel b sebelum dibandingkan
b2 = variabel b setelah dibandingkan
2. Perbandingan Berbalik Nilai
Lain halnya dengan perbandingan berbalik nilai. Misalnya, ada seorang peternak mempunyai 150 ekor sapi. Satu ikat rumput dihabiskan dalam waktu satu hari. Itu artinya, apabila peternak tersebut mempunyai
- 75 ekor sapi, pakan ternak habis dalam waktu 2 hari
- 50 ekor sapi, pakan ternak habis dalam waktu 3 hari
- 30 ekor sapi, pakan ternak dihabiskan dalam waktu 5 hari
- 25 ekor sapi, pakan ternak dihabiskan dalam waktu 6 hari
Kalau kita buat dalam bentuk tabel, maka akan terlihat seperti berikut:
Dari data itu, dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit jumlah sapi, maka jumlah yang dibutuhkan semakin banyak. Nah, perbandingan sepert ini dinamakan dengan perbandingan berbalik nilai.
Bisa dikatakan, perbandingan berbalik nilai adalah membandingkan dua variabel atau lebih, yang apabila nilai salah satu variabel bertambah, maka nilai variabel lainnya akan berkurang, begitu juga sebaliknya.
Apabila data tadi kita olah dalam bentuk grafik koordinat akrtesius, maka hasilnya akan menjadi:
Rumus Perbandingan Berbalik Nilai
Keterangan:
a1 = variabel a sebelum dibandingkan
a2 = variabel a setelah dibandingkan
b1 = variabel b sebelum dibandingkan
b2 = variabel b setelah dibandingkan
Bagaimana, sudah mulai terlihat jelas kan perbedaan antara perbandingan senilai dan berbalik nilai. Kalau yang arahnya “sejalan”, itu termasuk ke dalam perbandingan senilai. Di sisi lain, kalau berbanding terbalik, masuk ke dalam perbandingan berbalik nilai.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap KPK dan FPB, Apa Bedanya Ya?
Contoh Soal Perbandingan
1. Sebuah mobil membutuhkan 4 liter bensin untuk perjalanan sejauh 72 km. Berapa bensin yang dibutuhkan jika mobil itu akan menempuh perjalanan 54 km?
- 1 liter
- 1,5 liter
- 3 liter
- 3,5 liter
Pembahasan:
Diketahui:
4 liter = 72 km
x liter = 54 km
Soal ini bisa kita selesaikan menggunakan rumus perbandingan senilai:
Sehingga, diketahui bahwa, mobil tersebut membutuhkan 3 liter bensin agar dapat menempuh perjalanan sejauh 54 km.
2. Proyek perbaikan jalan akan selesai selama 30 hari dengan pekerja sebanyak 15 orang. Setelah 6 hari pelaksanaan, proyek tersebut dihentikan selama 4 hari karena suatu hal. Jika kemampuan bekerja setiap orang sama, agar proyek tersebut selesai tepat waktu, pekerja tambahan yang diperlukan adalah …
- 1 orang
- 3 orang
- 6 orang
- 9 orang
Pembahasan:
Diketahui:
30 hari —> 15 pekerja
setelah 6 hari: 24 hari —> 15 pekerja
dihentikan 4 hari: 20 hari —> 15 pekerja + tambahan pekerja
Ditanya: tambahan pekerja …?
Jawab:
Jika data-data di atas dibuat dalam bentuk tabel, maka:
Waktu | Pekerja |
30 | 15 |
24 | 15 |
20 | x |
Nah, untuk soal ini, kita bisa menyelesaikannya dengan rumus perbandingan berbalik nilai.
Eiits, jangan keliru ya! Karena yang diminta pada soal adalah tambahan pekerja, maka jawaban di atas belum selesai, nih.
Tambahan pekerja = x – 15 orang pekerja
Tambahan pekerja = 18 – 15 = 3 orang
Sehingga, dibutuhkan 3 orang tambahan pekerja agar proyek tersebut dapat selesai tepat waktu.
—
Gimana, gais? Semoga pembahasan mengenai pengertian dan jenis-jenis perbandingan ini bisa kamu pahami dengan baik, ya. Kalau kamu masih ada kesulitan atau tambahan, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar. Lebih suka memelajari materi seperti ini sambil menonton video animasi lucu? ruangbelajar jawabannya!
Referensi:
Raharjo M. (2018) Matematika SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga
Sumber foto:
GIF ‘Orang Menangis’ [Daring]. Tautan: https://giphy.com/gifs/teamcoco-crying-cry-l2JhtKtDWYNKdRpoA (Diakses: 22 Desember 2020)
Artikel ini diperbarui oleh Hani Ammariah pada 10 Januari 2025.