Belajar Penokohan dan Sudut Pandang dari Teks Fiksi | Bahasa Indonesia Kelas 6
Hari ini, Roro, Guntur, dan Kanguru akan mengadakan buka puasa bersama di rumah Roro. Saat sedang menunggu waktu berbuka, mereka mendapat pengetahuan baru tentang penokohan dan sudut pandang teks fiksi. Penasaran dengan petualangan mereka? Baca artikel ini sampai habis, ya!
—
Sekitar pukul 05.00 sore, Guntur dan Kanguru sudah sampai di rumah Roro. Guntur membawa bungkusan berisi manisan dan kurma titipan ibunya untuk camilan berbuka puasa.
Mendengar hal itu, Roro, Guntur, dan Kanguru melompat kegirangan. Mereka bertiga lalu bermain di kamar Roro sambil menunggu waktu berbuka.
“Buka puasa masih sejam lebih, nih. Kita main apa ya yang seru?” tanya Guntur.
“Hmm, gimana kalau baca buku cerita aja. Kemarin, ayahku baru membelikan buku cerita baru, loh. Judulnya, Kisah Semut dan Belalang,” seru Roro sambil mengambil buku cerita di rak buku dan menunjukkannya pada Guntur dan Kanguru.
Guntur pun mengambil buku cerita itu dari tangan Roro. “Wah, kayaknya seru, nih. Jadi ingat waktu Kanguru menceritakan kisah Danau Toba saat kita menginap di rumahmu, Ro.”
Tiba-tiba saja, Kanguru teringat akan sesuatu.
“Ngomongin cerita Danau Toba dan Kisah Semut dan Belalang, kalian tahu nggak kedua cerita ini termasuk jenis teks apa?” Kanguru melirik ke arah Roro dan Guntur.
Guntur pun setuju mendengar jawaban Roro. “Di rumahku ada banyak sekali novel, lho. Kadang, ayahku suka membaca novel detektif saat sedang libur bekerja,” ucap Guntur.
Lalu, Kanguru mengambil buku cerita dari tangan Guntur. “Mau aku yang bacakan lagi ceritanya?”
Roro dan Guntur membalas dengan anggukan.
“Tamat. Gimana menurut kalian? Seru nggak ceritanya?” tanya Kanguru pada Roro dan Guntur.
“Waaah… Seru banget! Karena Kanguru yang bercerita, serunya jadi dobel,” ucap Roro senang.
“Tapi, aku sebel deh sama belalang. Sifatnya sombong, pemalas lagi. Untung semut mau membantu belalang. Coba kalau nggak, belalang bisa mati kelaparan karena keangkuhannya,” kata Guntur kesal.
“Hahahaha… Sabar, Guntur. Nanti puasa kamu batal, loh,” balas Kanguru.
“Aku juga jadi salut sama semut. Meskipun awalnya diejek oleh belalang, semut nggak patah semangat. Ia tetap rajin mengumpulkan makanan. Waktu belalang kelaparan, semut tetap mau berbagi makanannya. Baik banget, ya,” kata Roro.
“Ooohh… Berarti, dalam cerita ini, semut lah yang menjadi tokoh protagonis, sedangkan belalang menjadi tokoh antagonis,” tambah Guntur.
“Yap! Betul banget, Guntur. Pintar deh kamu,” kata Kanguru sambil tertawa.
“Oh iya, selain penokohan, ada juga yang namanya sudut pandang. Ada yang tahu, apa itu sudut pandang?” tanya Kanguru sambil menunjuk ke arah Roro dan Guntur.
“Hmm, sepertinya aku tahu, Kanguru,” jawab Roro.
“Waaahhh… Hebat kamu, Ro. Penjelasan kamu lengkap, jelas, dan tepat.” Kanguru mengacungkan jempol ke arah Roro.
“Berarti, kalian bisa menebak dong ya sudut pandang dari cerita tadi?” tanya Kanguru kembali.
“Sudah, dong. Jawabannya pasti sudut pandang orang ketiga. Betul, kan?” jawab Guntur.
Roro dan Kanguru menganggukkan kepala sambil tersenyum.
Tak terasa, waktu berbuka puasa tinggal sepuluh menit lagi. Terdengar ketukan dari balik pintu kamar Roro.
“Roro, Guntur, Kanguru, ayo ke meja makan. Sebentar lagi waktunya berbuka puasa,” kata Ibu Roro dari luar kamar.
Roro pun menaruh buku cerita ke tempat semula dan mereka bertiga bergegas menuju meja makan untuk buka puasa bersama. Wajah mereka sangat senang karena lagi-lagi mendapat ilmu baru di petualangan kali ini.
Nah, petualangan Roro dan Guntur berakhir sampai di sini, nih. Bagaimana menurutmu? Seru nggak cerita kali ini? Kalau kamu mau belajar materi di cerita ini lebih jelas lagi, kamu bisa loh tonton video belajar beranimasi di ruangbelajar!