Pengertian Ikhtisar, Ciri-Ciri, Tujuan, Kebahasaan & Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 10
Dalam artikel Bahasa Indonesia kelas 10 kali ini, kita akan belajar mengenai ikhtisar. Apa sih yang dimaksud dengan ikhtisar? Bagaimana contohnya? Yuk, kita bahas sama-sama!
—
Kamu pernah nggak mendengar istilah ikhtisar? Dalam dunia kepenulisan, ikhtisar sering digunakan untuk meningkatkan minat baca, loh. Kenapa begitu? Alasannya karena ikhtisar hanya berisi hal-hal dari tulisan atau buku yang dianggap penting saja. Jadi, kamu bisa lebih cepat dalam memahami isi buku tersebut.
Ikhtisar buku sering disamakan dengan ringkasan, simpulan, atau rangkuman. Nyatanya, keduanya berbeda dari segi pembahasan dan strukturnya. Nah, untuk memahami materi ikhtisar lebih dalam, yuk simak penjelasannya, mulai dari pengertian, ciri-ciri, kebahasaan, contoh, hingga bedanya antara ringkasan, simpulan, dengan ikhtisar!
Pengertian Ikhtisar
Ikhtisar adalah teks yang dibuat secara ringkas berdasarkan teks aslinya. Ikhtisar disusun dengan mencantumkan seluruh bagian penting yang ada dalam sebuah buku/teks. Dengan kata lain, ikhtisar mengandung persoalan dan tujuan yang menjadi topik pada teks.
Ikhtisar hampir sama dengan rangkuman, atau simpulan ya, tapi sebenarnya, ketiganya memiliki struktur yang berbeda. Lalu, apa sih hal-hal yang membedakannya?
Bedanya Ikhtisar, Rangkuman, dan Simpulan
Berdasarkan struktur penulisannya, ikhtisar disusun berdasarkan bagian pokok atau permasalahan utamanya. Setelah itu, dilakukan dengan penjelasan lainnya. Ikhtisar hanya mengambil poin-poin penting yang dibutuhkan dari buku/teks, sedangkan bagian lainnya belum tentu digunakan.
Sementara itu, ringkasan disusun secara sistematis (berurutan). Susunannya meliputi pendahuluan teks, isi, dan penutup. Ringkasan juga mengambil hampir keseluruhan isi buku/teks aslinya.
Nah, kalau simpulan atau kesimpulan adalah inti dari suatu bahasan. Simpulan memberikan semua informasi yang diperlukan oleh pembaca secara singkat. Simpulan bertujuan untuk memaparkan hasil akhir dari suatu analisis.
Gimana, sudah tahu kan bedanya antara ikhtisar, ringkasan, dengan simpulan. Jangan sampai salah jika diminta membuat salah satunya, ya!
Baca Juga: Teks Biografi: Pengertian, Struktur, Ciri & Contohnya
—
Eits, sebelum lanjutin belajar tentang Ikhtisar, misal kamu tertarik lebih dalam dengan materi Bahasa Indonesia nih, kamu boleh loh belajar langsung bareng tutor yang keren-keren dari Ruangguru Privat Bahasa Indonesia!
Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!
Tujuan Ikhtisar
Tujuan penulisan ikhtisar adalah untuk memberikan gambaran inti dari sebuah teks yang sedang atau akan dibaca. Ikhtisar juga berfungsi sebagai teks yang membantu para pembaca agar lebih mudah memahami dan mendapatkan gagasan dari teks panjang yang tengah dibahas.
Tidak hanya itu saja, ikhtisar bertujuan untuk meningkatkan keinginan seseorang untuk membaca buku. Sebab, ikhtisar hanya menjelaskan hal-hal pentingnya saja secara singkat, padat, dan jelas. Bisa tuh kita gunakan untuk mempermudah saat belajar.
Ciri-Ciri Ikhtisar
Supaya kamu lebih mudah memahaminya, berikut ciri-ciri ikhtisar yang bisa kamu pahami:
Kebahasaan Ikhtisar
Sebelum menyusun ikhtisar, selain mengerti tentang pengertian dan ciri-cirinya, kita juga perlu tahu struktur kebahasaan yang digunakan, nih. Berikut kebahasaan yang umum digunakan dalam menyusun ikhtisar:
1. Menggunakan Kalimat Majemuk
Kamu tahu apa itu kalimat majemuk? Kalimat majemuk adalah susunan kalimat yang memiliki dua pola atau lebih. Kalimat majemuk juga bisa disebut sebagai gabungan dari beberapa kalimat tunggal.
Penggunaan kalimat majemuk ini bertujuan untuk membuat ikhtisar menjadi hemat kata. Misalnya, kalau dalam teks terdiri dari 6 kalimat, kita bisa menyusunnya menjadi 2-3 kalimat saja.
Contoh: Ibu memasak di dapur ketika Adi masih tertidur.
2. Menggunakan Kalimat Efektif
Kedua, ikhtisar harus disusun menggunakan kalimat efektif. Apakah itu? Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun dengan jelas dan ringkas, agar mudah dipahami. Nah, saat menyusun ikhtisar, penting untuk menggunakan kalimat efektif supaya lebih to the point dan tidak bertele-tele.
Contoh kalimat tidak efektif: Kepada para mahasiswa, diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
Contoh kalimat efektif: Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Hikayat dalam Beragam Tema & Jenis-Jenisnya
Cara Membuat Ikhtisar
Lalu, bagaimana cara menyusun ikhtisar yang baik? Coba perhatikan berikut!
Contoh Ikhtisar
Nah, setelah kita paham tentang pengertian dan cara menyusun ikhtisar, sekarang kita bahas contoh ikhtisar, yuk!
Teks asli
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin seorang raja dan ratu yang mempunyai anak bernama Dayang Sumbi. Pada saat ia menenun, ia merasa lemas dan pusing. Lalu ia menjatuhkan pintalannya dan ia bersumpah bahwa siapa yang akan mengambilkannya, dia akan menikahinya.
Pada saat itu, seekor anjing bernama Tumang mengambilkannya. Mereka pun menikah, lalu dikaruniai seorang anak yang diberi nama Sangkuriang. Pada suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh anaknya dan Tumang mencari rusa. Sangkuriang berputus asa tetapi ia tidak ingin mengecewakan ibunya, kemudian Sangkuriang memanah Tumang dan membawanya kepada ibunya.
Tiba-tiba Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan ia menanyakan kepada anaknya. Sangkuriang pun bercerita yang sebenarnya. Dayang Sumbi marah dan memukul Sangkuriang hingga pingsan. Kemudian Dayang Sumbi mengusir anaknya.
Setelah dewasa, Sangkuriang pergi melihat dunia luar. Ia bertemu dengan gadis cantik yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Sangkuriang telah jatuh cinta pada gadis itu dan Sangkuriang pun melamarnya. Pada saat akan menikah, Dayang Sumbi mengelus dahi Sangkuriang kemudian Dayang Sumbi sadar bahwa yang akan menikahinya adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi ingin pernikahannya gagal. Oleh sebab itu, ia pun mengajukan syarat yang tak mungkin dikabulkan Sangkuriang. Ia harus membuat sebuah bendungan yang mengelilingi bukit dan membuat perahu untuk menyusurinya. Pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, tetapi fajar terbit lebih cepat dari biasanya. Sangkuriang pun merasa kalau dirinya ditipu. Kemudian Sangkuriang menjadi sangat marah dan ia mengutuk Dayang Sumbi sambil menendang perahu hingga terbalik yang kemudian membentuk “Tangkuban Perahu”.
Ikhtisar
Pada zaman dahulu kala, ada seorang putri bernama Dayang Sumbi. Saat ia menenun, tiba-tiba merasa lemas dan pintalannya jatuh. Pintalan itu ditemukan oleh seekor anjing bernama Tumang dan keduanya pun menikah. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai anak bernama Sangkuriang. Saat Sangkuriang berburu di hutan bersama Tumang, ia tidak bisa menemukan rusa. Akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang.
Mengetahui hal ini, Dayang Sumbi marah dan mengusir anaknya sendiri. Saat Sangkuriang beranjak dewasa, ia bertemu dengan wanita cantik dan ingin menikahinya. Wanita tersebut tak lain adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri. Mengetahui hal ini, Dayang Sumbi ingin menggagalkan pernikahannya dengan memberikan syarat yang mustahil bagi Sangkuriang. Dayang Sumbi ingin dibuatkan bendungan yang mengelilingi bukit dan perahu yang bisa mengelilinya.
Ketika matahari terbit, Sangkuriang belum bisa menyelesaikannya sehingga ia merasa ditipu. Karena sangat marah, Sangkuriang kemudian mengutuk Dayang Sumbi sambil menendang perahunya hingga terbalik yang kemudian membentuk “Tangkuban Perahu”.
Baca Juga: Mempelajari Pengertian Teks Anekdot, Ciri, Tujuan, Struktur & Contohnya
Sekarang teman-teman sudah tahu kan apa itu pengertian ikhtisar? Dalam menulis teks ikhtisar, kalian harus baca tulisan aslinya dengan cermat ya, karena memahami isi tulisan asli itu penting untuk membuat ikhtisar yang baik dan tidak mengurangi esensi dari isi tulisan aslinya.
Sekarang, coba, yuk lihat penjelasan tentang ikhtisar dalam video belajar dengan animasi-animasi yang keren hanya di ruangbelajar.
Referensi:
Wahono dan Abdul Hanif. 2010. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional
https://deepublishstore.com/blog/ikhtisar-buku/ (Diakses pada 31 Oktober 2023)
https://www.brainacademy.id/blog/mengenal-ikhtisar (Diakses pada 31 Oktober 2023)