Pengaruh Islam di Kehidupan Masa Kini | Sejarah Kelas 11
Walaupun masa jaya Kerajaan Islam di Nusantara tidak berlangsung lama, namun tetap memberikan pengaruh besar yang masih bisa kita rasakan saat ini. Bahkan, sekarang Indonesia menjadi negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Selain berpengaruh pada kepercayaan masyarakat Nusantara masa itu, kehadiran Islam tentunya juga memengaruhi aspek lainnya. Simak yuk pengaruh Islam di kehidupan masa kini!
Kehidupan Ekonomi
Squad tentu masih ingat kalau kerajaan Islam bertumpu pada perdagangan ‘kan? Ternyata, perdagangan antarpulau dan antarnegara itu memiliki peran yang penting, seperti menghubungkan penduduk antarpulau maupun terjadi penyebaran budaya antardaerah.
Selain kedua hal di atas, pelabuhan yang dulu menjadi tempat berdagang masih ada yang digunakan, lho. Lokasi tersebut masih digunakan karena merupakan lokasi strategis untuk berdagang. Kamu bisa sebutkan salah satu contoh tempatnya?
Pulau Batam (Riau) serta Bangka dan Belitung menjadi beberapa tempat yang memiliki lokasi strategis di Selat Malaka. (Sumber: eaglespeak.us)
Bahasa
Bahasa Melayu menjadi bahasa yang tumbuh berkembang sejalan dengan penyebaran Islam, serta pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan antarsuku bangsa sehingga disebut lingua franca.
Bangsa Melayu tersebar ke mayoritas wilayah Nusantara seiring dengan pesatnya perdagangan pada abad ke-15. Aktivitas bangsa Melayu yang menggunakan bahasa Melayu sehari-hari semakin menyebarkan bahasa dan budaya Melayu ke berbagai wilayah Nusantara.
Salah satu naskah huruf Arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno. Kamu bisa baca nggak? (Sumber: hidayatullah.com).
Jaringan Keilmuan di Nusantara
Ketika di masa jayanya, Samudra Pasai pernah menjadi pusat studi Islam di Nusantara, dan menyiarkan Islam di wilayah Malaka. Sistem pendidikan Islam ini diadaptasi oleh sekolah-sekolah saat ini seperti pesantren ataupun madrasah.
Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan pesantren pertama di Asia Tenggara. Sayangnya, pesantren ini tidak didirikan oleh orang Indonesia. (Sumber: laduni.id).
Baca juga: Kehidupan Masyarakat di Masa Kerajaan Islam
Akulturasi Budaya Islam dengan Nusantara
Ketika pertama kali masuk, Islam tidak bisa diterima begitu saja oleh masyarakat Nusantara, karena mereka saat itu masih beragama Hindu-Buddha atau masih menganut animisme, dinamisme, dll. Agar dapat diterima, Islam perlu berbaur dengan budaya asli Nusantara. Akulturasi budaya itu dapat kamu lihat pada:
1. Masjid dan Menara
Pada beberapa masjid peninggalan kerajaan Islam, kamu dapat melihat perpaduan unsur budaya Islam dengan praislam. Masjid Agung Demak, misalnya. Atapnya berbentuk seperti meru (nama gunung) yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Kemudia, di bagian puncak menara masjidnya ada mustaka. Perpaduan praislam juga ada pada menara seperti Masjid Kudus. Menara Masjid Kudus mirip candi Jawa Timur.
Mustaka di Kubah Masjid Agung Yogyakarta (Sumber: id.wikipedia.org).
2. Makam
Makam-makam biasanya terdapat dekat dengan masjid agung. Seperti makam sultan-sultan Demak di samping Masjid Agung Demak, kompleks makam di Samudra Pasai, makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, makam sultan-sultan Gowa di Tamalate.
3. Seni Ukir
Pada masa Islam, mulai berkembang seni-seni kaligrafi. Ini disebabkan karena seni ukir patung kurang berkembang karena adanya ajaran yang tidak boleh menggambarkan manusia atau hewan. Sampai saat ini, kamu masih bisa menemukan seni kaligrafi di banyak tempat.
4. Aksara dan Sastra
Huruf Arab-Melayu mulai dikenal pada masa kerajaan Islam Nusantara dan digunakan dalam surat, kaligrafi, dan karya sastra. Pengaruh Persia (banyak pedagang datang dari sana) cukup kuat pada bidang sastra seperti cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman, dan Cerita 1001 Malam. Ada empat macam seni sastra masa Islam yaitu:
a. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa berisi cerita, peraturan, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, maupun biografis. Contohnya: Hikayat Raja-raja Pasai dan Hikayat Iskandar Zulkarnain.
b. Babad adalah karya sastra kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura yang berisi tentang sejarah dengan balutan mitos. Contohnya: Babad Tanah Jawi dan Babad Cirebon.
c. Suluk yaitu kitab-kitab tentang tasawuf. Contohnya: Suluk Sukarsa dan Suluk Wujil.
d. Syair adalah sajak-sajak yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya. Contohnya: syair pada nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.
5. Kalender
Squad pernah dengar perayaan 1 Sura di Yogyakarta? Itu adalah salah satu pengaruh Islam yang masih bisa kamu ikuti sekarang. Akulturasi budaya pada perayaan tersebut berawal dari penyampuran Kalender Saka dengan Kalender Islam yang akhirnya melahirkan Kalender Jawa.
Dalam Kalender Saka, ada nama hari seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Sedangkan dalam Kalender Islam, ada nama bulan Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rajab, Syakban, Ramadhan, dan Syawal. Selain itu, nama-nama harinya adalah Ahad, Isnen, Tsulatsa, Arba’a, Khomis, Jumuah, dan Sabtu.
Perpaduan keduanya melahirkan Kalender Jawa yang memiliki nama bulan Sura, Safar, Mulud, Rajab, Ruwah, Pasa, dan Sawal. Selain itu, nama-nama harinya menjadi seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Perayaan Malam Satu Suro selalu diadakan setiap tanggal satu di bulan Muharram. (Sumber: indonesiakaya.com).
Itu dia, Squad, pengaruh Islam di kehidupan masa kini yang tentunya masih bisa kamu rasakan. Kira-kira kamu bisa menyebutkan nggak apalagi pengaruh Islam di kehidupan masa kini? Bagikan jawabanmu di kolom komentar, yuk! Materi ini juga bisa kamu lihat dalam bentuk video animasi di ruangbelajar.
Sumber referensi:
Ernawati, IR. Ismawati, NS. (2009) Sejarah Kelas XI untuk SMA/MA Program Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Listiyani, DA. (2009) Sejarah SMA/MA untuk Kelas XI Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumber foto:
Foto Pulau Batam (Riau), Bangka, dan Belitung yang memiliki lokasi strategis di Selat Malaka [Daring]. Tautan: https://www.eaglespeak.us/2007/04/ (Diakses: 24 November 2020)
Foto naskah huruf arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno [Daring]. Tautan: https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2018/03/22/138511/manuskrip-naskah-melayu-kuno-bisa-diakses-secara-online.html (Diakses: 24 November 2020)
Foto pesantren Al-Kahfi Somalangu [Daring]. Tautan: https://www.laduni.id/post/read/40146/sma-islam-al-kahfi-somalangu-kebumen (Diakses: 24 November 2020)
Foto mustaka di kubah Masjid Agung Yogyakarta [Daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kubah_Masjid_Agung_Yogyakarta.jpg (Diakses: 24 November 2020)
Foto perayaan malam Satu Suro [Daring]. Tautan: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/perayaan-satu-suro-tradisi-malam-sakral-masyarakat-jawa (Diakses: 24 November 2020)
(Artikel diperbarui pada 24 November 2020)