[AB] Web Side Banner - Blog RG

Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dalam Berbagai Bidang | Sejarah Kelas 10

Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia

Kalau kamu pernah lihat atau nonton pertunjukan wayang, berarti kamu sudah pernah menikmati pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di bidang kesenian. Wah! Tapi, masih banyak lagi lho pengaruh Hindu-Buddha lainnya yang bisa kamu temukan di Indonesia. Ada apa aja ya? Yuk simak artikel Sejarah kelas 10 berikut ini!

 

Guys, tahu nggak kalau berdasarkan arkeologi, terdapat beberapa pembabakan zaman di Indonesia. Dimulai dari zaman prasejarah, zaman klasik atau dikenal juga dengan zaman Hindu-Buddha, zaman Islam, dan zaman kolonial.

Zaman Hindu-Buddha di Indonesia disebut juga sebagai masa klasik karena pengaruh kehadirannya yang kuat di Indonesia. Bahkan, jika ditelisik lebih jauh, pengaruh kehadiran Hindu-Buddha di Indonesia masih dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di masa lalu hingga masa sekarang. Simak yuk pengaruh Hindu dan Buddha di masa kini dari berbagai bidang!

 

Pengaruh Hindu-Buddha dalam Terbentuknya Indonesia

Wilayah Indonesia saat ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kehadiran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, yaitu Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit.

Pada masa Sriwijaya, wilayah kekuasaannya meliputi daerah Malayu di sekitar Jambi, daerah yang saat ini menjadi Pulau Bangka, daerah Lampung Selatan, serta usaha Sriwijaya untuk menaklukan Pulau Jawa.

Di masa Singasari, wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Pahang (saat ini Malaysia), Malayu (saat ini Sumatera Barat), Gurun (nama pulau di Indonesia bagian timur), Bali, seluruh Pulau Jawa, Bakulapura dan Tanjungpura (saat ini wilayah di barat daya Kalimantan).

Peradaban Majapahit yang lebih maju dalam perniagaan dan seni serta wilayah kekuasaan yang luas, mengantarkannya menjadi salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Asia Tenggara.

Kerajaan maritim Hindu-Buddha memiliki pengaruh yang luas karena tidak terbatas hanya di daratan saja, sehingga dapat melakukan penjelajahan mengarungi lautan untuk menyebarluaskan pengaruh di bidang politik, ekonomi, dan budaya.

Pada akhirnya, wilayah-wilayah kerajaan yang terbentuk pada masa itu membentuk wawasan tentang wilayah Nusantara yang sebagian besar menjadi negara Indonesia.

peta wilayah kerajaan majapahit

Peta wilayah kekuasaan Majapahit. (Sumber: en.wikipedia.org)

 

Pengaruh dalam Bidang Politik

Salah satu pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dalam bidang politik adalah penerapan konsep mandala. Apaan tuh? Jadi, mandala bermakna lingkaran.

Pada masa Hindu-Buddha, konsep mandala digunakan untuk menggambarkan pola penyebaran pengaruh kekuasaan politik terhadap kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada masa Hindu-Buddha.

Konsep ini secara gak langsung pernah diterapin lho di Indonesia pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS). Yah, meskipun serupa tapi tak sama yaa. Intinya konsep mandala ini mirip seperti federasi. Kalau di masa lampau, ada kumpulan kerajaan bawahan (vasal) yang tunduk pada satu pusat kekuasaan.

Pengaruh politik lainnya adalah penetapan penasihat Presiden atau Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Dulu, Wantimpres dikenal juga sebagai Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Tugas dari lembaga ini adalah untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden.

Nah, kalau di masa Hindu-Buddha, raja akan mengangkat penasihat dari golongan Brahmana–para pendeta dan ahli agama. Tujuannya agar kekuasaan politik tetap berada di bawah kekuasaan agama, mirip seperti sistem kasta dalam agama Hindu.

Selain itu, pada masa Hindu-Buddha menganut konsep dewaraja, yaitu seorang raja dianggap memiliki sifat kedewaan di dalam dirinya. Konsep ini melahirkan kekuasaan mutlak pada sebuah kerajaan.

Secara beriringan, dewaraja juga berpengaruh terhadap konsep kemaharajaan yang seluruh aturan dan keyakinannya melekat pada sosok raja. Meskipun saat ini Indonesia bukan dipimpin oleh raja, tapi pemimpin negara atau Presiden memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi keberlangsungan kehidupan di Indonesia.

 

Pengaruh dalam Bidang Ekonomi Perdagangan

Sejak masa kerajaan Hindu-Buddha, Nusantara sudah mengenal sistem mata uang. Misalnya, di Kerajaan Majapahit menggunakan uang gobog. Selain itu, masyarakat Nusantara juga sudah punya  mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dua hal ini relate yaa dengan kondisi ekonomi Indonesia di masa sekarang yang sudah menggunakan sistem mata uang dan masyarakatnya memiliki mata pekerjaan.

Oiya, FYI aja, pada masa kerajaan Hindu-Buddha, tepatnya Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah menerapkan perdagangan internasional, lho! Saat itu, mereka banyak menjalin hubungan dagang dengan Kerajaan Tiongkok, Kerajaan Cola di India Selatan, dan Kerajaan Chmpa di Vietnam Tengah dan Vietnam Selatan.

Baca Juga: Perdagangan Internasional: Pengertian, Tujuan, Faktor & Contoh | Ekonomi Kelas 11

Di masa itu juga, seperti dengan masa sekarang, sektor paling dominan yang paling diandalkan di bidang ekonomi adalah sektor maritim (memanfaatkan laut) dan agraris (memanfaatkan pertanian & perkebunan).

 

Pengaruh dalam Bidang Kesenian 

Dalam bidang kesenian, kebudayaan Hindu-Buddha masih berpengaruh hingga sekarang nih. Misalnya seperti pertunjukan wayang (btw wayang itu kebudayaan asli Nusantara, ya).

Saat itu, kisah yang dibawakan adalah cerita Mahabharata dan Ramayana. Jangan khawatir, sekarang pun kamu  masih bisa menikmati cerita Mahabharata dan Ramayana. Kamu bisa datang ke Candi Prambanan pada malam hari untuk menikmati pertunjukan wayang orang.

Kalau dalam seni musik, peninggalan dan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha adalah pertunjukkan musik gamelan. Buat kamu yang tinggal di Pulau Jawa, kemungkinan besar pernah mendengar alunan musik gamelan, kan?

Lalu, dalam seni teater, pengaruh Hindu sangat terasa dalam pementasan lakon yang menunjukkan stratifikasi sosial yang memang sangat berkelindan dengan kehidupan masyarakat Hindu.

Dalam bidang seni rupa, kamu masih bisa menyaksikan karya seni yang dibuat pada masa kerjaan Hindu-Buddha, seperti relief-relief yang terpatri di Candi Borobudur, arca atau patung, hingga seni batik.

Baca Juga: Candi Borobudur: Sejarah, Relief, dan Bagian-bagiannya

 

Pengaruh dalam Bidang Arsitektur

Salah satu pengaruh yang masih bertahan hingga saat ini adalah arsitektur pada bangunan di masa lalu yang banyak digunakan oleh bangunan masa kini. Beberapa bagian bangunan yang terpengaruh adalah pembagian bangunan dan halaman, atap bangunan, dan gapura.

Pertama adalah bagian bangunan. Candi terdiri dari tiga bagian utama yaitu bhurloka (dunia manusia), bhuvarloka (dunia orang-orang yang tersucikan), dan svarloka (dunia para dewa).

Konsep ini kemudian diadaptasi dan saat ini dapat kamu lihat pada rumah-rumah tradisional Bali. Biasanya rumah tradisional Bali memiliki halaman yang luas dan dibagi ke dalam tiga bagian tersebut. Bangunan rumahnya terdiri dari bagian utama (bagian atas bangunan), madya (badan bangunan), dan nista (kaki bangunan).

Rumah Tradisional Bali

Pembagian bagian-bagian bangunan pada rumah tradisional Bali.

 

Selain itu, pembagian tersebut juga dapat dilihat pada halaman rumah yang dibagi menjadi tiga, yaitu jaba (halaman depan), jaba tengah (halaman tengah), dan jeroan (halaman belakang/dalam).

Selain pada pembagian bagian bangunan, pengaruh arsitektur juga dapat dilihat pada atap bangunan. Contohnya adalah Masjid Agung Demak yang menggunakan atap tumpang seperti pada pura.

masjid agung demak

Atap tumpang pada Masjid Agung Demak. (Sumber: greatnesia.id)

 

Selain dua hal di atas, bagian gapura juga dapat mengalami pengaruh dari Hindu-Buddha.

gapura bajang ratu

Gapura Bajang Ratu dengan gaya arsitektur Paduraksa. (Sumber: id.wikipedia.org).

 

Baca Juga: Kerajaan Hindu-Buddha (Jenggala – Kediri, Singasari, dan Majapahit).

Misalnya, Masjid Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus tahun 1549 M. Masjid ini memiliki arsitektur seperti bangunan pura pada bangunan. Selain itu, pada bagian gerbangnya memiliki bentuk gapura jenis candi bentar.

Masjid Agung Kudus memiliki pengaruh Hindu-Buddha

Gapura (siluet) dan menara Masjid Agung Kudus. (Sumber: m.tribunnews.com)

 

Pengaruh dalam Bidang Aksara, Bahasa, dan Sastra

Pada masa awal Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dari India, Bahasa Sanskerta hanya digunakan oleh kaum pendeta. Bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat pada masa itu adalah Bahasa Pali.

Berkembangnya bahasa Sanskerta dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan prasasti yang menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Akhirnya, beberapa kata dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta seperti:

  • durhaka dari kata drohaka.
  • bahagia dari kata bhagya.
  • istana dari kata astana.
  • kendi dari kata kundi.
  • bencana dari kata vāñcana.
  • sarjana dari kata sajjana.
  • manusia dari kata manusya.
  • tirta berarti air.
  • eka, dwi, tri berarti satu, dua, tiga.

 

Tidak hanya bahasa, di masa kerajaan Hindu-Buddha juga berkembang karya-karya sastra, seperti Kakawin Arjunawiwaha, Kakawin Sutasoma, Kakawin Bharatayudha, Nagarakertagama, dan beberapa karya sastra lainnya.

 

Pengaruh dalam Bidang Sistem Kalender atau Penanggalan

Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, masyarakatnya mengenal sistem kalender yang disebut tahun saka. Satu tahun saka terdiri dari 365 hari dan berkaitan dengan upacara-upacara serta ritual penting keagamaan. Hingga saat ini, kalender saka masih digunakan oleh umat Hindu di Indonesia.

 

Pengaruh dalam Bidang Sosial Budaya

Dalam bidang sosial, pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha adalah masuknya sistem kasta, yaitu Kasta Brahmana (kaum pendeta), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat, dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang, petani, pemilik tanah, dan prajurit), dan Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).

Meskipun secara penerapan berbeda dengan sistem kasta yang ada di India, tapi kamu masih bisa temukan sistem sosial ini digunakan dalam agama Hindu di Indonesia.

Selain sistem kasta, pengaruh lainnya ada pada tradisi dan budaya. Upacara/tradisi di masa Hindu dan Buddha banyak yang bertahan hingga saat ini.

Beberapa upacara atau tradisi yang bertahan hingga saat ini seperti upacara ngaben, tradisi potong gigi, hari raya Waisak, ataupun wayang.

Ngaben adalah upacara kematian dengan membakar mayatnya dan abunya dibuang ke laut. Tujuannya adalah untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Upacara Ngaben di Bali masih dilakukan hingga kini oleh masyarakat Bali

Upacara Ngaben di Bali. (Sumber: brilio.net)

 

Pengaruh dalam Bidang Pendidikan

Jika saat ini kamu banyak menemukan sekolah yang memiliki asrama, itu adalah salah satu warisan masa klasik. Salah satu kerajaan yang terkenal dengan pendidikan agama Buddha-nya dan memiliki asrama adalah Sriwijaya. Apalagi, Sriwijaya merupakan pusat sekolah agama Buddha di masa lampau.

Saat itu kerajaan memiliki asrama (mandala) sebagai tempat untuk belajar ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu lainnya. Asrama biasanya terletak di sekitar kompleks candi dan digunakan oleh para murid.

 

Pengaruh dalam Bidang Teknologi Perkapalan

Teknologi perkapalan semakin maju sejak masa Hindu-Buddha khususnya Sriwijaya. Ciri khasnya antara lain adalah badan (lambung) kapal berbentuk seperti huruf V.

Bentuk lambung kapal V

Macam-macam bagian lambung kapal. Bentuk pertama (atas) adalah bentuk lambung kapal V. (Sumber: maratimeworld.web.id).

 

Ciri khas lainnya adalah bentuk haluan dan buritan yang simetris, tidak ada sekat-sekat kedap air di bagian lambungnya, tidak menggunakan paku besi dalam pembuatannya, serta kemudi berganda di kiri dan kanan buritan.

Biasanya, kapal-kapal ini dibuat dengan teknik menyambung satu papan dengan papan lainnya, kemudian mengikatnya dengan tali ijuk.

Bentuk kapal pada masa Hindu-Buddha berdasarkan relief Candi Borobudur

Kapal pada masa klasik, yang muncul pada relief di Candi Borobudur dan rekonstruksinya. (Sumber: hurahura.wordpress.com)

 

Pengaruh dalam Bidang Navigasi Pelayaran

Pelayaran bangsa Indonesia pada masa kuno bergantung pada sistem angin musim. Pengetahuan tentang angin darat dan angin laut penting bagi pelaut. Untuk mengetahui arah, pada siang hari para pelaut memanfaatkan matahari, lalu di malam hari mereka menggunakan letak kelompok bintang tertentu di langit, seperti bintang mayang, bintang biduk, dan sebagainya.

Baca Juga: Yuk, Kenali 15 Rasi Bintang Paling Populer Beserta Legendanya!

Itu dia, guys, pengaruh Hindu-Buddha yang masih dapat kamu saksikan di masa kini. Tidak terasa, ya, kehadiran masa klasik di Indonesia memberikan banyak sekali pengaruh. Kamu bisa sebutkan pengaruh Hindu-Buddha di masa kini yang lain? Sebutkan di kolom komentar, yuk!

Buat kamu yang mau cari tahu lebih dalam tentang pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha, boleh banget cek videonya di ruangbelajar! Di situ master teacher akan menjelaskan dengan seru dan interaktif!

CTA Ruangguru

Referensi:

Wardaya. (2009) Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI (Program IPS). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Poesponegoro, Marwanti Djoened. (2019) Sejarah Nasional Indonesia Jilid II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka

Sumber Foto:

Foto peta wilayah kerajaan Majapahit [Daring]. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/Majapahit#/media/File:Majapahit_Empire.svg (Diakses: 18 November 2020)

Foto masjid Agung Demak [Daring]. Tautan: https://greatnesia.id/wisata-religi-kabupaten-demak-yang-wajib-dikunjungi/ (Diakses: 18 November 2020)

Foto gapura Bajang Ratu [Daring]. Tautan: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fb/Bajang_Ratu_Gate_Trowulan.jpg (Diakses: 18 November 2020)

Foto gapura dan menara masjid Agung Kudus [Daring]. Tautan: https://m.tribunnews.com/travel/2015/09/03/percaya-atau-tidak-lorong-masjid-menara-kudus-jadi-tempat-yang-paling-ditakuti-para-pejabat?page=5 (Diakses: 18 November 2020)

Foto macam-macam bagian lambung kapal [Daring]. Tautan: https://www.maritimeworld.web.id/2014/04/bagian-bagian-pada-kapal-lengkap-dengan-gambar.html (Diakses: 18 November 2020)

Foto kapal Borobudur [Daring]. Tautan: https://hurahura.wordpress.com/2014/01/11/candi-borobudur-jejak-maritim-dinasti-sailendra/ (Diakses: 18 November 2020)

Foto upacara ngaben Bali [Daring]. Tautan: https://www.brilio.net/wow/10-potret-upacara-ngaben-termegah-keranda-jenazahnya-setinggi-275-m-1803031.html (Diakses: 18 November 2020)

 

Artikel pertama terbit 23 April 2018, kemudian diperbarui oleh Laras Sekar Seruni

Irene Swastiwi Viandari Kharti