7 Organisasi Militer dan Semi Militer Bentukan Jepang | Sejarah Kelas 11

Organisasi Militer Bentukan Jepang

Artikel Sejarah Kelas XI ini membahas tentang organisasi militer dan semi militer bentukan Jepang seperti Heiho, Peta, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Jawa Hokokai, dan lain-lain.

 

Temen-temen tau upacara bendera setiap Senin pagi? Biasanya ada kegiatan instruksi baris-berbaris, pidato dari guru atau kepala sekolah, pembacaan Pancasila, dan lain-lain. Meskipun kadang capek dan kepanasan, kegiatan ini penting loh karena panas matahari pagi itu dapat menyehatkan badan kita. Tapi, pernah ga sih kepikiran, kenapa ya setiap Senin pagi ada upacara bendera?

Nah, kegiatan upacara bendera itu merupakan salah satu warisan dari pemerintahan militer Jepang yang menduduki Indonesia dari tahun 1942 sampai dengan 1945. Hmm… Bentar deh. Pemerintahan Militer? Gimana tuh maksudnya?

Pemerintahan Militer itu adalah corak pemerintahan dengan unsur militer atau tentara yang dominan. Misalnya, masyarakat sipil, kayak murid-murid sekolah dan guru, diwajibkan terlibat dalam kegiatan militer atau ketentaraan. Jadi, pelajar-pelajar kayak kita gini tuh disuruh latihan baris-berbaris bahkan latihan pegang senjata.

Di masa Jepang, masyarakat biasa, terutama pemuda-pemudi, diminta untuk masuk organisasi militer dan semimiliter. Nah, materi ini yang akan coba kita bahas kali ini. Semuanya siaaaap? Gerak!

 

Pembagian Organisasi Militer dan Semimiliter

Sebelum lebih lanjut, kita perlu tau dulu nih perbedaan antara militer dan semimiliter.

Nah, jadi kalau organisasi militer itu adalah pasukan tentara profesional yang memang diperintahkan untuk tugas-tugas militer. Contohnya kayak gimana tuh? Contohnya, dikirim ke daerah lain untuk berperang, membantu logistik di medan pertempuran, dan mempertahankan daerah kedudukan militer. Singkatnya, organisasi militer itu tentara sesungguhnya yang dilatih untuk bertempur di medan perang.

Sementara, kalau organisasi semimiliter itu adalah pasukan keamanan yang sifatnya sukarela namun tetap dilatih keterampilan dasar tentara, seperti baris-berbaris, pertahanan diri, pertolongan pertama, dan lain-lain. Karena sifatnya sukarela dan bukan pasukan utama, maka pembentukannya didasari oleh kelompok sosial masyarakat seperti kelompok siswa sekolah, kelompok pemuda, dan kelompok pemudi.

Terus organisasinya apa aja sih? Oke kita coba bahas satu-satu yaa…

 

Organisasi Militer

Secara struktur militer di masa pemerintahan Jepang, organisasi militer yang ada untuk masyarakat Indonesia ada dua, yaitu Heiho dan Peta atau Pembela Tanah Air. Dua organisasi ini memiliki tugas yang berbeda. Kita mulai dari Heiho ya…

 

1. Heiho

Heiho adalah pasukan militer garis depan yang ditugaskan langsung di medan tempur. Secara bahasa, Heiho artinya adalah tentara pembantu dalam bahasa Indonesia.

Hal ini nyambung nih sama tujuan dan tugas Heiho. Tujuan Heiho dibentuk adalah untuk membantu pasukan utama tentara Jepang di medan Perang, sedangkan tugas-tugas Heiho meliputi pengemudi kendaraan militer, pembangunan barak dan tangsi, pengantaran logistik dan amunisi, dan sejenisnya.

Heiho mulai merekrut prajurit pada tanggal 22 April 1943. Pasukan Heiho mulai dilatih militer untuk bertempur menggunakan senjata. Walaupun pada kondisi lapangan, pasukan Heiho lebih difokuskan pada aspek-aspek teknis militer seperti membangun parit dan menyusun kubu pertahanan.

 

2. Peta atau Pembela Tanah Air

Satuan Pasukan Pembela Tanah Air atau Peta adalah organisasi militer yang bertugas untuk mempertahankan daerah masing-masing jika terjadi serangan musuh. Peta dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 oleh pemerintah Jepang.

Nah, jadi Peta itu banyak disebar di setiap kota dan kabupaten untuk mempertahankan daerah tersebut. Organisasi ini dilatih dengan latihan militer yang serius dan untuk masuk menjadi tentara Peta maka harus melewati seleksi yang ketat terutama seleksi kesehatan. Jadi ga sembarang orang ya yang bisa masuk Peta.

Oiya, tapi istilah Peta hanya digunakan di pulau Jawa aja, karena kalo untuk pulau di luar Jawa seperti di pulau Sumatra, nama yang lebih umum adalah Giyugun (dalam bahasa Indonesia disebut tentara sukarela).

Menariknya, setelah Indonesia merdeka, beberapa prajurit tentara Indonesia merupakan lulusan pendidikan Peta. Beberapa di antaranya adalah Jenderal Sudirman (Panglima perang Indonesia yang pertama), Jenderal Suharto (presiden kedua Indonesia), dan Brigadir Jenderal Latief Hendaningrat (pengibar bendera merah-putih saat proklamasi).

Wuih… alumni Peta keren-keren juga ya.

 

Organisasi Semi Militer

Organisasi semi militer di Indonesia terdiri dari beberapa organisasi yang diambil dari kelompok-kelompok masyarakat. Karena ada banyak, di sini kita bahas yang cukup berpengaruh aja yaa…

Sekarang kita bahas lima organisasi semi militer yaitu, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Suisintai, dan Hizbullah.

 

1. Seinendan (Barisan Pemuda) 

Seinendan adalah organisasi semi militer untuk kalangan pemuda berusia 15-25 tahun. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943 oleh pemerintah pendudukan Jepang. Mereka dilatih secara militer dan bertujuan dari dibentuknya pasukan ini adalah untuk mempertahankan daerah masing-masing dari serangan musuh jika terjadi serangan.

Kok, kayak sama aja kayak Peta?

Betul. Pasukan Seinendan disiapkan sebagai tentara cadangan jika pasukan utama Jepang dan Peta kekurangan pasukan. Makanya jumlah pasukan yang terdaftar banyak banget, bisa sampai ratusan ribu orang.

 

2. Keibodan (Barisan pembantu polisi)

Keibodan adalah pasukan yang ditujukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dari satu masyarakat. Organisasi ini dibentuk pada 29 April 1943. Tugas satuan ini sama seperti tugas polisi untuk menjaga keamanan lokal seperti menangkap pencuri, penjahat, dan lain sebagainya. 

Kenapa sih keibodan dibentuk? Terus polisi jaman Jepang kerjanya apa dong?

Nah, pembentukan Keibodan itu didasari oleh kebutuhan jumlah personel atau pasukan polisi untuk setiap daerah. Makanya, Keibodan difungsikan untuk membantu aktivitas polisi militer Jepang yang pada saat itu jumlahnya sangat terbatas.

 

3. Fujinkai (Barisan perempuan) 

Fujinkai adalah satuan pasukan semi militer yang terdiri dari perempuan yang dibentuk sekitar pertengahan tahun 1943.

Pasukan ini dilatih untuk membantu aspek logistik pertahanan di garis belakang, antara lain penyediaan dapur umum dan pertolongan medis.

Meskipun demikian, pasukan ini juga mendapat pelatihan baris dan pertahanan diri sebagai bagian dari pelatihan militer dasar.

Waaww… apakah yang ikut semua perempuan?

Betul. Jadi pasukan ini tuh memang jadi usaha Jepang untuk melibatkan perempuan berusia antara 15 sampai 25 tahun dalam perang secara aktif.

 

4. Suisintai (Barisan Pelopor)

Suisintai adalah satuan pasukan bantuan yang dibentuk pada September 1944. Berbeda dengan tiga organisasi sebelumnya, Barisan Pelopor berada dalam badan Jawa Hokokai.

Waduh apalagi tuh Jawa Hokokai?

Jawa Hokokai adalah organisasi di pulau Jawa yang dibentuk sebagai bagian dari propaganda Jepang untuk menarik dukungan masyarakat Jawa. Nah, salah satunya adalah dengan membentuk Barisan Pelopor sebagai sayap militer Jawa Hokokai.

Tugas dan fungsi Jawa Hokokai tidak jauh berbeda dengan Seinendan maupun Fujinkai antara lain sebagai bagian dari usaha pertahanan di tengah masyarakat.

 

5. Hizbullah (Pasukan Allah)

Hizbullah adalah satuan pasukan yang terdiri atas pemuda Islam dan kalangan santri. Pasukan ini dibentuk sebagai sarana bagi kalangan Islam untuk dilibatkan dalam pertahanan negara yang pada saat itu sangat dibutuhkan. Para santri ini kemudian mendapatkan pelatihan militer dan ditugaskan untuk menjaga daerah masing-masing.

Satuan ini dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang. Pada saat itu Jepang sudah semakin terdesak dan kalah di beberapa medan pertempuran dan membutuhkan banyak pasukan cadangan. Dengan dibentuknya pasukan dari kalangan santri, diharapkan Jepang mendapatkan simpati dari kalangan Islam.

Selain dari pada lima organisasi itu masih ada beberapa organisasi semi militer lagi yang lain, seperti jibakutai dan tokubetsu keisatsu tai.

Jibakutai adalah sebutan untuk pasukan berani mati dan tokubetsu keisatsu tai artinya polisi militer angkatan laut.

Sudah paham belum nih mana saja yang menjadi organisasi militer dan semi militer di Indonesia pada masa pendudukan Jepang? Kalian bisa catat dulu bagian-bagian penting dari materi ini.

Eh, tapi ngomong-ngomong, kenapa ya masa pemerintahan Jepang disebutnya masa pendudukan Jepang dan bukan masa penjajahan Jepang? Hmm… Lain kali kita cari tau yuk.

Buat kamu yang mau tau lebih jauh tentang pendudukan Jepang di Indonesia, boleh lho tonton video belajar yang super seru, interaktif, dan adaptif di ruangbelajar. Dijamin, kamu gak akan bosen karena fitur-fiturnya keren banget plus ada soal-soal latihan juga yang bisa kamu kerjain.

Segitu dulu ya guys. Sampai jumpaa…

CTA ruangbelajar

Referensi:

AM, Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Poesponegoro, Marwanti Djoened & Notosusanto, Nugroho (ed). (2019) Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka

Ricklefs, M.C. (2022) Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi

Artikel pertama kali terbit pada 2 November 2017. 

F. Lazuardi