Menyambut Hari Anak Sedunia, Orang Tua Bisa Terapkan Pendidikan Informal
Artikel ini membahas mengenai sejarah Hari Anak Sedunia, pendidikan informal, pembagian masa pertumbuhan manusia, dan pemenuhan hak pendidikan informal anak sesuai dengan fase tumbuh dan kembang manusia.
—
Apakah Ayah/Bunda tahu kalau di tanggal 20 November, dunia akan memperingati hari anak sedunia? Ya, 20 November adalah momen di saat semua negara harus mengingat kembali janji-janji yang pernah dibuat sejak 30 tahun lalu, saat majelis umum PBB membuat konvensi hak-hak anak di seluruh dunia.
Dengan adanya momen Hari Anak Sedunia, sebagai orang tua, kita harus merefleksi kembali tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan hak dari anak-anak kita. Hari Anak Sedunia menjadi momen penting karena masih banyaknya anak-anak di dunia ini yang mengalami bentuk kekerasan, pelecehan, diskriminasi, dan eksploitasi.
Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua? Apa yang harus kita perhatikan untuk bisa membuat anak-anak kita merasa nyaman dan mendapatkan hak-haknya sebagai anak?
Untuk mengetahui hal tersebut, kita bisa mulai dengan memahami sejarahnya, tujuan, dan pemenuhan hak-hak anak dalam memperoleh pendidikan informal di dalam keluarga. Yuk simak lebih lengkapnya!
Sejarah Hari Anak Sedunia
Hari Anak Sedunia pertama kali dicetuskan pada tahun 1945. Kemudian pada tanggal 20 November 1959, majelis umum PBB mendeklarasikan hak-hak anak di seluruh dunia, dan hari tersebut pun menjadi hari yang istimewa. Tiga puluh tahun selanjutnya, tepatnya pada 20 November 1989, ratusan negara mulai ikut menandatangani konvensi pemenuhan hak-hak anak di dunia.
Sumber: bhinnekacaria.com
Konvensi yang dilakukan guna melindungi kebutuhan dan hak khusus anak. Setiap negara wajib menandatangani dan mengesahkan perjanjian tersebut yang nantinya akan mengikat setiap negara dalam hukum internasional. Diharapkan setiap negara tunduk dan patuh terhadap hukum internasional dan bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik anak.
Jadi bukan hanya tugas segelintir orang atau lembaga saja untuk menjaga hak-hak dari anak. Termasuk kita para orang tua yang memiliki anak di rumah.
Pembagian Masa Pertumbuhan Anak
Setiap anak memiliki massa yang berbeda untuk memperoleh pendidikan. Anak-anak memiliki beberapa fase dalam tumbuh dan kembang. Menurut George Herbert Mead, anak-anak atau manusia akan tumbuh menjadi empat tahap.
Pertama adalah fase preparatory stage atau di mana anak-anak masuk ke dalam masa persiapan. Masa ini adalah ketika anak lahir sampai umur 2 tahun. Di sini ini mereka dipersiapkan untuk masuk ke dalam lingkungan sosial terkecil, yakni keluarga dan sudah mencoba meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Fase kedua adalah fase play stage adalah fase di mana anak-anak bermain dengan peran yang mereka lihat di dalam keluarga. Anak dalam fase ini mengikuti peran dari orang dewasa, namun masih belum mengerti apa yang mereka tiru. Mereka hanya melihat dan meniru apapun yang mereka temukan sebagai awal pengumpulan pengalaman yang mereka coba peragakan.
Fase ketiga adalah fase game stage, fase ini tidak jauh beda dengan fase play stage di mana anak-anak bermain peran dengan apa yang dia lihat, namun mereka sudah mengerti kenapa peran itu dimainkan. Dalam fase ini, akan lebih banyak peran yang diperagakan oleh anak dengan rules sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Walaupun mereka mengikuti peran yang ada dengan pengetahuan mereka terkait peran tersebut mereka masih belum sepenuhnya mengerti keadaan yang sebenarnya dalam kehidupan sosial.
Baca Juga: Inilah Peran Orang Tua terhadap Pendidikan Anak di Rumah
Terakhir adalah fase generalized other, fase ini adalah fase ketika anak sudah dapat memilih dan menentukan peran yang ada. Mereka sudah masuk ke dalam lingkungan sosial yang nyata.
Manfaat Pendidikan Informal bagi Anak
Pendidikan adalah usaha membina, mengembangkan kepribadian, dan kecerdasan manusia, baik di bagian rohani atau jasmani. Menurut Martinus Jan Langeveld pendidikan sebagai suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak. Sehingga perlahan-lahan, pendidikan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi.
Sumber: image.freepik.com
Selain bertemu dengan lembaga pendidikan formal, hal pertama yang akan ditemui adalah keluarga, kehidupan sosial akan dimulai melalui keluarga. Begitu pula dengan pendidikan, pendidikan yang paling pertama adalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga. Setiap manusia pasti meniru, mencontoh, dan diajari untuk menjadi seorang manusia yang siap menjalani hidupnya di dalam masyarakat.
Pendidikan tersebut termasuk ke dalam pendidikan informal, atau pendidikan yang dilakukan di luar lembaga pendidikan konvensional. Menurut Sisdiknas, pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Jadi segala sesuatu yang diajarkan kepada anak di dalam suatu keluarga adalah bentuk dari pembelajaran pada pendidikan informal.
Pemenuhan Hak Pendidikan Informal Anak Sesuai Fase Tumbuh dan Kembang Manusia
Tumbuh kembang anak adalah dambaan setiap orang tua. Bagaimana anak dapat tumbuh menjadi anak yang sukses adalah idaman setiap orang tua. Maka, tumbuhnya anak dari waktu ke waktu menjadi hal yang harus diperhatikan oleh kita selaku orang tua.
Setiap fase dalam perkembangan tumbuh kembang anak harus memiliki treatment yang berbeda. Setiap fase dibatasi oleh umur dari seorang anak.
Bagaimana anak bisa menerima dengan baik, mengerti dan memahami situasi sosial yang ada tergantung dari jumlah umur yang mereka memiliki. Peran dan treatment yang kita berikan haruslah menyesuaikan dengan fase perkembangan mereka.
Sumber: blue.kumparan.com
Preparatory Stage
Pada fase preparatory stage, orang tua harus mempersiapkan sedemikian rupa agar anak bisa masuk dengan sempurna di kehidupan ini. Seperti ketika dalam kandungan, kita bisa mendengarkan musik-musik klasik atau musik-musik yang indah untuk perkembangan otak anak. Pada fase ini ketika bayi lahir nilai yang pertama adalah dekapan kasih sayang dari kedua orang tua. Karena dari sana bayi mulai belajar siapa orang tua mereka.
Play Stage
Dalam fase kedua yakni play stage anak akan banyak bertanya, banyak menangis dan sangat aktif. Pada fase ini sering kita sebut dengan fase golden age. peran kita selaku orang tua adalah membimbing anak menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka.
Akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga dan unik terlontar dari mulut anak-anak kita. Tak jarang pula kita sering kebingungan untuk menjawabnya. Nah, hal yang seharusnya orang tua lakukan adalah mengantarkan mereka kepada jawaban yang mereka inginkan.
Sumber: www.edumor.com
Jawaban yang mereka inginkan pada umur tersebut adalah jawaban dari orang tua dengan penuh kasih sayang. Mereka hanya ingin mendengar ucapan yang keluar dari mulut orang tua mereka dengan hangat dan penuh cinta.
Orang tua harus memahami bahwa sesungguhnya anak-anak dengan orang dewasa sangatlah berbeda. Jika orang dewasa sudah lama menjalani hidup di dunia ini, sedangkan anak-anak baru saja hadir di dunia.
Sehingga, imajinasi yang ada di dalam kepala mereka tidak ada batasnya. Menjadi orang tua yang hangat dan menjawab apapun dengan cinta adalah cara yang baik untuk proses pertumbuhan di masa golden age.
Baca Juga: Manfaat Dongeng untuk Anak terhadap Perkembangan Psikologisnya
Game Stage
Pada fase selanjutnya adalah fase game stage. Pada fase ini anak-anak sudah mulai bersekolah, punya teman sepermainan di sekolah, dan sudah bertemu hal-hal yang lain di luar rumah. Pengalaman mereka bertambah dari fase sebelumnya.
Tidak heran kalau anak-anak bisa pulang dengan berlari dan dalam kondisi menangis karena berkelahi dengan temannya. Kita juga sering melihat mereka memiliki kosakata yang baru yang mungkin mengarah ke arah negatif. Pada fase ini, anak-anak akan mulai banyak mendapatkan hal baru dari lingkungan pertemanannya, dan tidak jarang itu tidak sangat berbeda dengan yang orang tua berikan.
Sumber: img-k.okeinfo.net
Pada saat ini, anak-anak sering kebingungan untuk memerankan dan mempraktekkan nilai dan norma yang mereka temukan. Kita sebagai orang tua tidak harus marah, pusing, atau kesal dengan mereka. Orang tua hanya perlu mengawasi, meluruskan nilai-nilai yang buruk yang ada di diri anak-anak, serta memberitahu nilai dan norma yang baik yang seharusnya mereka miliki agar diterima di dalam masyarakat. Di sini orang tua bisa mulai menjadi pendengar dan teman yang baik bagi mereka.
Generalized Other
Masa terakhir atau fase generalized other seorang anak sudah masuk pada tahap pengambilan keputusan. Di sini anak-anak sudah masuk ke dalam realitas sosial yang sesungguhnya. Anak juga sudah diberikan kebebasan untuk menerima nilai dan norma secara utuh di dalam masyarakat. Peran dari orang tua pada fase ini adalah menjadi teman dekat mereka.
Di sini anak-anak akan banyak menemukan berbagai permasalahan di kehidupan sosial yang nyata. Seperti mereka baru menemukan cinta pertamanya, berdebat panjang dengan sahabatnya atau teman-teman yang menjauhinya. Kita selaku orang tua bisa menjadi teman yang baik, pendengar yang baik, dan menjadi tempat mengadu mereka sehingga mereka tidak merasa sendiri. Keterbukaan adalah kunci pada masa ini.
Sumber: img.okezone.com
Semua hal yang dilakukan oleh kita selaku orang tua adalah kuasa kita untuk membantu tumbuh dan kembang anak. Mereka berhak menjadi apa yang mereka mau dengan tidak mengesampingkan kita selaku orang tua. Hal di atas adalah bagian dari pendidikan informal yang kita lakukan untuk menjamin perkembangan anak menuju yang mereka mau. Ini adalah upaya kita untuk menjaga hak-hak mereka untuk menjadi seorang anak yang akan menjadi manusia.
Jadi, sudah tahu kan pembagian masa perkembangan anak. Peran apa saja yang cocok untuk anda semua masuk ke dalam dunia mereka. Masa-masa tersebut semuanya adalah masa-masa yang krusial untuk semua anak-anak yang akan menuju dewasa. Maka dari itu peran pendidikan atau sosialisasi tidak hanya di lingkungan sekolah atau institusi yang lain. Peran pendidikan terbesar adalah di lingkungan keluarga. Peran pendidikan informal lebih banyak mempengaruhi tumbuh dan kembang anak menjadi dewasa.
Sumber: www.linnareacu.org
Baca Juga: Begini Cara Mengenali Karakteristik Anak Cerdas di Atas Rata-Rata
Hari Anak Sedunia ini bisa kita jadikan momen untuk terus mengingat dan memuliakan anak. Semakin sering anak berinteraksi dengan kita melalui belajar bersama, saling bercerita, atau anda mendengarkan keluh kesah dari anak semakin banyak poin yang dikumpulkan untuk bekal anak-anak menjalani hidup mereka. Dengan begitu anak bisa mencapai impiannya sendiri.
Jadi, sudah siap mengajari anak sesuai dengan masa tumbuhnya? Pastinya, mimpi dan cita-cita anak tetap harus dikejar sekarang ini walaupun sedang dalam keadaan pandemik. Dengan semakin berkembangnya teknologi juga menghantarkan kemudahan untuk kita. Seharusnya aplikasi Ruangguru sudah sangat mampu membantu anda memberikan pendidikan kan yang berkualitas untuk pendidikan anak anda yang ditambah dengan pendidikan formal daring oleh sekolah.
Referensi:
Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi: dari Sosiologi Klasik sampai perkembangan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jan, Martinus. (2010). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Erlangga
Putsanra, Dipna Videlia. 2019. Sejarah Hari Anak Sedunia, Diperingati Setiap Tanggal 20 November. November 20. Accessed November 18, 2020. https://tirto.id/sejarah-hari-anak-sedunia-diperingati-setiap-tanggal-20-november-elY7.
Sumber Gambar:
https://image.freepik.com/free-photo/mom-daughters-reaading-children-s-book_143092-260.jpg
https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1587086771/drqm6mlrsxqi67zqvrzl.jpg
bhinnekacaria.com
https://www.edumor.com/blog/wp-content/uploads/2017/11/anak-bertanya.jpg
https://img-k.okeinfo.net/content/2015/04/20/196/1137289/sikap-yang-dilakukan-orangtua-saat-anak-berkelahi-6ueyt88VyR.jpg
https://img.okezone.com/content/2015/03/23/196/1123085/ini-yang-membuat-remaja-stres-karena-putus-cinta-BawExJJ6DR.jpg
https://www.linnareacu.org/wp-content/uploads/2016/10/MemberServices.jpg