Pengertian Sistem Koloid, Ciri, dan Jenis-Jenisnya | Kimia Kelas 11
Tahukah kamu apa itu sistem koloid? Di artikel Kimia kelas 11 ini, kita akan mengenal pengertian sistem koloid, perbedaannya dengan larutan dan suspensi, serta jenis-jenisnya. Simak, yuk!
—
Kamu pasti pernah makan burger, kan? Biasanya, di antara lapisan daging burger dan sayuran, terdapat saus mayones. Duh, jadi laper, deh! Eh, tapi bukan itu yang mau dibahas. Kamu tahu nggak apa saja bahan untuk membuat mayones?
Ternyata, mayones dibuat dari campuran minyak dan telur. Dalam kimia, campuran itu ada 3 jenis, yaitu larutan, suspensi, dan koloid. Nah, mayones ini merupakan contoh koloid. Selain mayones, ada banyak sekali sistem koloid dalam kehidupan kita, lho! Apa itu sistem koloid? Apa saja fenomena sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Pengertian Sistem Koloid
Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Nah, makanya, dalam sistem koloid itu terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi. Apa sih bedanya?
Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain, sedangkan medium pendispersi adalah zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata.
Nah, kamu perlu tahu ya, pengertian fase di sini berbeda dengan wujud. Kenapa? Karena ada zat yang wujudnya sama, tetapi fasenya berbeda. Contohnya, santan. Kalau kita lihat lebih jelas, pada santan terdapat butiran minyak dalam air. Butiran minyak tersebut mempunyai fase yang berbeda dengan air, walaupun keduanya berwujud cair.
Butiran minyak dalam santan bertindak sebagai fase terdispersi, sedangkan air sebagai medium pendispersi. Oleh sebab itu, santan juga termasuk contoh sistem koloid yang lain karena punya fase terdispersi dan medium pendispersi, ya.
Baca Juga: Pengertian Laju Reaksi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Contoh sistem koloid lainnya yang bisa kita temui di kehidupan sehari-hari, antara lain ada mayones, keju, jelly, cat, kosmetik, dan obat-obatan. Bahkan, darah yang ada di dalam tubuh kita itu termasuk sistem koloid, lho! Kok bisa? Hayo, coba kamu ingat, kira-kira apa saja komposisi darah di dalam tubuh kita?
Perbedaan Koloid dengan Larutan dan Suspensi
Oh iya, selain koloid, larutan dan suspensi juga termasuk campuran dua atau lebih zat, loh! Terus, bedanya apa ya antara koloid, larutan, dan suspensi? Nah, untuk memudahkan kamu membedakan koloid dengan larutan dan suspensi, perhatikan tabel berikut!
Ciri-Ciri Koloid
Nah, dari pengertian serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi, kita bisa simpulkan ciri-ciri koloid, yaitu sebagai berikut:
- Terlihat homogen bila dilihat mata, namun berbentuk heterogen bila diamati menggunakan mikroskop ultra.
- Terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi.
- Partikel berdimensi antara 1-100 nm.
- Bersifat stabil.
- Tidak dapat disaring, kecuali menggunakan alat penyaringan ultra.
Jenis-Jenis Koloid
Pada koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi bisa berwujud padat, cair, dan gas. Oleh karena itu, berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dibagi menjadi 8 jenis, di antaranya bisa lihat di tabel berikut:
Kita bahas satu per satu, yaaa…
1. Sol Padat
Sol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi yang padat juga. Sol padat ini terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu, sehingga menghasilkan padatan yang kokoh dan keras.
Contoh sol padat adalah batuan ruby (batuan permata). Batuan ruby ini merupakan padatan kromium (Cr) yang tersebar dalam padatan aluminium oksida. Sehingga, dari sini bisa kelihatan ya, kalau padatan kromium (Cr) itu sebagai fase terdispersi dan padatan aluminium oksida (AI2O3) sebagai medium pendispersi.
2. Sol
Sol memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi cair yang tidak mudah berubah sifatnya. Jadi, bedanya sol dengan sol padat itu terletak di medium pendispersinya, ya.
Kalau sol padat mediumnya padat, sedangkan sol mediumnya cair. Contoh jenis sistem koloid berupa sol adalah cat tembok. Cat tembok terdiri dari banyak jenis padatan, di antaranya kalsium karbonat (CaCO3), kaolin, dan lain sebagainya. Zat padat (fase terdispersi) inilah yang mengalami penyebaran dalam medium cair (medium pendispersi) yang berupa air (H2O).
3. Aerosol Padat
Aerosol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Contoh aerosol padat adalah asap kendaraan. Asap kendaraan mengandung padatan berupa timbal, karbon, karbon monoksida, dan lain sebagainya, yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari mesin.
Makanya, ketika kamu melewati kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap, kadang kamu akan merasakan kelilipan karena adanya padatan (fase terdispersi) di dalam asap (medium pendispersi).
4. Aerosol
Aerosol memiliki fase terdispersi berupa cairan dan medium pendispersi berupa gas. Jadi, bedanya aerosol dengan aerosol padat terletak pada fase terdispersinya. Aerosol tidak bisa bertahan lama. Hal ini karena zat penyusunnya yang mudah rusak oleh perubahan suhu dan tekanan udara lingkungan.
Contoh aerosol adalah parfum. Saat parfum disemprotkan di udara, cairan parfum akan terdispersi atau tersebar di udara yang wujudnya gas sebagai merupakan medium pendispersi.
Ilustrasi partikel parfum yang disemprotkan di udara (sumber: gif tenor).
Baca Juga: Sifat-Sifat Koloid dan Cara Pembuatannya
5. Emulsi Padat
Selanjutnya, ada emulsi padat yang memiliki fase terdispersi berupa cairan dalam medium pendispersi padat. Contoh emulsi padat adalah agar-agar. Agar-agar terbuat dari air (fase terdispersi) yang dicampur dengan bubuk agar-agar (medium pendispersi).
Pada saat bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat dari agar-agar akan bergerak bebas. Saat proses pendinginan, serat tersebut akan saling merapat dan memadat. Jadi, pada agar-agar itu, partikel-partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel agar-agar.
6. Emulsi
Nah, kalau fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan, maka disebutnya emulsi. Emulsi biasanya tersusun oleh cairan dengan kepolaran senyawa yang berbeda, sehingga tidak saling bercampur.
Contoh jenis sistem koloid berupa emulsi adalah susu. Emulsi pada campuran susu dan air itu terjadi ketika partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel-partikel susu. Nah, karena partikel air dan susu ini punya level kepolaran yang beda, maka kedua zat ini ga bisa bercampur dengan sempurna, sehingga susu itu termasuk koloid, bukan larutan.
7. Buih Padat
Busa padat memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi padatan, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam padatan. Contoh sistem koloid berupa buih padat adalah spons. Jika dilihat, spons itu merupakan sebuah padatan, tapi ketika dipencet ternyata isinya udara. Itu tandanya, partikel-partikel udara atau gasnya tersebar dalam medium padat, ya.
8. Buih
Jenis koloid yang terakhir, yaitu buih. Bedanya dengan buih padat, kalau buih memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi cair, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam cairan.
Contoh jenis koloid berbentuk buih adalah buih sabun karena adanya udara (fase terdispersi) yang terjebak di dalam larutan sabun (medium pendispersi). Hal ini terjadi karena molekul sabun yang saling tarik menarik membentuk jaring atau lapisan yang dapat menjebak udara, sehingga membentuk gelembung-gelembung bening berisi udara.
Baca Juga: Mengenal Asam dan Basa: Pengertian, Sifat, Cara Membedakan
Nah, sekarang, kamu sudah tahu ya apa itu pengertian, jenis-jenis koloid, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Oh iya, di awal artikel tadi kan disebutkan nih kalau mayones juga merupakan salah satu jenis koloid. Menurut kamu, mayones termasuk ke dalam koloid jenis apa, ya?
Ternyata, mayones termasuk ke dalam jenis koloid emulsi karena medium pendispersinya cair, yaitu telur dan fase terdispersinya juga cair, yaitu minyak.
Bagaimana? Sudah paham tentang materi sistem koloid? Materi koloid ini memang asik untuk dipelajari, ya. Apalagi contohnya banyak sekali ditemukan di sekitar kita. Nah, selain jenis-jenis koloid, masih ada juga sifat dan pembuatan koloid yang bisa kamu pelajari. So, tunggu pembahasan berikutnya di blog Ruangguru!
Kalau kamu sudah nggak sabar nunggunya, kamu bisa akses di ruangbelajar, lho! Di sana, materinya sudah lengkap dibahas. Ada konsep kilatnya juga lagi. Klik banner di bawah ini untuk info lebih lanjut!
Referensi:
Dosen Pendidikan. “Sistem koloid: https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-koloid/ “ [Daring]. (Diakses: 8 Juni 2021)
Suwardi, dkk. 2009. “Panduan Pembelajaran Kimia: Untuk SMA & MA Kelas XI”. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, Balitbang. CV. Karya Mandiri Nusantara.
Sumber Gambar:
GIF ‘Parfum’ [Daring]. Tautan: https://tenor.com/YtRe.gif. (Diakses: 14 Juni 2021)
Artikel diperbarui pada 29 April 2024.