Mengenal Pembohong Patologis dan Kompulsif
Squad, siapa di antara kamu yang pernah berbohong? Apa sih berbohong itu? Menurut KKBI daring, pengertian berbohong ialah menyatakan sesuatu yang tidak benar, tidak seperti kenyataan yang ada. Ternyata ada beberapa tipe pembohong lho. Nah di kesempatan kali ini, kita kenalan dulu sama tipe pembohong patologis dan kompulsif yuk!
Pembohong Patologis
Seorang pembohong patologis akan merasa lebih nyaman ketika berbohong daripada berkata jujur. Menurut psikolog Dr. Michele Barton dari Psychology Life Well, berbohong akan menjadi kebiasaan sehari-hari seorang pembohong patologis. Kebiasaan berbohong ini biasa disebut dengan pseudologia fantastic yang menjadi ciri dari narcissistic personality disorder dan depresi.
Berbohong menjadi kebiasaan sehari-hari (Sumber: healthline.com)
Pembohong tipe ini cenderung memiliki trauma pada masa kecil. Ia dibesarkan oleh orang tua yang sangat otoriter dan galak. Hal ini kemudian berdampak pada kepercayaan diri anak. Anak akan terpaksa berbohong dan tidak dapat menjadi dirinya sendiri, melainkan menuruti apa yang orang tua mau.
Beberapa hal yang menjadi ciri seorang pembohong patologis:
- Seorang pembohong patologis berbohong untuk kepentingan pribadi. Terdapat motif dibalik kebohongan yang ia katakan.
- Mengarang cerita yang telah disiapkan sejak lama.
- Kurang jelasnya batas antara pernyataan yang jujur dan yang dibuat-buat.
- Memiliki kontrol lebih atas pembicaraan ketika berbohong.
- Tidak menunjukkan ciri-ciri ketika berbohong seperti pada umumnya.
Pembohong Kompulsif
Pembohong kompulsif menyatakan sesuatu yang ingin didengar oleh orang lain. Hal ini menyebabkan lawan bicara akan mudah percaya pada apa yang dikatakan oleh pembohong tipe ini. Berbohong merupakan respons atas pernyataan lawan bicara mereka.
Berbohong sebagai respon spontan (Sumber: econintersect.com)
Pembohong tipe ini menjadi pertanda akan penyakit tertentu seperti borderline personality disorder, narsisme, atau bipolar disorder. Pembohong kompulsif sering mencampuradukkan antara kenyataan dan kebohongan.
Tanda-tanda pembohong kompulsif antara lain,
- terpaksa berbohong karena merasa tidak nyaman dengan jawaban jujur,
- berbohong tanpa alasan ataupun keuntungan tertentu bagi dirinya,
- berbohong secara spontanitas tanpa dipikir terlebih dahulu,
- mengungkapkan kebohongan yang ingin didengar oleh orang lain,
- akan mengaku berbohong apabila dikonfrontasi, walaupun begitu ia tetap akan berbohong.
Pembohong patologis & kompulsif bukan merupakan standar berperilaku manusia
(Sumber: toistudent.timesofindia.indiatimes.com)
Suatu sumber menyatakan bahwa pembohong kompulsif dan patologis sulit untuk dibedakan. Keduanya juga tidak memiliki pengertian yang jelas. Komunitas psikiatri tidak memiliki persetujuan khusus mengenai pembohong kompulsif dan patologis. Menurut Dr. Mark Griffiths, Direktur dari Internasional Gaming Research Unit di Nottingham Trent University mengungkapkan, pembohong patologis dan kompulsif tidak termasuk dalam American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual (DSM-5). Walaupun begitu, pembohong patologis dan kompulsif tidak sesuai dengan standar perilaku manusia pada umumnya.
Berbohong pada akhirnya hanya akan merugikan diri kita sendiri lho, Squad. Sehebat apa pun kamu berbohong, nanti akan ketahuan juga. Ingat! Jujur itu jauh lebih baik ya!
Apabila pembohong patologis mengarang cerita sejak lama, lebih baik jika waktu dan pikiran digunakan untuk hal positif. Bukan begitu, Squad? Contohnya, kamu bisa gunakan waktu dan pikiran kamu untuk belajar agar semakin pintar.
Biar belajarnya nggak bosan, belajar sama guru privat terbaik saja di Ruangguru Privat! Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!