Pengertian Pantun, Ciri, Fungsi, Struktur, Jenis & Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 7
Anak ayam turun sepuluh,
mati satu tinggal sembilan.
Tuntutlah ilmu bersungguh-sungguh,
Supaya engkau tidak ketinggalan.
—
Guys, kalau ada salah satu teman kamu yang sedang berpantun, atau kamu tidak sengaja dengar seseorang melantunkan pantun, biasanya kamu otomatis ingin berucap, “CAKEPPP!” gak sih? WKWK~
Misalnya:
Ikan lele ikan mujair
CAKEP!
Makannya lumut di dasar empang
CAKEP!
Kalau kamu mau jadi orang tajir
Jangan lupa bekerja dan menabung di bank!
CAKEP!
Gimana, kalau dengar pantun bawaannya asyik aja gitu ya. Apalagi kalau pantunnya bersifat lelucon atau jenaka.
Nah tapi, apakah kamu sudah tahu, kalau pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama Indonesia? Memang sih, pada awalnya, pantun diungkapkan secara lisan.
Baca Juga: Kumpulan Jenis Puisi Lama Disertai Contohnya
Seiring dengan perkembangan zaman, pantun juga bisa diungkapkan secara tertulis, lho! Wah, sepertinya menarik nih kalau kita membahas tentang pantun. Langsung aja yuk kita simak materi lengkap tentang pantun. Kita mulai dari pengertiannya terlebih dahulu, ya!
Pengertian Pantun
Pantun adalah salah satu bentuk dari puisi lama Indonesia yang berasal dari tradisi sastra Melayu. Pantun ini termasuk dalam puisi rakyat, ya.
Pantun terdiri atas empat baris atau larik, setiap lariknya memiliki delapan sampai dua belas suku kata, dengan rima a-b-a-b. Pantun juga memiliki sampiran dan isi. Pantun seringkali digunakan sebagai bentuk ekspresi sastra lisan dalam budaya Melayu.
Pantun memiliki ciri khas yang kreatif, menggunakan perbandingan, metafora, atau kiasan untuk menyampaikan pesan atau cerita dengan gaya yang indah dan berima. Selain itu, pantun juga dapat digunakan sebagai bentuk hiburan, misalnya dalam pertunjukan seni tradisional atau acara perayaan.
Lalu, apa saja ya ciri-ciri dari pantun?
Ciri-Ciri Pantun
1. Setiap bait terdiri atas empat baris
Tiap bait pantun berisi untaian kata-kata yang berada dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai ciri khas tersendiri bergantung pada jenis pantunnya. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik.
2. Jumlah suku kata dalam setiap baris antara 8-12 suku kata
Awalnya, pantun hanya disampaikan secara lisan dan tidak dituliskan. Oleh karena itu, tiap baris pada pantun dibuat sesingkat mungkin, namun tetap padat isi. Maka, tiap baris pantun hanya terdiri dari 8-12 suku kata.
3. Baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran
Baris pertama dan kedua pada pantun merupakan pengantar puitis yang jenaka. Pengantar tersebut biasanya tidak berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang peristiwa ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat.
4. Baris ketiga dan keempat disebut dengan isi
Pada bagian isi, terdapat pesan utama yang ingin diungkapkan dalam satu bait pantun. Walaupun isi tidak berhubungan langsung dengan sampiran, namun sebaiknya ada kata-kata pada sampiran yang merupakan cermin dari isi yang hendak disampaikan.
5. Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-b-a-b
Rima atau sajak adalah kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk pantun. Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah kesamaan bunyi antara baris pertama dan ketiga serta baris kedua dan keempat.
—
Mau belajar dengan fokus dan berinteraksi langsung dengan tutornya? Kamu boleh banget gabung di Ruangguru Privat. Semua pertanyaanmu akan dijawab dengan guru yang berkompeten di bidangnya masing-masing!
Fungsi Pantun
Sebagai salah satu jenis puisi lama yang masih eksis di masa sekarang, pantun memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Sarana Hiburan
Pantun sering digunakan sebagai bentuk hiburan, terutama dalam acara-acara sosial, pertemuan keluarga, atau pertunjukan seni tradisional. Gak heran ya, karena kreativitas dalam penyusunan pantun dan keindahan rima yang diciptakan dapat memberikan kesenangan kepada pendengar.
2. Pendidikan
Pantun dapat mengandung nilai-nilai kehidupan, petuah, atau ajaran moral. Dengan menggunakan bahasa yang kreatif, pantun dapat digunakan sebagai sarana pendidikan informal untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada pendengarnya.
3. Ekspresi Perasaan
Pantun sering digunakan untuk menyampaikan perasaan cinta, kebahagiaan, kesedihan, atau sindiran. Gaya bahasa yang khas dalam pantun memberikan ruang bagi ekspresi perasaan secara indah dan berima.
4. Penguatan Bahasa dan Sastra
Penggunaan pantun dapat membantu memperkaya dan memperkuat penggunaan bahasa serta kekayaan sastra. Pantun memungkinkan seseorang untuk bermain dengan kata-kata dan menyusunnya secara kreatif.
5. Warisan Budaya
Pantun berperan dalam melestarikan dan mewariskan warisan budaya. Dengan menyampaikan pantun, tradisi lisan dapat dijaga dan dilestarikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
6. Komunikasi Tradisional
Pantun juga dapat digunakan sebagai bentuk komunikasi tradisional di masyarakat tertentu. Dalam konteks ini, pantun menjadi sarana untuk berbagi cerita, memperingatkan, atau menyampaikan pesan-pesan penting.
Oiya guys, fungsi-fungsi yang dipaparkan barusan bisa saling tumpang tindih ya, tergantung pada situasi dan tempat ketika pantun tersebut digunakan.
Pantun juga memiliki beberapa jenis lho, guys. Ada apa saja ya?
Baca Juga: Contoh Cerita Fantasi Pendek yang Menarik dan Inspiratif
Jenis-Jenis Pantun
Jenis-jenis pantun ini terbagi menjadi dua guys, ada yang berdasarkan isinya dan ada pula yang berdasarkan bentuknya. Kita bahas jenis pantun berdasarkan isinya terlebih dahulu, ya.
A. Jenis Pantun Berdasarkan Isinya
1. Pantun teka-teki
Pantun teka-teki memiliki ciri khas khusus di bagian isinya, yakni diakhiri dengan pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dari pantun ini umumnya untuk hiburan dan mengakrabkan kebersamaan.
2. Pantun berkasih-kasihan atau Pantun Cinta
Isi dari jenis pantun yang satu ini erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi untuk menyampaikan perasaan.
3. Pantun agama
Jenis pantun ini memiliki kandungan isi yang membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya. Tujuannya untuk memberikan pesan moral dan didikan kepada pendengar dan pembaca. Tema di pantun agama lebih spesifik kepada nilai-nilai dan prinsip agama tertentu.
4. Pantun jenaka
Sesuai dengan namanya, pantun ini memiliki kandungan isi yang lucu dan menarik. Tujuannya untuk memberi hiburan kepada orang yang mendengar atau membacanya. Pantun jenaka juga sering digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat.
5. Pantun nasihat
Pada dasarnya, pantun dibuat untuk memberikan anjuran dan imbauan kepada seseorang atau masyarakat. Jadi, tema isi pantun yang paling banyak dijumpai adalah pantun nasihat. Pantun ini memiliki isi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan moral.
B. Jenis Pantun Berdasarkan Bentuknya
Sementara, jika dilihat dari bentuknya, pantun terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Pantun Biasa
Pantun biasa adalah pantun yang paling sering ditemui karena memiliki ciri-ciri pada umumnya.
2. Pantun Berkait
Pantun berkait juga bisa disebut pantun berantai, meskipun ada juga yang menamakannya seloka. Pantun berkait terdiri dari beberapa bait yang saling sambung menyambung.
3. Talibun
Talibun termasuk ke dalam pantun juga, tetapi terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Jika terdiri dari enam baris, maka yang tiga baris merupakan sampiran, dan tiga baris berikutnya merupakan isi.
4. Pantun Kilat atau Karmina
Pantun kilat atau karmina hanya terdiri dari dua baris saja, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.
Gimana, kamu sudah mulai kepancing buat bikin pantun belum guys? Sebelum kamu bikin pantunnya, yuk simak terlebih dahulu struktur dari pantun!
Struktur Pantun
Sebenarnya, kalau kamu perhatikan pembahasan sebelumnya, kamu sudah bisa terbayang apa saja struktur pantun. Jadi guys, secara garis besar, struktur pantun terbagi jadi dua, yaitu sampiran dan isi.
1. Sampiran
Sampiran berfungsi menyiapkan rima dan irama yang dapat membantu pendengar memahami isi pantun. Biasanya, sampiran memang tidak memiliki hubungan dengan isi pantun, tapi terkadang sampiran dapat memberi bayangan terhadap isi pantun.
2. Isi
Isi pantun merupakan bagian inti yang berisi maksud dan pikiran yang akan disampaikan si pembuat pantun. Dalam hal ini, nilai moral atau tujuan yang ingin diutarakan terdapat di isi pantun.
Baca Juga: Contoh Syair Berbagai Macam Tema Beserta Ciri & Jenisnya
Kaidah Kebahasaan Pantun
Eits, sebelum kamu membuat pantun, kamu juga boleh perhatikan terlebih dahulu kaidah kebahasaan yang digunakan dalam pantun. Markimak, mari kita simak~
1. Konjungsi
Pertama ada konjungsi. Singkatnya, konjungsi adalah kata penghubung, guys. Konjungsi biasanya menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, atau antarkalimat. Nah, dalam pantun, biasanya menggunakan tiga jenis konjungsi, yaitu:
a. Konjungsi Tujuan
Konjungsi yang digunakan dalam konjungsi tujuan biasanya dimaksudkan untuk menyampaikan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh dari konjungsi tujuan menggunakan kata agar, supaya, dan untuk.
Contoh pantunnya kurang lebih seperti ini guys:
Raja gagah lagi sakti,
laksamana pergi berperang.
Supaya tidak sesal di hati,
janganlah kena perdaya orang.
b. Konjungsi Penyebab
Konjungsi penyebab adalah kata hubung yang menyampaikan hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwa atau tindakan. Nah, konjungsi ini punya nama lain ,yaitu konjungsi kausalitas.
Biasanya, konjungsi penyebab menggunakan kata karena dan sebab sehingga.
Kalau diaplikasikan dalam pantun, kurang lebih seperti ini nih:
Tanam halia tiada tumbuh,
bunga rampai di dalam peti.
Masakan sitti tiada sungguh,
karena sudah maksud di hati.
c. Konjungsi Syarat
Nah, terakhir ada konjungsi syarat. Dalam konjungsi ini, kata penghubung yang digunakan dimaksudkan untuk menyampaikan suatu syarat. Maka dari itu, biasanya kata penghubung yang digunakan adalah jika dan kalau.
Misalnya seperti ini nih kalau di dalam pantun:
dokter beri obat yang manjur
aku pun bisa siuman kemudian
jadilah orang yang jujur
kalau ingin disenangi teman
2. Ragam Kalimat
Selain konjungsi, dalam pantun, ada lima ragam kalimat yang biasanya terdapat dalam isinya. Ada kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat larangan, dan kalimat pernyataan. Yuk bahas satu per satu!
a. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna perintah atau permohonan, agar orang lain melakukan sesuatu, sesuai keinginan penutur atau penulisnya.
Dalam kalimat perintah, biasanya menggunakan tanda seru (!) di akhir kalimat. Selain itu, bisa juga menggunakan partikel {-lah} pada kata tertentu di dalam kalimat tersebut.
Misalnya seperti ini nih:
Buah kosta di atas papan,
elang terbang dari angkasa.
Janganlah kita harap-harapan,
abang timbang apalah rasa.
b. Kalimat Saran
Kalau dilihat dari namanya, kita bisa lihat nih guys, kalau kalimat saran berisi saran, pendapat, usul, atau anjuran kepada orang lain. Biasanya, kata yang digunakan pada kalimat ini adalah sebaiknya atauseharusnya.
Contoh pantunnya seperti ini, guys:
Jalan-jalan untuk membeli benang
Barang yang dipilih harus kuat
Kalau mau selalu menang
Sebaiknya selalu berusaha dan semangat
c. Kalimat Ajakan
Kalau kalimat ajakan, tentu saja isinya berisi ajakan atau anjuran agar orang lain mau melakukan suatu perbuatan. Biasanya, kata yang digunakan pada kalimat ini adalah mari dan ayo.
Kalau dalam pantun, contoh kalimatnya seperti ini:
adik cantik memakai pita
di rambut yang hitam dan lurus
mari jaga lingkungan kita
demi generasi penerus
d. Kalimat Larangan
Kalimat selanjutnya yang terdapat pada pantun adalah kalimat larangan. Kalimat ini isinya berupa larangan untuk melakukan suatu perbuatan. Kata yang digunakan dalam kalimat larangan ini adalah jangan atau hindari.
Ini dia contoh pantun yang menggunakan kalimat larangan:
Badan lelah, kaki berdiri
Baju robek terkena duri
Jangan suka menyimpan iri
Hidup tak tenang, tiada berseri.
e. Kalimat Pernyataan
Ragam kalimat terakhir dalam pantun adalah kalimat pernyataan. Kalimat ini berisi informasi tentang suatu hal. Informasi yang tercantum bisa berupa kejadian atau nasihat.
Yuk, kita lihat contoh pantunnya:
ibu pulang membawa manggis
kumakan lahap sampai sakit gigi
tiap malam nenek menangis
teringat kakek yang sudah pergi
Wih, lumayan banyak juga ya kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam membuat pantun! Supaya kamu semakin mendapat inspirasi dalam membuat pantun, yuk simak berbagai macam contoh pantun di bawah ini!
Contoh Pantun
Contoh Pantun Teka Teki
1.
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya?
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya?
2.
Di ladang hijau rumput bergoyang,
Seekor kunang-kunang pun berputar-putar.
Siapakah dia yang terang menerang,
Menerangi malam menjadi terang benderang?
Contoh Pantun Berkasih-Kasihan atau Pantun Cinta
3.
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
4.
Anak panah gugur berderai,
kina di papan kayu jati.
Tidak pernah kita bercerai,
dari hidup sampaikan mati.
5.
Anak gurda terbang sekawan,
halia terletak atas papan.
Hilang jiwa beta syukurkan,
setia nan tidak beta ubahkan.
6.
Air mawar di dalam cangkir,
persembahan raja perempuan.
Dari awal sampai ke akhir,
kasih terserap padamu tuan
Contoh Pantun Agama
7.
Asam kandis asam gelugur,
ketiga asam riang-riang.
Menangis di pintu kubur,
teringat badan tak pernah sembahyang.
8.
Baik berburu ke seberang,
rusa banyak di dalam rimba.
Baik berguru kita sembahyang,
doa banyak dalam dunia.
9.
Anak udang mati dituba,
lada sulah masak dilurut.
Perbuatan haram jangan dicoba,
sabda rasul hendak diturut.
Contoh Pantun Jenaka
10.
Tumbuh ilalang di semak-semak
Semak-semak lalu dibersihkan
The power of emak-emak
Sein ke kiri belok ke kanan
11.
Bulan Agustus dan bulan Juli,
kapal Perancis bermuat bara.
Alangkah bagusnya anak ini,
mukanya putih bagai bara.
12.
Pinang senawar dalam puan,
puan tembaga tepi suasa.
Sayang benar saya ke tuan,
tuan celaka saya tertawa.
Contoh Pantun Nasihat
13.
Pergi ke pantai siang bolong
Pakai motor punya si Parman
Janganlah kau suka berbohong
Jika tidak ingin dijauhi teman
14.
Ibu belanja pergi ke pasar
Beli apel yang warna merah
Mari kita giat belajar
Agar masa depan menjadi cerah
Contoh Pantun Biasa
15.
Air pasang bulan pun terang,
hanyutlah sampan dari Jawa.
Jika datang hati yang bimbang,
bagaikan hilang rasanya nyawa.
16.
Tali ditarik tahan selembar,
putus tali di tepi rembat.
Baik kubalik menahan sabar,
putuslah hati hendak bertambat.
17.
Udang ditangguk dalam kain,
kain kasa dari Belanda.
Orang diikut mencari lain,
putuslah harap hati adinda.
Contoh Pantun Berkait
18.
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
Contoh Talibun
19.
jadi pergi ke pekan,
yu beli belanak beli,
ikan panjang beli dahulu.
Kalau jadi engkau berjalan,
ibu cari sanak pun cari,
induk semang can dahulu.
20.
Kalau pandai berkain panjang,
lebih daripada kain sarung,
jika pandai memakainya.
Kalau pandai berinduk semang,
lebih umpama bunda kandung,
jika pandai membawakannya.
21.
Kuning warnanya bunga pandan,
harum putih bunga melati,
terletak di dalam cawan.
Seboleh-boleh permintaan,
jikalau boleh kendak kami,
kemudian jua si pangkalan.
Contoh Pantun Kilat atau Karmina
22.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senang hati
23.
Minum sekoteng sama si raja,
Orangnya ganteng rajin bekerja.
24.
Dua sampan di atas papan,
Sudah tampan, hidupnya mapan.
25.
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
—
Itulah tadi materi Bahasa Indonesia kelas 7 tentang pengertian, ciri-ciri, serta jenis dari pantun. Selain menyenangkan, membuat pantun dapat melatih kreativitas, lho guys! Kalau kamu mau mempelajari tentang pantun dan puisi rakyat lainnya dengan lebih dalam, kamu bisa temukan materi lebih lengkapnya di ruangbelajar. Yuk, langganan sekarang!
Referensi:
Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sunaryo, Andi. dkk. 2014. Buku Pintar Pantun & Puisi. Yogyakarta: Penerbit Kartika
Artikel pertama kali ditulis oleh Shabrina Alfari pada 20 Februari 2018, kemudian diperbarui oleh Laras Sekar Seruni pada 4 Januari 2024.