10 Macam Penyakit Hati dalam Islam dan Cara Mengobatinya

macam-macam penyakit hati

Terdapat beberapa macam penyakit hati dalam agama Islam yang perlu kita hindari sebagai kaum Muslim. Simak pembahasannya berikut ini!

 

Tahukah kamu bahwa di dalam agama Islam, terdapat beberapa macam penyakit hati yang perlu kita hindari. Apa yang dimaksud dengan penyakit hati? Lalu, apa saja jenis-jenis penyakit hati yang perlu kita hindari supaya mendapat ridho dari Allah SWT? Yuk, langsung saja kita bahas!

 

Penyakit Hati dalam Islam

Dalam Islam, penyakit hati adalah gangguan yang ada pada hati dan perasaan seorang muslim. Penyakit hati ini bukan merupakan penyakit yang menyangkut kesehatan secara medis, seperti sakit liver, sirosis, dan sebagainya ya, melainkan penyakit yang sifatnya spiritual atau mental.

Penyakit hati disebut juga dengan “maaridh al-qulub“, merujuk pada berbagai jenis gangguan emosi dan psikologis yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan spiritual seseorang. 

 

Kenapa Kita bisa Terkena Penyakit Hati?

Penyakit hati dalam Islam berasal dari kelemahan iman seseorang, serta ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan menerima kehendak dari Allah SWT. Penyakit ini juga dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya.

Allah telah menjelaskan mengenai penyakit hati dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 125 sebagai berikut:

 

وَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌ فَزَادَتۡهُمۡ رِجۡسًا اِلٰى رِجۡسِهِمۡ وَمَاتُوۡا وَهُمۡ كٰفِرُوۡنَ‏ 

 

Artinya: “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.”

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa penyakit hati dalam Islam dapat membawa kepada jurang kekafiran dan menyebabkan mati dalam keadaan kafir atau tidak beriman kepada Allah SWT.

Baca Juga: Pengertian Zakat Mal, Syarat, Nisab & Cara Menghitungnya

 

10 Penyakit Hati dalam Islam

Macam-macam penyakit hati dalam Islam terbagi menjadi 10 jenis yang berbeda. Ciri-ciri penyakit hati beserta penjelasan lengkapnya dapat kamu lihat berikut ini.

 

1. Hasad

Penyakit hati yang pertama adalah hasad atau iri hati. Hasad disebut juga sebagai dengki, yang merupakan sifat seseorang yang tidak suka jika orang lain mendapatkan kebahagiaan. Hasad merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya karena dapat merusak hubungan sosial dan spiritual seseorang, dan dapat menghalangi kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

Dalam Islam, hasad dianggap sebagai tindakan yang dilarang dan dikecam. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Quran, misalnya dalam surat Al-Falaq ayat 5:

 

وَمِنۡ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ‏ 

 

Artinya: “Dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” 

Penyakit hasad juga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud).

 

2. Sombong

Penyakit hati yang kedua yaitu sombong atau disebut juga takabur, yang merupakan perilaku atau sikap merasa lebih tinggi dan lebih baik dari orang lain, serta meremehkan atau merendahkan orang lain. Sombong adalah salah satu penyakit hati yang sangat dikecam karena dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan seseorang serta merusak hubungan sosial.

Perilaku sombong bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk senantiasa berpegang pada kebenaran dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih baik. Allah berfirman dalam Al-Quran QS. Al-Isra ayat 37:

 

وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا​ ۚ اِنَّكَ لَنۡ تَخۡرِقَ الۡاَرۡضَ وَلَنۡ تَبۡلُغَ الۡجِبَالَ طُوۡلًا‏ 

 

Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

 

3. Riya’

Riya’ adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya adalah seorang yang taat beragama atau memiliki amal kebaikan. Namun tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian, pengakuan, atau penghargaan dari orang lain

Riya’ adalah salah satu bentuk penyakit hati yang dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan seseorang serta mempengaruhi hubungannya dengan Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran QS Al-Baqarah ayat 264:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُبۡطِلُوۡا صَدَقٰتِكُمۡ بِالۡمَنِّ وَالۡاَذٰىۙ كَالَّذِىۡ يُنۡفِقُ مَالَهٗ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ​ؕ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلۡدًا ​ؕ لَا يَقۡدِرُوۡنَ عَلٰى شَىۡءٍ مِّمَّا كَسَبُوۡا ​ؕ وَاللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ‏ 

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Baca Juga: Mengenal 20 Sifat Allah dan Artinya yang Wajib Diteladani

 

4. Kikir

Kikir dalam Islam adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan sikap enggan memberikan sesuatu, atau memberikan sesuatu dengan hati yang tidak tulus. Kikir sering dikaitkan dengan sikap pelit dan serakah, di mana seseorang tidak rela memberikan kebaikan atau bantuan kepada orang lain.

Allah juga menyinggung orang-orang yang kikir dalam Al-Quran QS Al-Imran ayat 180:

 

وَلَا يَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ يَبۡخَلُوۡنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ هُوَ خَيۡـرًا لَّهُمۡ​ؕ بَلۡ هُوَ شَرٌّ لَّهُمۡ​ؕ سَيُطَوَّقُوۡنَ مَا بَخِلُوۡا بِهٖ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ​ؕ وَ لِلّٰهِ مِيۡرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ​ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ‏ 

 

Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 

5. Ujub

Ujub dalam Islam adalah sifat atau perilaku yang menunjukkan rasa bangga atau merasa lebih dari orang lain atas amalan atau prestasi yang telah dicapai. Ujub juga masih berkaitan dengan sikap sombong dan merasa diri sendiri lebih baik daripada orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga menyebut ujub dapat membawa pada jurang kebinasaan, yang terdapat dalam hadis berikut:

“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (H.R. Abdur Razaq, hadist hasan).

 

6. Cinta Dunia

Dalam Islam, cinta dunia dapat memiliki dua makna yang berbeda, yaitu cinta terhadap keindahan dan kebaikan yang diciptakan oleh Allah di dunia, dan cinta yang berlebihan terhadap kekayaan, kedudukan, dan kesenangan duniawi yang dapat mengganggu keseimbangan hidup seseorang dan mengganggu hubungannya dengan Allah.

Cinta terhadap keindahan dan kebaikan yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia sangat dianjurkan dalam Islam karena dapat memperkuat hubungan seseorang dengan Allah. Sebaliknya, cinta yang berlebihan terhadap kekayaan, kedudukan, dan kesenangan duniawi sangat dilarang karena dapat membuat seseorang menjadi terbutakan.

Nabi Muhammad SAW pernah menyinggung perilaku cinta dunia dalam haditsnya:

“ … ‘Akan datang suatu masa umat lain akan memperebutkan kamu ibarat orang-orang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan,’ Sahabat bertanya, ‘Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit, Wahai Rasulullah?’. Dijawab oleh beliau, ‘Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kamu pada waktu itu banyak, tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung-apung di atas laut, dan dalam jiwamu tertanam kelemahan jiwa,’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dimaksud kelemahan jiwa, Ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Cinta dunia dan takut mati’,” (H.R. Abu Daud).

 

7. Buruk Sangka

Dalam Islam, sifat berburuk sangka disebut juga dengan su’udzan, yang merupakan sikap di mana seseorang memiliki prasangka buruk terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas atau bukti yang cukup. Dalam Islam, buruk sangka dianggap sebagai salah satu dosa besar yang harus dihindari karena dapat merusak hubungan sosial dan kepercayaan antara sesama manusia.

Allah melarang umat Islam memiliki sifat buruk sangka. Dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 12 Allah berfirman:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ​ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا​ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ​ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ​ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ‏ 

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.”

 

8. Sum’ah

Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya adalah memperdengarkan. Maksud dari sum’ah adalah perbuatan memperdengarkan ibadah-ibadah yang telah dilakukan kepada orang lain dengan sengaja untuk memperoleh pujian. Sifat ini mirip-mirip dengan sifat riya’, namun antara riya’ dan sum’ah ada perbedaan. Riya’ berkaitan dengan indra mata, sedangkan sum’ah berkaitan dengan indra telinga.

Rasulullah SAW memperingatkan umat Islam dalam haditsnya:

Artinya: “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)

Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maknanya adalah diumumkan aib-aibnya di akhirat di depan umat manusia. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya adalah diperlihatkan pahala amalnya, akan tetapi tidak diberi pahala kepadanya.

 

9. Taqtir

Taqtir bisa juga disebut sebagai pelit. Orang-orang yang bersifat taqtir tidak mau jika sesuatu miliknya dibagi kepada orang lain secara cuma-cuma. Padahal pahala sedekah begitu luar biasa. Sifat taqtir masih berkaitan dengan sifat kikir yang juga dilarang oleh Allah SWT.

 

10. Panjang Angan-Angan

Penyakit hati terakhir yang tidak boleh dimiliki adalah panjang angan-angan. Perilaku ini sangat berbahaya karena seseorang akan terlalu fokus dengan keinginannya, sehingga melalaikannya dari perkara wajib dan kebaikan lainnya. Seolah banyak waktu yang dimilikinya untuk menjalankan kewajiban tersebut setelah angan-angannya tercapai.

“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” (Ibnu Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)

Baca Juga: Bacaan Ayat Kursi, Arti, dan Keutamaannya dalam Kehidupan

 

Doa Dijauhkan dari Penyakit Hati

Agar kita sebagai umat Muslim senantiasa dijauhkan dan dihindarkan dari penyakit hati, berikut beberapa doa yang dapat dilafalkan:

 

Doa 1

 

اَعُوْذُ بِكَ مِنْ بَطَرِ الْغِنَى وَمَذَلَةِ الْفَقْرِ يَامَنْ وَعَدَ فَوَفَى وَأَوْعَدَ فَعَفَا اِغْفِرْ لِمَنْ ظَلَمَ وَآسَى يَامَنْ تَسُرُّهُ بِطَاعَتِي وَلَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتِى هَبْ لِي مَا يَسُرُّكَ وَاغْفِرْ لِي مَا لاَ يَضُرُّكَ

 

Latin: Allaahumma innii a-‘uudzubika mim batharil ghinaa. Wa madzalatil faqr. Yaa man wa’ada fawafaa. Wa aw’ada fa’afaa. Ighfir liman zhalama wa asaa yaa man tasurruhu bithaa’atii. Wa alaa tadhurruhu ma’shiyatii. Hablii maa yasurruka waghfir lii maa laa yadhurruk.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyombongkan diri karena kaya. Dari kehinaan karena miskin. Wahai Dzat yang apabila berjanji pasti memenuhinya. Jika mengancam lalu memaafkannya. Ampunilah bagi orang yang merasa zhalim dan kemudian menyesali diri. Wahai Dzat yang merasa senang hati karena ketaatanku. Tidak akan membahayakan karena kemaksiatanku. Berilah kepadaku apa-apa yang menyenangkan-Mu dan ampunilah diriku terhadap apa-apa yang aku lakukan yang memang tidak membahayakan-Mu.”

 

Doa 2

 

اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ النِّفَاقِ وَعَمَلِي مِنَ الرِّيَاءِ وَ لِسَانِي مِنَ الْكَذِبِ وَعَيْنِي مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفى الصُّدُوْرِ

 

Latin: Allaahumma thohhir qolbii minan nifaaaqi wa ‘amalii minar riyaa-I wa lisaanii minal kadzibi wa ‘ainii minal khiyaanati innaka ta’lamu khoo-inatal a’yuni wa maa tukhfish shuduur.

Artinya: “Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, amal perbuatanku dari pamer, lidah dan ucapanku dari kebohongan, dan sucikan mataku dari khianat. Sesungguhnya, Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan mengetahui apa saja yang tersembunyi dalam hati.”

 

Doa 3

 

وَقَالَ مُوۡسٰٓى اِنِّىۡ عُذۡتُ بِرَبِّىۡ وَرَبِّكُمۡ مِّنۡ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤۡمِنُ بِيَوۡمِ الۡحِسَابِ

 

Latin: Wa qāla mụsā innī ‘użtu birabbī wa rabbikum ming kulli mutakabbiril lā yu`minu biyaumil-ḥisāb.

Artinya: “Dan (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.”

 

Doa 4

 

اَللّٰهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِيْنًا، وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا، وَاحْشُرْنِي فِيْ زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 

Latin: Allahuma ahyini miskinan, wa amitni miskinan, wahsyurni fi zumratil masakin.

Artinya: “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati, dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyu dan rendah hati.”

Baca Juga: 15 Manfaat Zikir bagi Umat Islam beserta Makna dan Caranya

 

Cara Mengobati Penyakit Hati

Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar selalu terhindar dari berbagai jenis penyakit hati? Berikut beberapa langkah yang dapat kamu lakukan:

 

1. Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu caranya adalah dengan membaca, memahami, serta mengamalkan Al-Qur’an yang dapat menjadi pedoman hidup kita, dan menenangkan hati.

 

2. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar

Mengingat Allah melalui dzikir seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil dapat menenangkan hati dan menjauhkan kita dari penyakit hati. Selain itu, dengan memperbanyak mengucap istighfar, dapat mencegah kita dari dosa-dosa yang telah kita lakukan, termasuk penyakit hati yang mungkin telah tumbuh tanpa disadari.

 

3. Ikhlas dalam Setiap Perbuatan

Sebelum melakukan sesuatu, selalu niatkan untuk mencari keridhaan Allah agar terhindar dari perilaku yang tidak tulus. Pastikan bahwa setiap perbuatan, ibadah, dan kebaikan dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain (riya).

 

4. Selalu Bersyukur

Selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Rasa syukur ini akan mencegah iri hati dan rasa tidak puas terhadap apa yang dimiliki orang lain.

 

5. Menjaga Hubungan Baik dengan Sesama

Selalu berpikir positif dan berprasangka baik terhadap orang lain, sehingga terhindar dari kecurigaan, prasangka buruk, atau kebencian tanpa alasan. Sabar dalam menghadapi kesulitan dan memaafkan kesalahan orang lain adalah cara untuk mencegah timbulnya dendam dan kebencian dalam hati.

 

6. Memperbanyak Amal Kebaikan

Amal kebaikan dapat dilakukan dengan senantiasa berbuat baik kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan, sehingga hati menjadi lebih lembut dan jauh dari penyakit. Selain itu, kita juga dapat bersedekah. Tidak harus dengan materi, tapi juga bisa lewat non-materi. Sedekah dapat membersihkan hati dari sikap egois dan keserakahan.

 

7. Selalu Bermuhasabah

Ketika menyadari kekurangan diri, segera bertobat dan berusaha memperbaikinya agar tidak tumbuh menjadi penyakit hati yang lebih besar.

 

Baca Juga: Kumpulan Doa Selamat Dunia & Akhirat: Bacaan Arab, Latin, Artinya

Demikian pembahasan mengenai pengertian dan macam-macam penyakit hati menurut Islam beserta doa yang dapat dilafalkan untuk menghindarinya. Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berbuat baik dan menghindari sifat maupun sifat yang kurang terpuji.

Nah, jika kamu tertarik untuk belajar ilmu agama dan mengaji, kamu bisa loh mencari pengajar privat yang kompeten di Ruangguru Privat. Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Yuk, klik banner di bawah ini untuk informasi lebih lanjut!

CTA Ruangguru Privat

Referensi:

https://kabardaqu.pppa.id/penyakit-hati-dalam-islam (Diakses pada 2 Mei 2024)

https://alazharpeduli.or.id/publikasi/artikel-berita/p/10-penyakit-hati-yang-harus-disembuhkan (Diakses pada 2 Mei 2024)

https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6889531/5-doa-agar-dijauhkan-dari-penyakit-hati-terhindar-dari-sombong-hingga-dengki (Diakses pada 2 Mei 2024)

Kenya Swawikanti