Kenapa Langit Berwarna Biru? Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Kenapa langit berwarna biru, ya? Pernah nggak kamu kepikiran kayak gitu? Nah, di artikel ini, kita akan kupas fakta dibalik fenomena langit yang berwarna biru. Yuk, simak!
—
Bagaikan langit
Di sore hari
Berwarna Biru
Sebiru hatiku
H3h3. Menurut kamu, langit di sore hari itu berwarna apa sih? Biru atau jingga? Hmmm… kayaknya sih jingga, senja indie, gitu ya~
Tapi kamu sepakat kan, kalau langit pada hari yang cerah berwarna biru?
Kenapa biru ya? Apakah langit berwarna biru karena sebiru hatiku? Loh, kok malah gundah…
Daripada bergundah gulana, kita cari tau sama-sama yuk!
Alasan Langit Berwarna Biru
Langit berwarna biru terjadi karena tiga faktor utama, yakni:
1. Cahaya matahari
2. Partikel di atmosfer bumi
3. Faktor penglihatan manusia
Warna langit yang kita lihat saat ini, siang maupun malam, nggak jauh dari peran matahari. Cerahnya siang dikarenakan matahari tepat di atas kita. Sementara gelapnya malam dikarenakan matahari sedang berada di sisi bumi lain.
Nah, coba tebak! Cahaya matahari itu warna apa hayooo?
Hmmm, kuning?
Eits, salah~
Ternyata, warna cahaya matahari tersusun dari cahaya mejikuhibiniu, loh. Yap! (me)rah, (ji)ngga, (ku)ning, (hi)jau, (bi)ru, (ni)la, dan (u)ngu.
Mejikuhibiniu? Wah, kayak pelangi dong?
Betul! Susunan cahaya mejikuhibiniu pada matahari, juga penyusun dari warna pelangi. Ketujuh cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya tampak yang dipancarkan oleh matahari. Gabungan tujuh cahaya inilah yang menjadikan cahaya matahari berwarna putih.
Baca Juga: Pembiasan Cahaya dan Kaitannya dengan Peristiwa Terbentuknya Pelangi
Pada awalnya, matahari memancarkan cahaya yang membawa berbagai panjang gelombang, di antaranya x-ray, sinar ultraviolet, cahaya tampak (mejikuhibiniu), dan gelombang radio (radio waves). Kemudian, atmosfer bumi menghalau x-ray, sinar ultraviolet, serta gelombang radio, dan hanya menyisakan cahaya tampak untuk masuk ke bumi.
Selanjutnya, cahaya tampak berjumpa dengan partikel penyusun atmosfer bumi. Kamu masih ingat kan, bahwa atmosfer bumi tersusun dari nitrogen, oksigen, karbondioksida, argon, ozon dan gas lainnya?
Perjumpaan antara cahaya tampak dan partikel penyusun atmosfer bumi mengakibatkan terjadinya penghamburan cahaya. Penghamburan cahaya inilah yang menjadi ‘koentji’ mengapa langit yang kita lihat berwarna biru.
Hmmm… apa itu penghamburan? Lalu, kenapa harus biru?
Proses Penghamburan Cahaya
Penghamburan cahaya adalah proses di mana partikel gas menyerap cahaya tampak matahari dan dipancarkan kembali ke berbagai arah. Teori penghamburan oleh seorang fisikawan bernama Rayleigh menjelaskan, bahwa semakin rendah panjang gelombang yang dipancarkan oleh cahaya tampak, maka semakin banyak pula yang dihamburkan. Teori ini bisa kita sebut dengan Teori Rayleigh.
Nah, panjang gelombang yang paling rendah di antara ketujuh cahaya tampak adalah biru, nila, dan ungu.
Baca Juga: Bagaimana Sih Proses Terbentuknya Pelangi?
Loh, bukannya panjang gelombang nila dan ungu lebih rendah? Tapi kenapa kita nggak liat langit berwarna nila atau ungu?
Yupzie, bener kok! Panjang gelombang dari cahaya nila dan ungu memang lebih rendah, namun kuantitasnya lebih sedikit daripada cahaya biru. Makanya, karena nila dan ungu kalah ‘jumlah’, langit yang kita lihat jadi warna biru deh!
Selain faktor kuantitas yang dipancarkan oleh matahari, ternyata mata kita juga lebih sensitif pada warna biru, lho! Sel kerucut pada mata kita yang berperan untuk menangkap warna, lebih sensitif terhadap warna biru daripada nila maupun ungu. Sehingga, mata kita jadi lebih gampang untuk menangkap warna biru pada langit.
“Oh gitu…”, ujar kamu dalam hati.
“Eh, tapi kenapa saat sore hari, langit berwarna merah kejinggaan ya?” tanya kamu dalam hening.
Kenapa Langit Berwarna Merah Kejinggaan saat Sore Hari?
Kita sepakat ya, kalau warna langit di sore hari bukan biru, melainkan merah kejinggaan. Hihi.
Langit berwarna merah kejinggaan tidak hanya terjadi saat sore hari. Fenomena ini juga terjadi pada pagi hari, saat matahari terbit. Warna merah kejinggaan pada langit pagi dan sore hari dikarenakan posisi matahari berada di posisi rendah.
Saat posisi matahari rendah, cahaya matahari perlu melewati atmosfer yang lebih tebal untuk dapat terlihat oleh kita. Panjang gelombang yang rendah seperti cahaya biru sudah terhamburkan sebelum mencapai mata kita. Sedangkan panjang gelombang yang tinggi seperti cahaya merah, berhasil melewati atmosfer yang lebih tebal. Hal tersebut menjadikan langit pada pagi dan sore hari berwarna merah kejinggaan.
Selain faktor posisi matahari, fenomena langit berwarna kemerahan juga terjadi saat cahaya matahari melewati partikel atmosfer yang tebal. Contohnya, jika partikel debu mendominasi atmosfer bumi. Fenomena tersebut pernah kita jumpai saat kebakaran hutan dan lahan di Jambi.
Baca Juga: Kenali 10 Jenis Awan, Karakteristik, dan Proses Terbentuknya
Fenomena Langit Berwarna Merah di Jambi
Bagaimana, sudah paham kaaan? Wah ternyata menarik banget ya, fakta di balik fenomena alam yang setiap hari kita rasakan. Ternyata, fenomena alam di sekitar kita bisa dijelaskan secara ilmiah, namun tetap mengasyikkan kayak gini. Pastinya, membuat kita lebih bersyukur dan terus menjaga keindahan bumi. Fenomena alam apalagi nih yang mengganjal di benakmu dan ingin diulas bersama? Tulis di komentar ya.
Mau belajar se-asyik membaca artikel ini? Cobain belajar dengan video beranimasi di ruangbelajar, deh. Semua materi sekolah jadi lebih gampang. Yuk, gabung sekarang!