Jatuh Bangun, Begini Kisah Perjuangan Anggota Ruangguru Squad Alumni Mendapatkan Beasiswa Impian
Kamu punya impian untuk mendapatkan beasiswa? Simak pengalaman Anggota Ruangguru Squad Alumni dalam meraih beasiswa impiannya berikut ini yuk.
—
Setelah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sebagai pelajar pasti kamu pernah merasa bosan, jenuh, atau bahkan kecewa ‘kan dengan keadaan? Sekolah yang tidak kunjung tatap muka, juga membuat ruang gerak kamu untuk bisa berinteraksi dengan guru maupun teman-teman di sekolah menjadi terhambat. Lalu, bagaimana dengan mimpi-mimpimu, apakah masih diperjuangkan?
Boleh sih kecewa dengan keadaan, tapi kalau berlarut-larut justru bisa menghambat kamu untuk maju, lho. Lebih baik, kamu memanfaatkan berbagai peluang yang bisa dikerjakan selagi belajar di rumah untuk mewujudkan cita-citamu. Masih bingung bagaimana cara memulainya? Atau kamu butuh motivasi?
Tenang, kamu nggak sendiri kok. Irene, Rizal, Andri, dan Nisrina yang merupakan Ruangguru Squad Alumni juga pernah mengalami masa-masa sulit saat berusaha untuk meraih mimpinya. Lalu, bagaimana mereka bisa keluar dari keadaan tersebut?
Yuk, simak kisah perjuangan mereka!
Irene, Penerima Full Scholarship of Chinese Education Major of Huaqiao University
Irene adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 program studi Bahasa Mandarin di Huaqiao University, Quanzhou, Tiongkok. Pencapaiannya untuk bisa kuliah di Tiongkok ternyata tidak mudah lho. Terus, gimana sih ceritanya?
Sejak kecil Irene memiliki kegemaran belajar bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang Irene sukai adalah bahasa Mandarin. Kecintaannya terhadap bahasa Mandarin akhirnya membuat Irene bercita-cita untuk kuliah jurusan Bahasa Mandarin setelah lulus SMA.
Perjuangannya diawali dengan kegagalan untuk kuliah di program studi Bahasa Mandarin melalui jalur SNMPTN. Irene sempat sedih, namun hal ini tidak membuatnya down karena Irene sudah memiliki plan lain. Saat itu, hati kecil Irene ingin sekali bisa belajar bahasa Mandarin di negara asalnya, yaitu Tiongkok. Sempat galau, akhirnya Irene membulatkan tekad untuk kuliah di Tiongkok.
Bermodalkan informasi dari gurunya, Irene mendaftar Full Scholarship for Chinese Education Major of Huaqiao University. Meskipun sebelumnya Irene sudah memiliki dasar kemampuan bahasa Mandarin, namun ternyata saat proses pendaftaran beasiswa ini justru banyak sekali cobaannya.
“Menurutku, saat itu mengurus berkas untuk pendaftaran beasiswa lebih menguras energi daripada belajar untuk mengikuti seleksi. Karena tentu ada saja kendala saat mau mengurus berkas berkas itu. Kalau tidak dilakukan dengan niat mungkin aku bisa mundur saat itu, tapi aku tetap maju. Walaupun harus bolak balik mengedit data, mencari tanda tangan, dan mengurus paspor. Semua itu aku lakukan seorang diri dengan keyakinan bahwa aku pasti bisa berangkat ke Tiongkok.”
Dengan berbekal rasa percaya diri saat mengikuti proses seleksi, Irene berhasil lolos seleksi beasiswa tersebut. Irene sangat bahagia dan kembali membuat plan untuk belajar bahasa Mandarin. Setelah meyakinkan kedua orang tuanya, akhirnya Irene berangkat ke Tiongkok untuk menempuh studi di Huaqiao University dan mendapatkan beasiswa penuh untuk biaya hidup dan kuliah.
“Kalau mau kuliah di luar negeri yang paling penting adalah niat dan tekad yang kuat. Kalau cuma pengen tapi nggak melangkah maju juga bakal nggak kesampaian, tapi kalau ada niat dan tekad untuk terus maju walau banyak rintangannya pasti bisa mewujudkannya. Jangan meragukan diri kalian sendiri, katakan kalau kalian bisa. Belajar di luar negeri itu menyenangkan, tidak hanya bisa belajar materi di kuliah tapi kita juga bisa belajar bagaimana hidup mandiri.”
Rizal, Penerima Jabar Future Leader Scholarship dan Beasiswa Akademik Nasional Kementerian BUMN
Rizal adalah mahasiswa tingkat akhir program studi D4 Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial, Bandung. Sebelum menjalankan kuliah disini, Rizal ternyata sangat aktif lho mengikuti berbagai kegiatan baik nasional maupun internasional. Keaktifannya tersebut yang mengantarkan Rizal memperoleh beasiswa. Simak ceritanya berikut, yuk.
Sejak usia 16 tahun Rizal mulai sering melihat berbagai permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Awalnya, Rizal melihat kondisi keluarganya yang seringkali membatasi pencapaian di bidang pendidikan karena permasalahan ekonomi. Kemudian Rizal mencoba membuktikan bahwa siapapun bisa mewujudkan cita-citanya di bidang pendidikan setinggi apapun itu asalkan mau berusaha, berdoa, dan bekerja keras.
“Bicara soal gagal? Karena aku harus jadi orang sukses, maka aku harus bangkit dan tak boleh mengenal kata menyerah, mengeluh itu boleh, tapi jangan sampai tak membayar lelahnya usaha dan kerja kerasmu sampai tahap ini. Aku jatuh sejatuh-jatuhnya namun berusaha bangkit dan mulai menciptakan kesempatan ku sendiri, dengan memulai untuk berdamai dengan diri sendiri.”
Saat menginjak bangku kelas 11 SMA, Rizal berkesempatan mewakili Indonesia di ASEAN Summit, Filipina sebagai student representative di bidang Seni Budaya dan Teknologi. Setelah itu, Rizal mulai banyak mengikuti kegiatan lain seperti menjadi Ambassador dari ASEAN Art and Culture dan mengikuti Asian African Carnival di Bandung. Dari keaktifannya tersebut, Rizal akhirnya diterima di program E-Learning Cambridge University dan National University of Singapore untuk program studi Hukum dan Hubungan Internasional.
Dengan berbagai pertimbangan, Rizal memutuskan untuk mengambil program studi Hukum di National University of Singapore. Setelah menyelesaikan program tersebut, Rizal melanjutkan studinya di Politeknik Kesejahteraan Sosial. Dengan berbekal pengalamannya selama duduk di bangku sekolah, Rizal bisa menjadi penerima Jabar Future Leader Scholarship Activist Category dan menawarkan program Accessible Design for Person with Disability sebagai prioritas pembangunan Jawa Barat di bidang pendidikan.
Tidak berhenti sampai disitu, Rizal juga menjadi penerima Beasiswa Akademik Nasional dari Kementerian BUMN. Pencapaiannya yang luar biasa ternyata tidak meredupkan semangat Rizal untuk terus belajar. Di tengah kesibukannya, Rizal menyempatkan diri untuk mengikuti program E-Learning non-gelar di Loyola Marymount University (LMU) pada program studi Civil Litigation and Advocacy (Magister).
“Aku berpesan pada seluruh anak Indonesia, untuk terus membuktikan bahwa kalian layak mendapatkan kesempatan itu. Berusahalah, bekerja keraslah. Berjuang bersama proses memang tak seindah menikmati hasilnya, tapi percayalah, perlu merasakan lelah untuk menjadi seorang juara dan seorang yang sukses dengan masa depan gemilang.”
Andri, Penerima Beasiswa Anak Gemilang
Andri adalah mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Andri berhasil masuk ITB melalui jalur SNMPTN. Dibalik pencapaiannya saat ini, ternyata Andri berjuang sangat keras lho. Lalu bagaimana kisahnya dalam memperoleh beasiswa?
Perjalanannya dimulai saat duduk di bangku kelas 8 SMP. Pada saat itu, Andri memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah ke SMA. Namun, kondisi ekonomi keluarganya ternyata sedang tidak baik. Ayahnya yang didiagnosa terjangkit tumor dan ibu tirinya yang sedang hamil membuat Andri harus mengurus uang jajan dan kebutuhan sekolahnya sendiri. Hal pertama yang saat itu Andri pikirkan adalah bisa mendapatkan beasiswa.
“Saat itu saya juga merasa hampir putus asa, Bapak juga melarang saya melanjutkan sekolah karena kondisi kesehatannya yang memburuk hingga tidak bisa bekerja lagi. Beruntung, saat itu saya mendapat bantuan dari guru SMP saya. Namanya Bu Suryati, guru SMP yang saat ini saya anggap ibu sendiri. Belai membantu saya mendaftar SMA dan membiayai sekolah saya.”
Bisa sekolah di bangku SMA dengan bantuan gurunya, justru membuat Andri semakin berambisi karena tidak ingin merepotkan orang lain. Akhirnya berkat usaha dan doa, Andri berhasil mendapatkan Beasiswa Generasi Prestasi 2019 dari Yayasan Dt Peduli Priangan Timur.
Setelah berhasil mendapatkan beasiswa pertamanya, Andri semakin ambisius untuk terus berprestasi. Selama tiga tahun di SMA, Andri selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas. Hal inilah yang membuat Andri kembali mendapatkan beasiswa SPP untuk siswa berprestasi. Tidak berhenti sampai disitu, Andri juga sempat menjuarai Olimpiade Sains Nasional (OSN) Fisika tingkat Kabupaten Tasikmalaya.
Berkat beasiswa dan prestasi yang diraihnya, Andri terus termotivasi untuk bisa mendapatkan beasiswa lain. Saat itu, Andri mencari informasi beasiswa melalui fitur ruangbaca di Aplikasi Ruangguru. Akhirnya saat duduk di bangku kelas 11 akhir, Andri berhasil mendapatkan Beasiswa Anak Gemilang dan fasilitas belajar dari Ruangguru selama satu tahun.
Menjelang lulus SMA, Andri kembali mendapatkan beasiswa Orbit Hasri Ainun Habibie dari Yayasan Amal Abadi. Setelah lulus SMA, kebahagiaan Andri berlipat-lipat karena berhasil diterima di ITB melalui jalur SNMPTN dan mendapatkan Beasiswa KIP Kuliah dari pemerintah. Tidak hanya itu, Andri juga lolos seleksi Beasiswa Anak Gemilang dari Axton Salim yang bekerjasama dengan Ruangguru.
“Jika kita menginginkan sesuatu, dan sesuatu itu terasa mustahil untuk dimiliki saat ini, maka ubahlah kemustahilan itu menjadi jembatan yang mengantarkan kita kepadanya. Jadikan kekurangan sebagai senjata, bukan alasan. Teruslah berusaha, karena usaha adalah syarat mutlak bagi yang menginginkan keberhasilan.”
Nisrina, Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud
Nisrina adalah mahasiswa Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Siapa sangka, hobinya di bidang tulisan dan psikologi ternyata bisa mengantarkannya untuk memperoleh beasiswa. Lalu, bagaimana sih kisah perjuangan Nisrina sampai bisa memperoleh beasiswa?
Sejak kecil, Nisrina sudah mencintai dunia tulisan. Kegemarannya menulis surat hingga novel anak, mengantarkan tulisan-tulisannya sampai dimuat di majalah sekolah, surat kabar lokal, dan diterbitkan menjadi buku-buku anak oleh berbagai penerbit mayor Indonesia. Dari hobinya tersebut, Nisrina mulai menyukai bidang psikologi. Hal ini tentu karena seringnya Nisrina menulis berbagai karakter untuk cerita fiksi.
Berawal dari hobi tersebut, akhirnya Nisrina berhasil kuliah di program studi Psikologi, Universitas Gadjah Mada melalui jalur SBMPTN. Pencapaiannya ini tidak lain karena prinsip hidupnya yang ingin terus berjuang dan bertanggung jawab dengan berbekal kecintaannya terhadap bidang yang ditekuni. Nah, dari sinilah akhirnya Nisrina bertekad untuk bisa mendapatkan beasiswa.
Bersamaan dengan pelaksanaan masa orientasi PPSMB UGM, Nisrina mempersiapkan persyaratan untuk mendaftar Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
“Aku masih ingat di suatu malam ketika aku duduk menghadap meja belajarku dengan penuh kebimbangan. Di hadapanku, ada penugasan PPSMB yang belum aku selesaikan dan rancangan kasar proposal rencana studi untuk beasiswa. Aku sempat menangis dan hampir menyerah karena rasanya persiapanku belum cukup matang. Namun, lagi-lagi, prinsip hidup yang kupegang mengingatkanku untuk dapat bertanggung jawab. Demi keputusan yang kuambil, demi mimpi-mimpiku.”
Dengan berpegang teguh pada prinsip, akhirnya Nisrina berhasil menjadi penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud. Rasa bahagia bercampur haru karena saat itu Nisrina sedang berada di kampung halamannya di Bojonegoro Jawa Timur, sehingga bisa berbagi suka cita dengan kedua orang tuanya. Sejak saat itu, Nisrina semakin percaya diri untuk bisa meraih impiannya.
“Jadi, untuk teman-teman semua, jangan pernah berhenti percaya pada impian. Mungkin kita sempat merasa kehilangan arah dan alasan untuk bertahan. Namun, percayalah kalau Tuhan memeluk seluruh mimpi kita dan akan membantu kita untuk meraihnya satu per satu. Asalkan kita tidak berhenti percaya, berjuang, dan bertanggung jawab seutuhnya.”
Setelah membaca kisah perjuangan memperoleh beasiswa dari Ruangguru Squad Alumni diatas, apa pelajaran yang bisa kamu petik?
Intinya sih semua nggak ada yang instan ya. Dibalik keberhasilan yang telah dicapai, mereka juga pernah berada di titik terendah dalam hidupnya. Namun, semua itu dapat terlewati karena tekad, usaha, dan komitmen yang kuat.
Kamu ingin menjadi peraih beasiswa seperti mereka? Sekarang waktunya untuk melangkah! Kamu bisa memulainya dengan melihat kemampuan diri, kira-kira cocok untuk mendaftar beasiswa akademik atau non-akademik? Kalau ingin mengejar beasiswa akademik, tentunya yang harus kamu lakukan adalah lebih giat lagi dalam belajar.
FYI, para Ruangguru Squad Alumni diatas semasa sekolah juga sangat giat lho dalam belajar. Mereka menggunakan Ruangguru untuk menunjang aktivitas belajarnya di sekolah. Hal ini juga yang ternyata ikut andil dalam kesuksesan mereka meraih beasiswa impian. Yuk, tingkatkan kemampuan akademik kamu dengan ruangbelajar.