Hubungan Ketergantungan Antarruang dalam Konsep Ekonomi | Ekonomi Kelas 9
Artikel Ekonomi kelas IX kali ini akan membahas tentang ketergantungan antarruang dalam konsep ekonomi. Ada empat aspek, yakni sumber daya alam, sumber daya manusia, kewirausahaan, dan pemanfaatan modal.
—
Salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi ialah sandang. Apa sih sandang itu? Sandang merupakan pakaian yang digunakan manusia untuk menutupi tubuh. Nah, ngomong-ngomong soal pakaian nih, kamu lebih sering belanja lewat toko daring atau datang langsung ke tokonya? Kayaknya di zaman perkembangan teknologi seperti saat ini, kamu pasti nggak asing deh dengan belanja melalui sistem daring.
Tapi, apakah kamu pernah berpikir proses-proses apa saja yang “dialami” oleh pakaian yang kamu terima dari toko daring tersebut? Misal, kamu beli sweater dengan motif batik dari toko daring di Solo, sedangkan kamu berada di Jakarta. Otomatis toko yang berada di Solo nggak mungkin bisa mengantarkan pesanan kamu langsung dong? Toko tersebut pasti membutuhkan jasa pengiriman. Nah, inilah salah satu bentuk ketergantungan antarruang. Toko yang berada di Solo nggak mungkin mengantar langsung ke Jakarta. Begitu juga yang ada di Jakarta, mau cari sweater motif batik Solo nggak mungkin datang langsung ke toko yang ada di Solo.
Nah, di artikel kali ini kita akan sama-sama membahas tentang ketergantungan antarruang yang ada di dalam konsep ekonomi seperti pemanfaatan sumber daya alam, pemanfaatan sumber daya manusia, pemanfaatan kewirausahaan, dan pemanfaatan modal.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Kita harus bersyukur Squad, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Ada ribuan spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di Indonesia. Kenapa ya Indonesia bisa memiliki keanekaragaman hayati yang begitu banyak? Ini karena Indonesia memiliki iklim tropis dan curah hujan yang cukup tinggi. Maka kamu jangan heran jika dari sektor pertanian dan perkebunan, Indonesia memilki berbagai macam tanaman yang bisa dijadikan komoditas.
Oh iya, di sektor perkebunan dan pertanian, Indonesia juga kaya akan sumber daya pertambangannya. Kamu pasti tahu dong tambang emas yang ada di Papua? Yaps, Freeport. Bisa kebayang nggak sih, itu wujudnya sebuah gunung yang kandungan di dalamnya emas, nikel, dan perak. Harusnya, Indonesia bisa menjadi negara yang maju seperti Amerika Serikat, Inggris, atau negara di Eropa lainnya. Tapi kenapa masih ada kemiskinan di Indonesia?
Selain karena faktor sumber daya manusia yang belum cukup, pengelolaan hasil tambang itu diperlukan modal yang besar dan teknologi/peralatan yang canggih. Inilah yang menyebabkan beberapa tempat penambangan di Indonesia masih dilakukan oleh perusahaan asing.
Apakah hanya sektor pertanian dan pertambangan saja kekayaan yang dimiliki Indonesia? Coba lihat fakta berikut ini.
Hmmm…kamu lupa ya bahwa wilayah Indonesia itu sebagian besar merupakan laut? Jangan heran kalau catatan dari UNDP dan BPS mengatakan bahwa hasil pemanfaatan kelautan di Indonesia begitu besar.
Coba kamu bayangkan, lebih dari 50 persen kebutuhan protein nasional itu dipenuhi dari sektor perikanan. Artinya apa? Yaps, kekayaan laut yang ada di Indonesia begitu melimpah. So, siapa di antara kamu yang masih nggak suka makan ikan? Mulai sekarang, yuk rajin mengonsumsi ikan.
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
Selain sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia juga memengaruhi dalam ketergantungan antarruang. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalau teknologi canggih yang digunakan dalam proses penambangan tersebut, berasal dari luar negeri. Begitu pula pengoperasiannya. Kita sebagai bangsa Indonesia, tentunya berharap jika suatu saat nanti baik pengoperasian atau penciptaan alat-alat berteknologi canggih bisa diproduksi di dalam negeri.
Baca Juga: Mengembangkan Ekonomi Kreatif berdasarkan Potensi Wilayah
Nah, ngomong-ngomong tentang sumber daya manusia, nggak lepas dari tenaga kerja. Di Indonesia, tenaga kerja yang ada memiliki beberapa karakteristik seperti:
1. pendidikan yang masih rendah;
2. angka pengangguran masih cukup tinggi;
3. kompetensi dan etos kerja yang masih rendah; dan
4. masih belum bisa move on dengan budaya kerja agraris (menggantungkan pada alam).
Kira-kira menurut kamu nih, dari ketiga pembagian tenaga kerja pada gambar di atas, lebih banyak mana ya? Tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, atau tenaga kerja tidak terdidik?
Pemanfaatan Kewirausahaan dan Pemanfaatan Modal
Siapa di antara Squad yang sudah punya usaha kecil-kecilan nih? Entah jualan pulsa atau menjual kue buatan sendiri? Hmmm…atau mungkin kamu sudah punya toko daring sendiri? Wah, kalau kalian sudah memulai usaha sejak usia remaja, nantinya kalian bisa menjadi pengusaha tuh.
Dalam konsep ekonomi nasional, wirausaha itu sendiri punya peranan yang cukup penting. Bukan hanya menyerap tenaga kerja aja Squad, wirausaha juga bisa menjadi salah satu sumber penerimaan pajak. Di era modern seperti ini banyak kok usaha-usaha yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Pernah mendengar kata “start-up”? Nah, di era kemajuan teknologi seperti saat ini, ada peluang tuh buat kamu nantinya bisa membuat sebuah start-up
Kegiatan wirausaha itu sendiri nggak terlepas dari yang namanya modal. Modal itu nggak cuma uang lho Squad. Bisa berupa alat-alat penunjang produksi juga. Modal ini menjadi faktor yang cukup penting. Kenapa? Yaaa…kalau modalnya kurang, maka proses produksi dan distribusi bakalan terganggu. Ujung-ujungnya, sebuah usaha bisa gulung tikar kalau modalnya kurang.
Ada yang menarik nih Squad. Umumnya, negara-negara berkembang seperti Indonesia, memiliki modal yang minim untuk melakukan suatu proses produksi. Tapi, punya bahan baku yang melimpah. Nah, pemerintah itu melakukan inisiatif untuk menutupi kekurangan modal, negara berkembang menawarkan kerjasama dalam penanaman modal dari pihak asing.
Gimana nih Squad setelah tahu ketergantungan antarruang dalam konsep ekonomi, apa kamu berminat mau jadi pengusaha atau pegawai teladan? Apa pun minat kamu, alangkah baiknya kamu latih minat tersebut dengan guru yang berkualitas. Kamu bisa dapatkan guru berkualitas yang akan mengasah minat kamu hanya di ruangguru privat.
Referensi:
Kurnia A. (2017) IPS Terpadu SMP Kelas IX. Edisi ke-2. Jakarta: Yudhistira
Artikel diperbarui pada 15 Desember 2020.