Kenapa SKS Digemari Pelajar?
Hayooo, ngaku deh. Pasti diantara kamu ada yang pernah melakukan Sistem Kebut Semalam a.k.a SKS ketika ujian atau mengumpulkan tugas. Padahal, SKS ini tidak baik untuk kesehatan lho. Kamu harus “memaksa” otakmu untuk bisa menyerap seluruh materi semalam suntuk dan begadang demi menuntaskan semua.
Tapi kenapa ya, SKS ini tetap menjadi andalan pelajar? Apa memang efektif?
Malas → Menunda
Tidak bisa disangkal, seringkali malas adalah alasan utama untuk menunda belajar. Kamu mungkin berpikir “Ah, nanti-nanti juga masih bisa kok…” atau ada juga yang sudah sangat siap belajar dengan mengumpulkan materi dari jauh-jauh hari, lengkap dengan cemilan dan kopi sebagai teman belajar. Namun, baru saja mulai membuka buku, sudah jenuh duluan. Hal ini biasanya berujung dengan tutup buku, lalu memilih nonton, main game, atau tidur. Wah, kalau terus-terusan begitu, bisa jadi kebiasaan buruk nih. Jika ditunda terus, kapan terlaksananya dong?
Jika ada tekanan, merasa lebih terpacu
Malas biasanya memang ada sebabnya. Terkadang, belajar menjadi momok yang membuat kamu bosan. Duduk, membaca banyak buku, mengerjakan soal, kesannya seperti beban ya? Nah, terkadang jika sudah sangat dekat dengan ujian, semangat justru lebih terpacu nih. Di saat seperti itu, pilihanmu adalah: belajar sekarang atau tidak sama sekali. Biasanya kamu baru “sadar” kalau inilah kesempatan terakhirmu untuk belajar. Oleh sebab itu, kamu akan memaksimalkan malam itu sebelum mengerjakan ujian/mengumpulkan tugas esok hari.
Anak organisasi
Keadaan juga bisa jadi penyebab kamu melakukan SKS terus-menerus nih. Misalnya, kamu aktif mengikuti organisasi di sekolah/kampus. Masing-masing organisasi memiliki kegiatan reguler pastinya. Seharusnya jam kosong sekolah/kuliah bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas dan belajar kan? Tapi waktumu jadi banyak tersita untuk melakukan berbagai aktivitas organisasi. Oleh sebab itu, kamu terpaksa mengandalkan SKS deh. Mengikuti organisasi memang baik, agar kamu bisa menyeimbangkan akademik dan non akademik. Namun, jangan sampai tugas akademik jadi keteteran ya.
The power of “kepepet”
Konon katanya, kepepet adalah saat yang tepat untuk mengerahkan seluruh kemampuan terbaik. Hal ini sering terjadi ketika ada tugas dari sekolah/kampus. Sudah tahu kalau deadline minggu depan, kamu baru mulai mengerjakan H-1. Seminggu sebelumnya, kamu hanya menatap kosong pada lembar kerja yang kamu buka. Beda halnya jika detik-detik pengumpulan tugas sudah semakin terasa, kreativitas dan inspirasi akan datang bermunculan.
Jadi, pada dasarnya SKS ini biasanya hanya ampuh pada ujian yang sifatnya hafalan. Namun, tergantung berapa banyak materinya juga ya. Untuk ujian yang sifatnya hitungan dan analisa, SKS tidak menjamin performa yang baik saat ujian.
Belajar dengan SKS ini dapat dikategorikan sebagai kebiasaan (buruk). Mungkin memang ada sensasi tersendiri ya ketika melakukan sistem ini. Tapi ada baiknya dikurangi. Kalau bisa dikerjakan dan dicicil dari jauh-jauh hari, kenapa tidak langsung dikerjakan? Kurangi kebiasaan menunda-nunda, yuk!
“We are what we repeatedly do. Excellence is not an act, but a habit” – Aristotle