Kenampakan Alam dan Buatan di Sumatera dan Jawa | IPS Terpadu Kelas 6
Roro dan Guntur akan memulai seri petualangan mereka yang pertama di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, untuk membahas kenampakan alam dan buatan.
—
Siang itu, ibu guru baru saja mengumumkan bahwa minggu depan sekolah akan mengadakan karya wisata ke beberapa lokasi yang ada di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Beliau menyampaikan, siswa-siswa akan mempelajari tentang aspek keruangan pulau-pulau di Indonesia yang memiliki ciri khas masing-masing, akibat permukaan bumi yang dipengaruhi oleh unsur-unsur seperti air, tanah, api, dan udara. Aspek keruangan tersebut meliputi kenampakan alam dan kenampakan buatan. Lebih jelasnya, Roro, Guntur, dan Kanguru akan menceritakannya.
“Roro, memang bedanya kenampakan alam dan kenampakan buatan itu apa sih?” tanya Guntur penasaran.
“Mudah kok membedakannya, kenampakan alam itu kan sudah terbentuk secara alami dan bisa dimanfaatkan manusia. Sementara, kenampakan buatan sengaja dibentuk manusia untuk memenuhi kehidupan. Mudah ‘kan memahaminya?” jawab Roro.
“Ah iya, juga. Kalau begini sih aku mengerti, jadi kita akan melihat keduanya di dua pulau ya?” Guntur kembali meyakinkan Roro dengan pertanyaannya.
“Benar, aku nggak sabar nih mau lihat langsung kenampakan alam dan buatan,” ujar Roro.
Kenampakan Alam dan Buatan di Pulau Sumatera
Seminggu berlalu, siswa-siswa sudah berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju ke salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Ibu guru menginformasikan, sesampai di lokasi nanti, siswa-siswa akan mengunjungi 1 lokasi kenampakan alam dan 1 lokasi kenampakan buatan di sana.
“Kira-kira kita akan ke provinsi mana ya, Ro? Aceh? Sumatera Selatan?” Guntur mulai menebak-nebak.
“Menurutku, kita akan ke Sumatera Barat deh, aku ingin banget ke sana” tutur Roro, tak mau kalah menebak.
Di tengah percapakan Roro dan Guntur, ibu guru memotong pembicaraan dan meminta mereka bersama siswa lain menaiki pesawat. Ya, sebentar lagi sebuah pesawat Boeing 737-900 berwarna paduan cat putih dan biru akan diberangkatkan. Semua pun berjalan untuk mencari kursi masing-masing dibantu oleh pramugrari maskapai.
Tak lama, pramugrari memberitahu bahwa perjalanan kali ini akan menempuh waktu selama 1 jam 45 menit. Siswa-siswa terlihat semakin bersemangat. Setelah berdoa bersama, ada yang bernyanyi, dan ada juga yang saling berbisik-bisik penasaran. Tak ada yang tidur memejamkan mata walau sebentar saja. Ini memang pertama kalinya momen bepergian bersama teman sekelas.
Melalui jendela pesawat, Guntur terus melihat-lihat pemandangan di luar. Padahal, hanya tumpukan awan berarak. ia terus menunggu hingga yang tampak dari bawah pesawat berubah menjadi hamparan hijau nan indah.
“Wah, itu bagus banget pemandangan di bawah sana. Beda seperti di Jakarta, Ro,” Guntur berseru takjub.
“Sumatera Barat memang terkenal dengan banyak kenampakan alam, Guntur. Contohnya seperti, Gunung Kerinci, Bukit Barisan, Danau Singkarak, dan Teluk Bayur,” tiba-tiba Kanguru yang duduk persis di depan kursi Roro dan Guntur ikut bersuara. Ia juga diajak oleh Ibu guru untuk membantu menjelaskan materi selama di karya wisata.
“Jadi kita ke Sumatera Barat? Wah, tebakan kamu kok benar, Ro! Tapi, Kanguru, apakah ada kenampakan buatan di provinsi ini?” Guntur tak henti penasaran.
“Ada dong, contohnya Bandara Minangkabau dan Menara Jam Gadang,” jawab Kanguru.
“Jadi, setiap provinsi di Indonesia pasti punya kenampakan alam dan buatan ya?” Guntur kembali bertanya.
“Tentu! Di Pulau Sumatera misalnya ada kenampakan alam Gunung Leuser (Aceh), Gunung Sinabung (Sumatera Utara), Sungai Musi (Sumatera Selatan), Sungai Batang Hari (Jambi), dan Danau Ranau (Lampung),” Roro ikut bersuara.
“Iya, sementara kenampakan buatan di Pulau Sumatera juga ada Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Pelabuhan Batam Centre (Batam), dan Jembatan Ampera (Sumatera Selatan),” lanjut Kanguru.
Pembicaraan pun berlanjut asyik. Roro, Guntur, dan Kanguru terus saling bertukar pengetahuan yang dimiliki. Tak lama, terdengar pengumuman bahwa pesawat akan mendarat beberapa saat lagi dan siswa-siswa pun bersorak-sorai.
Namun, perjalanan belum selesai. Siswa-siswa harus melewati perjalanan selama 2 jam lagi menuju lokasi pertama yaitu Danau Singkarak, dan keesokan harinya akan bertolak ke Kota Bukittinggi untuk melihat ikon Jam Gadang. Sesuai rencana, mereka akan tinggal selama 3 hari di Sumatera Barat dan selanjutnya akan kembali ke Pulau Jawa.
Kenampakan Alam dan Buatan di Pulau Jawa
Tak terasa karya wisata di Pulau Sumatera telah selesai, kini siswa-siswa sudah kembali ke Jakarta dan akan mengunjungi kenampakan alam dan buatan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ibu guru bilang, kali ini siswa-siswa akan menaiki kereta api yang diberangkatkan pada malam hari. Adakah yang bisa menebak, lokasi mana yang akan dituju?
Di luar, langit sudah menggelap. Semua siswa baru selesai makan malam dan mulai bergerak membuat barisan antrean di depan pintu masuk Stasiun Gambir, untuk pemeriksaan tiket keberangkatan dan selanjutnya mengarah pada peron 3 menuju kereta Taksaka tujuan Yogyakarta yang sudah menunggu.
Berbeda seperti saat keberangkatan ke Sumatera Barat, siswa-siswa justru memilih untuk langsung beristirahat setelah mendapati kursinya. Tampaknya, kegiatan berhari-hari cukup menguras energi. Apalagi, perjalanan malam ini menempuh waktu hingga 8 jam. Namun, ternyata Guntur masih gelisah. Ia memikirkan lokasi mana lagi yang akan dikunjunginya esok.
“Kanguru, kita mau ke mana sih kira-kira di Jogja?” Guntur memang selalu tidak sabar untuk jadi orang pertama yang tahu.
“Sebenarnya kita hanya transit untuk ke Kabupaten Magelang di mana terdapat Candi Borobudur,” Kanguru menjawab.
“Oh, Candi Borobudur itu kenampakan alam ya, bukannya di Jogja? Selama ini, aku salah dong,” gerutu Guntur.
“Candi Borobudur itu kenampakan buatan, dan memang banyak yang sering keliru lokasi persisnya. Nanti, setelah dari sana, kita akan bermalam di Magelang, dan besoknya ke Gunung Bromo. Kamu tahu nggak itu di mana?” tanya Kanguru.
“Hmm, Jawa Timur bukan, ya?” Guntur ragu-ragu mengatakan.
“Benar! Kamu tahu Guntur, gunung itu jadi salah satu kenampakan alam yang cukup banyak di Pulau Jawa, lho. Ada Gunung Semeru (tertinggi di Pulau Jawa), Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Merapi (Jawa Tengah), dan masih ada puluhan lagi,” jelas Kanguru.
Tentu Kanguru tidak akan menjelaskannya semua malam ini, karena jam tangan Guntur sudah menunjukkan pukul 2 malam. Keduanya butuh istirahat agar esok hari dapat beraktivitas dengan baik. Apalagi dari Kota Jogja menuju Magelang yang membutuhkan jarak tempuh lebih dari 50 km.
Begitulah perjalanan karya wisata Roro, Guntur, dan Kanguru kali ini dalam mempelajari kenampakan alam di Pulau Sumatera dan Jawa. Selanjutnya mereka akan bertualang ke mana lagi ya? Jangan lupa baca artikel series SD lainnya dan ikuti latihan soalnya. Kamu juga bisa menonton langsung video belajar beranimasi melalui aplikasi Ruangguru.