Mengenali Gejala Stres pada Guru dan Pencegahannya
Aktivitas masyarakat yang tiada hentinya, terkadang memicu stres tinggi yang bisa berakibat pada burn out yakni kondisi saat seseorang merasa gagal, lelah, dan tidak percaya diri akibat tuntutan yang berlebihan. Situasi ini bisa menimpa siapapun, termasuk salah satunya guru. Sebab, berbagai masalah di sekolah, baik sekolah formal atau sekolah non formal dapat menguras energi dan menyebabkan ketegangan emosional. Jika dibiarkan terlalu lama, akan mengakibatkan kelelahan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, sebelum terlambat, yuk kenali gejala stres pada guru dan solusinya berikut ini!
Stres menyebabkan burn out (Sumber: studiosalem.it)
- Perlahan-lahan menghilang dari kehidupan sosial
Menghadapi stres, ibarat seseorang sedang bertarung melawan diri sendiri. Guru yang sedang dilanda stres, biasanya menghindari perkumpulan sosial karena merasa orang-orang di sekitarnya baik-baik saja dengan pekerjaannya, sementara ia tidak.
Jika hal itu terjadi, sebenarnya tidak masalah jika menghindari perkumpulan seperti makan-makan di luar jam kerja, asal katakan dengan bahasa yang sopan, ya! Tak semuanya harus disanggupi. Lupakan hal-hal yang dapat membuat diri lebih terbebani dengan mengatur prioritas kegiatan.
- Sulit mengeluarkan ide baru untuk mengajar
Stres membuat guru sulit berpikir (Sumber: energepic.com)
Stres dapat menyebabkan otak tidak jernih karena terlalu banyak yang dipikirkan. Ide baru untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman pun seringkali terhambat karena khawatir gagal dan malah membuat masalah baru. Di sekolah pun guru tidak bisa fokus dan hanya ingin menghabiskan hari sekedarnya saja. Mengajar menjadi momok menakutkan bagi guru.
Jika seorang guru merasa suntuk, maka lakukan relaksasi setelah melewati hari-hari yang padat. Luangkan waktu untuk diri sendiri di akhir pekan dengan aktivitas kesukaan Anda demi menyegarkan pikiran dan jiwa. Tidak apa-apa untuk memikirkan diri sendiri terlebih dahulu sementara waktu demi kesehatan mental.
Baca Juga: Standar Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru
- Menghabiskan waktu dengan mengeluh
Stres menyebabkan keluhan tiada henti (Sumber: newyorkschooltalk.org)
Guru yang sedang ditimpa stres jarang mengungkapkan kepada sekitar karena menurutnya hal itu melelahkan. Namun, sekalinya berbicara ia akan memulai dengan macam-macam keluhan, seperti masalah kelas, murid, atau wali murid. Sikap tersebut bisa berlangsung sampai akhir tahun ajaran sekolah.
Berkomunikasi dengan teman bisa menjadi solusi untuk mengeluarkan unek-unek. Coba temukan teman yang bisa menampung keluh kesah Anda di awal tahun ajaran sekolah. Tidak perlu banyak, cukup beberapa yang bisa Anda percaya untuk berbagi kisah. Namun ingat, jangan hanya mau didengarkan, tapi Anda juga harus pandai mendengarkan lawan bicara!
- Menghilangnya gairah dalam diri
Tanda yang satu ini dilihat dari bahasa tubuh dalam mengajar, seperti mata atau senyuman. Bagi guru yang sedang mengalami gejolak emosional, matanya akan terlihat redup dan kosong. Ia pun akan jarang menyapa siswanya sambil tersenyum. Gestur seperti itu bisa menjadi sinyal bahwa guru mulai kehilangan motivasi dalam mengajar. Sekolah justru menjadi tempat yang mengerikan bagi guru.
Menemui psikolog untuk berbagi cerita. (Sumber: alodokter.com)
Jika sudah seperti itu, maka opsi untuk menemui lembaga konseling bisa dipertimbangkan. Tidak ada yang salah dengan pergi ke psikolog karena hal itu adalah upaya menyayangi diri sendiri. Psikolog atau lembaga konseling dapat membantu Anda dalam menemukan dan mengidentifikasi akar permasalahan.
Pada akhirnya, stres bisa membuat berbagai pekerjaan guru menjadi terbengkalai, bahkan bisa berdampak pada murid. Menurut McLean (2015) dalam jurnal Child Development stres pada guru dapat membuat lingkungan kelas menjadi tidak kondusif. Akibatnya motivasi murid dalam belajar menjadi turun karena sulit memahami materi yang disampaikan.
Maka dari itu, jangan biarkan stres mengendap terlalu lama, ya! Lingkungan sekolah pun hendaknya juga peka terhadap kondisi dan beban pekerjaan para guru.