Jenis-Jenis Inflasi yang Bisa Terjadi di Suatu Negara | Ekonomi Kelas 11
Inflasi itu ada banyak jenisnya, lho! Yuk, ketahui jenis-jenis inflasi yang bisa terjadi di suatu negara dan cara menanganinya dengan membaca artikel Ekonomi Kelas 11 berikut!
—
Kamu tau nggak sih, pada tahun 1998, negara kita pernah mengalami inflasi besar-besaran yang pada akhirnya menyebabkan krisis moneter, lho! Pada saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah drastis. Sebelum terjadi inflasi, nilai tukar 1 dollar AS = Rp2,450. Lalu akibat adanya inflasi, nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS tiba-tiba melonjak menjadi Rp13,513 di akhir Januari 1998.
Sebenarnya inflasi itu apa, sih? Inflasi merupakan besaran tingkat kenaikan harga yang digunakan dalam asumsi makro APBN dalam satuan persen. Atau secara sederhana, inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus.
Baca Juga: Pengertian, Macam, dan Penyebab Inflasi
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan itu kemudian meluas atau mengakibatkan kenaikan pada barang-barang lainnya. Ada tiga hal penting yang harus terpenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:
- Terdapat kecenderungan harga untuk meningkat.
- Kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus.
- Kenaikan harga bersifat umum, yaitu kenaikan harga terjadi tidak hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, namun pada harga barang secara umum.
Lalu, apa yang menyebabkan inflasi bisa terjadi?
Alasannya karena permintaan barang yang lebih tinggi dari penawarannya. Akibatnya, terjadi kelangkaan barang dan jasa yang menyebabkan harga jadi naik. Selain itu, inflasi juga bisa terjadi jika jumlah uang yang diedarkan bertambah. Jadi, ketika jumlah barang tetap, tapi uang yang beredar bertambah sekian lipat, maka kenaikan harga juga akan sebanding dengan penambahan jumlah uang tersebut.
Nah, inflasi itu ada banyak jenisnya, lho! Apa aja sih, jenis-jenis inflasi? Yuk, kita bahas!
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu inflasi ringan, inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat.
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan tidak begitu mengganggu keadaan perekonomian karena harga-harganya hanya mengalami kenaikan secara umum. Kenaikan harga pada inflasi ringan adalah di bawah 10% per tahun.
2. Inflasi Sedang
Inflasi sedang bisa membahayakan kegiatan perekonomian karena inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki penghasilan tetap. Kenaikan harga pada inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per tahun.
3. Inflasi Berat
Inflasi berat dapat mengacaukan kondisi perekonomian karena masyarakat tidak ingin menabung lagi di bank dikarenakan bunga bank jauh lebih kecil daripada laju inflasi. Kenaikan harga pada inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun.
Nah, inflasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 itu termasuk inflasi berat. Bahkan inflasi saat itu mencapai sekitar 77,63% yang disebabkan oleh krisis moneter.
4. Inflasi Sangat Berat
Inflasi sangat berat adalah inflasi yang sudah sangat sulit dikendalikan karena kenaikan harga pada inflasi ini di atas 100% per tahun.
Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Inflasi terhadap Negara
—
Tanpa kamu sadari, inflasi terus terjadi di sebuah negara, bahkan di seluruh dunia, lho. Mungkin kamu juga pernah mengalami inflasi. Nah, kalau kamu mau mempelajari tentang inflasi lebih dalam, boleh lho tanya-tanya ke guru-guru Ruangguru Privat Ekonomi!
Bersama Ruangguru Privat, belajar jadi menyenangkan dan kamu akan diajari sampai paham. Ditambah, guru-guru Ruangguru Privat sudah terstandarisasi kualitasnya. Kamu juga bisa pilih mau ikutan kelas tatap muka secara langsung (offline) atau secara daring (online). Tunggu apa lagi? Yuk cari tahu informasinya dengan klik banner di bawah ini!
Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu inflasi merayap, inflasi menengah, dan inflasi tinggi.
1. Inflasi Merayap (Creeping Inflation)
Inflasi merayap ditandai dengan adanya laju inflasi yang rendah dimana kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang relatif kecil serta dalam jangka waktu yang lama.
2. Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Inflasi menengah ditandai dengan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi dan memiliki sifat akselerasi yang terjadi dalam jangka waktu cukup singkat. Artinya harga-harga pada minggu atau bulan ini lebih tinggi daripada harga-harga pada minggu atau bulan lalu.
Kemudian pada minggu atau bulan depan akan kembali meningkat, dan begitu seterusnya. Efek yang dirasakan yaitu keadaan perekonomian terasa semakin berat dan susah.
3. Inflasi Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi tinggi ditandai dengan adanya laju inflasi yang sangat tinggi dan parah. Inflasi ini membuat masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya.
Perputaran uang terjadi secara cepat dan harga-harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul karena pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, misalnya saat keadaan perang, yang ditutup dengan mencetak uang.
Baca Juga: Cara Mengatasi Inflasi oleh Pemerintah Indonesia
Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
1. Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang berasal dari dalam negeri disebut juga domestic inflation. Domestic inflation contohnya adalah seperti ketika terjadi defisit anggaran belanja yang terjadi secara terus menerus, gagal panen, dan sebagainya.
Dalam keadaan seperti ini, pemerintah biasanya akan menginstruksi kepada Bank Indonesia untuk mencetak uang baru dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan.
Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang, sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya.
2. Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang berasal dari luar negeri disebut juga imported inflation. Imported inflation timbul karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor.
Inflasi seperti ini biasanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang dan biasanya sebagian besar usaha produksinya menggunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena adanya perdagangan internasional.
Baca Juga: Cara Menghitung Inflasi
Cara Mengatasi Inflasi
Meskipun inflasi memberi dampak negatif bagi stabilitas ekonomi suatu negara, tapi inflasi bisa dikendalikan. Beberapa cara yang bisa mengatasi inflasi di antaranya sebagai berikut:
1. Kebijakan Moneter
Pada kebijakan moneter ini, Bank Indonesia membuat kebijakan untuk menarik uang yang beredar di masyarakat. Bisa dengan menjual surat berharga, menaikkan persediaan kas bank umum, atau meningkatkan nilai suku bunga.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Pemerintah bisa menaikkan tarif pajak, serta menghemat pengeluaran pemerintah.
3. Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan moneter dan fiskal, inflasi juga bisa diatasi dengan meningkatkan produksi, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum, serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.
—
Oke, selesai sudah bahasan kita tentang jenis-jenis inflasi yang bisa terjadi di suatu negara, serta cara mengatasinya. Kalau kamu ingin mempelajari materi ini lebih dalam, sambil menonton video animasi menarik, yuk, segera gabung di ruangbelajar!
Referensi:
Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sumber gambar:
Gambar ‘Ketupat’ [Daring]. Tautan: https://indonesia.go.id/kategori/kuliner/2793/aneka-menu-nusantara-pendamping-ketupat-lebaran (Diakses pada 14 Oktober 2021)