Inilah Sekolah dengan Ujian Masuk Terunik di Dunia
Jepang adalah salah satu negara yang kental budaya. Maju dan makmur di banyak bidang tidak membuat warga negaranya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tradisional. Hal ini sudah dibuktikan bertahun-tahun lamanya. Bagaimana cara negeri bunga sakura ini mempertahankan kebudayaannya?
Salah satu strategi yang dilakukan adalah fokus pada kalangan remajanya. Remaja adalah usia di mana mudah menyerap perubahan dan pengaruh dari negara lain. Nah, inilah yang disoroti secara khusus agar para remaja Jepang tetap bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan aktivitas tradisional.
Salah satunya, ada sekolah menengah khusus wanita di Jepang Selatan yang punya syarat unik untuk jadi calon pelamar. Kalau biasanya kamu harus belajar ekstra supaya bisa mengerjakan soal-soal ujian, lain halnya dengan sekolah satu ini. Sekolah yang didirikan tahun 1902 ini bernama The Hisatagakuen Sasebo Girl’s High School. Jadi, semua remaja perempuan yang ingin masuk ke sekolah itu akan mengikuti ujian menggunakan sumpit. Unik, bukan?
Selain itu, beberapa keahlian lain juga diujikan. Memindahkan kelereng, manik-manik, dan kacang dari satu piring ke piring lain. Kalau lolos tahap ini, baru mereka bisa mengajukan lamaran ke sekolah tersebut. Kenapa bukan seperti ujian pada umumnya?
Well, seperti yang sudah dikatakan di atas, sekolah ini bertujuan mempertahankan adat dan budaya tradisionalnya. Dalam waktu 10 menit, tes ini akan menilai kebiasaan gaya hidup si pelamar melalui cara mereka menggunakan sumpit. Untuk mempermudahnya, pelamar akan menggunakan sumpit 6 sisi yang diyakini lebih mudah untuk dipegang. Tapi, jika mereka dapat nilai yang baik di mata pelajaran lain, mereka tidak akan gagal hanya karena tidak menggunakan sumpit dengan benar ya. Ini lebih seperti sebuah simbol akan sesuatu yang harus diperhatikan oleh murid-muridnya.
Sekolah ini juga punya kurikulum khusus yang tidak kalah unik lho. Ada belajar merangkai bunga, upacara minum teh tradisional, dan sebagainya. Pokoknya, semua kebudayaan Jepang diterapkan di sana.
“We are a school that has always placed emphasis on the Japanese spirit, and we want our students to understand this,” ujar Katsushi Hisata, wakil kepala sekolah.
Survei berkala menunjukkan bahwa Jepang khawatir akan meningkatnya jumlah anak-anak yang tidak memiliki keterampilan sumpit yang tepat. Beberapa orang tua bahkan membeli sumpit khusus latihan dengan loop untuk membantu anak-anak belajar menggunakan sumpit dengan benar. Saking vitalnya, bahkan kamu bisa menemukan orang yang makan pasta dengan memakai sumpit!
Wah, unik sekali ya sekolah ini. Memang ada banyak cara melestarikan kebudayaan masing-masing negara. Itu semua bergantung pada warganya juga. Kalau di Indonesia menerapkan ujian dengan tujuan serupa, apa yang akan diujikan ya? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar yuk!