5 Rekomendasi Film Barat Tentang Kehidupan Jurnalis
Ada yang bercita-cita menjadi jurnalis, smart buddies? Menyusun pertanyaan, membawa recorder, dan mengejar narasumber. Mungkin itu sebagian aktivitas yang terbayang dari pekerjaan jurnalis. Namun, di balik itu analisis yang tajam harus diasah untuk mengungkapkan suatu fakta. Sebelum benar-benar terjun dalam dunia jurnalistik, simak dulu ulasan 5 rekomendasi film tentang kehidupan jurnalis ala Ruangguru. Keep scrolling!
1. Shattered Glass (2003)
Alkisah, Stephen Glass (Hayden Christensen) adalah reporter pada harian The New Republic. Pada satu ketika, editornya dipecat dari perusahaan lalu digantikan oleh Charles Lane (Peter Sarsgaard). Glass menuliskan cerita “Hack Heaven”, kisah seorang remaja yang dipekerjakan oleh Jukt Micronics setelah meretas sistem pengamanan perusahaan perangkat lunak tersebut. Curiga dengan hasil tulisan Glass, Lane memintanya untuk memberikan bukti otentik penyelidikan. Hubungan telepon pada perusahaan itu selalu tersambung pada voicemail.
Film yang ditulis dan disutradari oleh Billy Ray ini menayangkan kondisi bagaimana sebuah berita diproduksi. Bisa saja setengahnya bahkan semua bagian berita hanya karangan belaka. Namun, kamu dapat melihat investigasi ala jurnalis dari tokoh Adam Penenberg (Steve Zahn). Dia adalah seorang jurnalis majalah Forbes Digital Tool yang menyelidiki tentang keabsahan Hack Heaven. Selain memenangkan penghargaan di berbagai festival film, Peter Sarsgaard dinominasikan sebagai Best Supporting Actor di Golden Globe 2004 lho.
2. Good Night, And Good Luck (2005)
Di masa awal jurnalis siaran televisi, Edward Murrow (David Strathairn) biasa menggunakan “Good night, and good luck” sebagai kalimat penutup talk show-nya. Mengambil latar pada tahun 1953, film ini sengaja ditampilkan dalam format hitam putih. Meskipun begitu, jangan langsung menilai film berdurasi 90 menit ini akan membosankan ya. Sinematografi yang disuguhkan mampu menjadikannya masuk dalam nominasi Best Picture pada Academy Awards 2006.
Film besutan George Clooney ini merefleksikan situasi negara yang kacau balau. Ketiadaan transparansi dalam pemerintahan, dugaan korupsi dan nepotisme yang hangat, penghukuman warga sipil tanpa proses peradilan, hingga penyebaran informasi salah secara sengaja oleh oknum tertentu. Murrow bersama timnya di stasiun TV CBS ingin memberikan siaran yang turut mendidik masyarakat. Minat menjadi jurnalis TV seperti Murrow juga, smart buddies?
3. Frost/Nixon (2008)
Richard Nixon (Frank Langella) adalah seorang Presiden Amerika serikat (AS) yang mengundurkan diri pada 1974. David Frost, seorang jurnalis Inggris, ingin mewawancarai Richard Nixon setelah dia tidak lagi menjabat di Gedung Putih. Dalam keadaan out of money, Irving Lazar, agen dan penasehat mantan presiden itu, meminta Richard Nixon untuk menerima tawaran David Frost. Hal ini sekaligus sebagai ajang pemulihan reputasi setelah isu skandal mengiringi pengunduran diri itu. Sementara di sisi lain, Frost diyakinkan teman-temannya supaya menjadikan wawancara itu sebagai ajang pengakuan kesalahan oleh Nixon.
Seluk beluk wartawan menyusun persiapan untuk mengungkap fakta sejarah sangat dominan terlihat di film ini. Beberapa kali subjek wawancara terlihat mengelak dari pertanyaan dan mengagungkan pencapaian yang telah diraih. Namun, Frost sebagai wartawan harus tetap mampu menggiring Presiden supaya menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit sekalipun. Sang sutradara, Ron Howard, berhasil membawa film berdurasi 123 menit ini masuk pada jajaran nominasi dan pemenang festival-festival film dunia lho.
4. Page One: Inside the New York Times (2011)
Bagaimana seluk beluk di balik kantor surat kabar bergengsi macam The New York Times? Inilah yang ingin ditampilkan oleh Page One: Inside the New York Times. Film dokumenter karya Andrew Rossi ini akan memberimu gambaran mengenai keseharian di balik meja redaksi selama satu tahun. Terlebih surat kabar tengah menghadapi tantangan akibat kemajuan internet yang semakin memudahkan masyarakat mengakses berita.
Kisah-kisah dituturkan langsung oleh reporter, kolumnis, hingga editor dari berbagai topik berita harian tersebut. Bila beberapa film sebelumnya terfokus pada kasus-kasus tertentu, di sini berbagai macam cerita dan isu dibicarakan dalam sudut pandang penyajian berita. Dalam situs Rottentomatoes, film ini mendapat rating 3,7 dari skala 5. Tertarik memasukkannya dalam daftar tontonmu?
5. Spotlight (2015)
Spotlight merupakan salah satu rubrik yang terdapat pada harian The Boston Globe. Akuisisi harian tersebut oleh media bermodal besar, menyebabkan The Boston Globe merekrut Marty Baron (Liev Schreiber) sebagai editor baru. Setelah membaca berita pada surat kabar mengenai pelecehan seksual anak-anak oleh pastor Katolik, Baron mengajukan supaya kasus itu diinvestigasi.
Berhasil memboyong predikat film terbaik pada Piala Oscar 2016, film garapan Tom McCarthy ini wajib kamu tonton jika ingin jadi seorang jurnalis. Selama 129 menit, kamu diajak untuk mengulik kasus satu per satu. Dari mencari subjek informasi, mendapat tekanan dari orang-orang yang tidak ingin kasus ini mencuat, hingga menyajikan angle berita pada publik.
Nah, itu tadi daftar rekomendasi film yang harus kamu tonton untuk lebih paham mengenai kehidupan jurnalis. Kemampuan Bahasa Inggris dapat membantu kamu lebih mudah menapaki karir dalam bidang jurnalistik lho. Yuk, cari guru Bahasa Inggris terbaik di sini. Selamat memperjuangkan mimpi. Semangat! (NM/DR)