Penyebab Terjadinya Gempa Lombok dan Cara Menanggulanginya | Geografi Kelas 11
Artikel ini membahas kejadian gempa di Lombok melalui kajian ilmu Geografi. Membahas penyebab terjadinya gempa dan kesiapan masyarakat melalui mitigasi bencana alam.
—
Seorang makmum masjid menggandeng sang imam dengan cepat untuk mengajaknya keluar dari bangunan ibadah itu. Seorang ayah membopong anaknya berlari tergesa-gesa menuruni eskalator di sebuah mal. Api besar yang melahap satu dusun terekam melalui kamera seorang bernama Sutopo Purwo Nugroho, kemudian tersebar di berbagai media sosial.
Lombok seketika layaknya medan peperangan. Reruntuhan bangunan di mana-mana. Manusia-manusia tergeletak dengan beberapa luka di tubuhnya. Relawan medis berkeliaran memberi bantuan. Tenda-tenda pengungsian mulai berdiri di beberapa titik tanah yang lapang. Puluhan, kemudian ratusan, dan kini ribuan orang mulai menempati tenda pengungsian. Tidak ada hari masuk sekolah, tidak bisa beribadah di tempat yang layak, dan hari minggu tidak lagi menjadi hari yang menyenangkan.
Bersama Ayah, menengok rumah yang telah hancur (Sumber: REUTERS)
Ada apa dengan Lombok? Hampir di setiap hari minggu pada rentang akhir bulan Juli sampai Agustus 2018, gempa datang mengguncang pulau yang indah ini, tidak hanya sekali. Hari minggu menjadi hari yang mengerikan bagi mereka. Banyak yang trauma, banyak pula yang sudah hampir terbiasa. Pasrah dengan apa yang menimpa mereka.
Gempa bumi memang bukan hal baru bagi Indonesia. Kalau kita lihat secara geografis, Indonesia dikelilingi oleh laut, gunung api, sungai-sungai besar, juga pertemuan antara lempeng benua Asia dan benua Australia. Maka dari itu, negara kita ini rawan terkena musibah gempa.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan Lombok? Ya. Lombok berada pada wilayah rawan gempa, termasuk Bali. Negara kita ini berada tepat di antara tiga lempeng aktif, di antaranya lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik, dan juga lempeng Eurasia.
Tiga lempeng aktif mengelilingi Indonesia. (Sumber: www.academicindonesia.com)
Kemudian, kenapa gempanya terjadi berkali-kali dalam skala besar? Jadi, kalau berdasarkan analisa dari Geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yaitu Eko Yulianto, gempa dengan kekuatan 7 SR yang kemudian diikuti dengan gempa berkekuatan hampir sama, terjadi karena adanya pengulangan sesar naik Flores.
Apa itu sesar Flores? Gampangnya gini, Sesar atau patahan (fault) itu adalah rekahan pada lapisan batuan bumi yang membuat satu blok batuan bergerak secara relatif terhadap blok lainnya. Nah pergerakannya itu bisa relatif naik, bisa relatif turun, bisa juga relatif mendatar.
Nah, yang mengakibatkan gempa di Lombok dan sekitarnya ini adalah sesar naik Flores atau Florest Back Arc Thrust. Gambar di bawah ini adalah ilustrasinya.
Kebayangkan gimana akibatnya kalau lapisan batuan bumi kita ini bergeser? Sudah pasti akan menimbulkan getaran, apalagi pada wilayah atau pulau yang berada di dekatnya. Lalu, bidang sesar Flores ini miring ke arah selatan sampai kedalaman beberapa kilometer. Menurut Eko, bagian bawah sesar ini berada di bawah pulau-pulau Nusa Tenggara, termasuk Pulau Lombok.
Sekarang kita sama-sama tahu penyebab dari gempa yang terjadi di Lombok. Akan tetapi, pertanyaan berikutnya adalah mengapa gempa di Lombok bisa memakan banyak korban jiwa? Sudah beberapa kali bencana alam seperti gempa ini memakan banyak korban. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah?
Baca juga: Jenis-Jenis Kerusakan Lingkungan Hidup
Kalau kamu perhatikan dan coba ingat-ingat, dalam pelajaran geografi itu ada yang namanya mitigasi bencana alam. Apa itu mitigasi bencana alam? Dan seperti apa partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam ini?
Mitigasi Bencana Alam
Mitigasi bencana adalah tindakan-tindakan untuk memperkecil, memperlunak, dan mengurangi dampak yang ditimbulkan dari suatu bencana. Dalam peraturan pemerintah juga ada lho. Kamu bisa lihat di Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 6, di sana dijelaskan apa tujuan dari mitigasi bencana.
Lalu, bagaimana mitigasi bencana itu bekerja dan dijalankan? Ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui dan pahami ketika membicarakan mitigasi bencana.
1. Hak dan Kewajiban Masyarakat
Setiap orang atau individu dalam masyarakat, memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan sosial dan juga rasa aman, khususnya bagi masyarakat yang rentan terkena bencana. Kemudian berhak pula mendapat pendidikan, pelatihan, serta keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Kemudian hal yang paling penting dalam kewajiban kita sebagai masyarakat adalah menjaga kehidupan sosial yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, dan juga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dan satu lagi yang penting dari kewajiban, yaitu memberi informasi sebenar-benarnya, seakurat-akuratnya kepada publik tentang penanggulangan bencana.
Sudahkah hak dan kewajiban didapat dan dijalankan oleh masyarakat serta pemerintah? Jika belum, semoga sesegera mungkin dilaksanakan ya.
2. Upaya Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana
Penjelasan pada konteks ini sebenarnya sudah dijelaskan dalam UU No. 24 Tahun 2007. Pada UU itu dijelaskan betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana.
Misalnya secara individu, masyarakat dan pemerintah bisa menyebarluaskan informasi cara-cara menanggulangi bencana yang akurat, mulai membangun bangunan tahan gempa, membuat jalur evakuasi, dan memahami peraturan-peraturan pengamanan bencana yang dibuat oleh pemerintah.
Kemudian secara kelompok, masyarakat bisa melakukan penelitian terkait kebencanaan, bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi bencana, mengikuti pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB), dan gotong royong mewujudkan desa atau kelurahan yang tangguh bencana.
3. Penanggulangan Bencana Melalui Kearifan Lokal
Hmm apa ya hubungannya kearifan lokal sama penanggulangan bencana? Mungkin sebagian dari kita lupa bahwa masyarakat lokal itu punya semacam budaya, atau cara-cara tersendiri untuk melihat dan menanggulangi terjadinya bencana alam. Biasanya sih, cara-cara itu sudah turun-temurun. Apa saja contohnya?
- Masyarakat sekitar Gunung Merapi meyakini jika harimau dan kera-kera mulai turun gunung, artinya Gunung Merapi akan meletus.
- Masyarakat Dayak percaya apabila bintang-bintang tertentu muncul secara periodik, maka akan terjadi pasang atau surutnya air laut.
- Masyarakat Kajang di Wilayah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mengenal tanami kayu/pohon), gawir awian (tebing tanami bambu) merupakan kearifan lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Pasangnya Ri Kajang” (Petuah di Kajang). Petuahnya: JANGAN MERUSAK HUTAN, SEBAB KALAU RUSAK, RUSAKLAH KEHIDUPAN MANUSIA.
Wah tuh kan Squad, kalau kita merusak hutan, rusak juga kehidupan kita, apalagi kalau yang dirusak itu hutan, laut, gunung, sawah, dan lainnya. Akibatnya pasti sangat besar bagi kehidupan manusia.
Nah yang terakhir adalah pemanfaatan teknologi modern dalam menanggulangi bencana alam. Tapi nggak akan dijelaskan di sini, kenapa? Karena lebih asyik kalau dijelaskannya lewat video, dan kamu bisa menonton video belajarnya di ruangbelajar.
Gimana, sekarang sudah tahu kan apa yang membuat Lombok dilanda bencana gempa? Dan tetunya sekarang kamu juga tahu dong bagaimana kita sebagai individu dan kita sebagai kelompok masyarakat melakukan penanggulangan terhadap bencana. Ya, melalui mitigasi bencana alam, seharusnya kita sudah siap ketika benca-bencana datang tiba-tiba. Jadi, di manapun kita berada, tetap waspada dan mempersiapkan semuanya yaa.
Referensi:
Endarto, Danang, Dkk, 2009. Geografi 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumber Gambar:
Korban Gempa Lombok, https://uk.reuters.com/article/us-indonesia-quake/as-death-toll-on-indonesias-lombok-tops-100-thousands-wait-for-aid-idUKKBN1KS094
Artikel ini diperbaharui pada 7 Desember 2020