Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia | Sejarah Kelas 11

Dampak Pendudukan Jepang

Setelah 3,5 tahun, pendudukan Jepang memberikan dampak bagi Indonesia, khususnya dalam bidang sosial, ekonomi, pemerintahan, pendidikan & budaya, hingga bidang militer. Yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel Sejarah kelas 11 berikut ini!

 

Kalau kita throwback ke tahun 1942–ketika Jepang pertama kali datang dan menduduki Indonesia, kita mungkin membayangkan bahwa awalnya Jepang akan ‘membantu’ bangsa Indonesia keluar dari penjajahan Belanda.

Yah, gak salah sih. Tapi setelah itu, Jepang tetap membuat bangsa Indonesia menderita dengan kebijakan-kebijakannya. Meskipun begitu, pendudukan Jepang yang hanya sebentar ini memberikan dampak bagi kehidupan di Indonesia. Bahkan, ada beberapa dampak yang masih kita rasakan hingga sekarang.

Ada apa aja yaa?

Baca Juga: Masa Pendudukan Jepang di Indonesia: Latar Belakang, Proses, dan Tujuannya | Sejarah Kelas 11

 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Sosial

Jadi guys, Jepang kan mengaku sebagai ‘saudara tua’ bangsa Indonesia karena sama-sama dari Asia. Mereka juga ingin mengusir para penjajah Belanda. Nah, saat itu, Jepang mulai menghapus pengaruh Barat. Salah satunya adalah dengan mengubah stratifikasi sosial (kelas sosial).

Stratifikasi sosial yang berlaku pada saat itu adalah, Jepang menempati posisi tertinggi, kemudian disusul oleh bangsa Indonesia, selanjutnya golongan Timur Asing, serta yang terakhir orang-orang Belanda dan Eropa.

Stratifikasi Sosial Masa Pendudukan Jepang

 

Terlihat ya guys, kedudukan bangsa Indonesia berada di atas Belanda dan Eropa. Secara tidak langsung, hal ini berdampak pada semangat bangsa Indonesia yang percaya diri untuk mengalahkan dominasi bangsa Erpa. Kepercayaan diri ini bahkan tetap bertahan saat Indonesia mengusir Sekutu saat mereka kembali ke Indonesia pasca kemerdekaan, antara tahun 1945–1949.

Namun, hal ini juga memicu kekerasan yang terjadi kepada golongan Tionghoa dan Eropa. Puncaknya, Jepang menangkap orang-orang Eropa dan memindahkannya ke kamp-kamp pekerja.

Selain perubahan stratifikasi, dampak sosial lainnya yang dialami oleh bangsa Indonesia antara lain adanya jugun ianfu. Singkatnya, jugun ianfu adalah sebutan untuk perempuan yang menghibur tentara Jepang. Para jugun ianfu ini kebanyakan dipaksa, bahkan diculik, untuk dijadikan wanita penghibur. Tentu saja, hal ini berakibat pada terguncangnya mental para wanita tersebut, hingga terjangkitnya penyakit fisik.

Tidak sampai situ saja, di masa pendudukan Jepang, rakyat Indonesia dipaksa bekerja dengan beban yang sangat berat. Para pekerja ini disebut romusha atau prajurit pekerja. Saking menyedihkannya, para romusha banyak yang meninggal karena pekerjaan yang terlalu berat dan kekurangan makanan.

 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Ekonomi

Perlu kamu ketahui, sejak lama bala tentara Jepang memang sudah mengincar Indonesia. Ada dua faktor yang membuat Jepang tertarik dengan Indonesia, pertama karena melimpahnya sumber daya alam dan kedua karena sumber daya manusianya.

Nah, pada saat Jepang menduduki Indonesia, corak perekonomian Indonesia adalah ekonomi perang. Ciri-ciri ekonomi bercorak perang itu ketika adanya pengaturan, pembatasan, dan penguasaan faktor-faktor produksi oleh pemerintah militer.

Seluruh kegiatan ekonomi dan pembangunan kemudian diambil alih oleh pemerintah pendudukan Jepang. Dengan mengeluarkan Undang-undang No. 22 Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang menyatakan bahwa pemerintah militer (Gunseikan) langsung mengawasi perkebunan, sedangkan perkebunan-perkebunan yang tidak ada kaitannya dengan perang, ditutup. Namun sebaliknya, untuk perkebunan gula, jarak, karet, teh, dan kina terus diberdayakan untuk perang. Hal itu dikarenakan komoditas ini sangat mendukung Jepang dalam menyiapkan akomodasinya dalam berperang.

Mata uang indonesia

 Uang terbitan pemerintah Jepang (Sumber: kompasiana.com)

 

Kemudian pada bidang perbankan, Jepang mendirikan bank-bank setelah melikuidasi bank-bank peninggalan Belanda. Adapun bank-bank yang didirikan yaitu Mitsui Ginko, Taiwan Ginko, Yokohama Ginko, dan Kana Ginko.

Nah, Jepang sendiri pernah mengalami defisit lho guys, semua itu akibat pembangunan bidang militer. Demi “Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”, perekonomian penduduk harus dikorbankan hingga lumpuh.

Bayangin aja ya, pada saat itu penduduk dipaksa menyerahkan tenaganya serta hasil bumi mereka. Akibat hal itu, penduduk mulai kekurangan gizi, kesengsaraan mulai merajalela di berbagai daerah, kesehatan jauh menurun, dan mayoritas penduduk mengalami penderitaan.

Baca Juga: Sejarah Mata Uang Indonesia dari Masa ke Masa, Bagaimana bisa Jadi Rupiah?

 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Pemerintahan

Dalam bidang pemerintahan, Jepang yang saat itu berhasil ‘menyingkirkan’ para pejabat kolonial, mulai  mempromosikan orang-orang Indonesia yang berkompeten untuk masuk ke dalam pemerintahan. Ini lumayan positif ya, soalnya masyarakat Indonesia mulai mendapatkan jabatan dan kekuasaan. Otomatis, masyarakat Indonesia mulai berperan sebagai penyelenggara pemerintahan di negeri sendiri.

Dampak lainnya adalah, Jepang mulai membagi struktur pemerintahan desa dengan satuan lebih kecil, yang dinamakan tonarigumi. Struktur ini masih bertahan hingga sekarang lho, yang kita kenal dengan Rukun Tetangga atau RT.

Di samping itu, Jepang juga membentuk Dokuritsu Junbi Chōsakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang digunakan bangsa Indonesia sebagai wadah dalam mempersiapkan kemerdekaan dan pembentukan pemerintahan awal.

Baca Juga: Masa Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia | IPS Terpadu Kelas 6

 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Pendidikan dan Budaya

Kamu tahu/ingat kisah Minke dari Bumi Manusia dong? Pada saat penjajahan Belanda, pendidikan hanya diperuntukkan berdasarkan ras dan status sosial masyarakat. Bahkan, tidak seluruh masyarakat Indonesia bisa mencicipi pendidikan. Hanya dari kaum bangsawan dan priyayi saja.

Nah, pada masa pendudukan Jepang, masyarakat Indonesia diizinkan untuk bersekolah tanpa dibatasi ras dan status sosial. Jepang juga memperkanlkan sistem sekolah 12 tahun belajar. Sistem sekolah masa Jepang ini masih kita terapkan sampai sekarang, ya!

Pendidikan Masa Pendudukan Jepang

 

Namun, sistem pendidikan sewaktu penjajahan Jepang sedikit berbeda lho dengan yang sekarang kita rasakan. Dahulu itu pendidikannya bercirikan militerisme. Wah, kayak gimana tuh?

Jadi, setiap pagi seluruh siswa diwajibkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo), kemudian  mengibarkan bendera kebangsaan Jepang (Hinomaru) dan harus menghormat kepada kaisar atau dewa Jepang (Seikirei).

Selain harus melakukan rutinitas upacara seperti itu, siswa-siswi zaman penjajahan Jepang juga harus melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada cita-cita Asia Raya dan wajib melakukan senam Jepang (Taiso). Kemudian mereka harus latihan fisik kemiliteran.

Baca Juga: Politik Etis: Latar Belakang, Kebijakan, dan Dampaknya | Sejarah Kelas 11

sekolah di zaman jepang.jpg

Sistem pendidikan di zaman Jepang (Sumber: tirto.id)

 

Kalau dalam bidang budaya, masyarakat Indonesia mulai diizinkan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantara di sekolah. Akibatnya, penggunaan bahasa Indonesia menyebar secara luas ke seluruh Indonesia. Mulai dari sini deh, banyak bermunculan karya-karya sastra yang disajikan dan disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Selain itu, pemerintah Jepang juga ‘memaksa’ masyarakat Indonesia melakukan seikerei atau penghormatan terhadap dewa matahari. Caranya adalah, dengan membungkukkan setengah badan menghadap arah matahari terbit. Tapi, aturan ini jadi masalah, khususnya bagi umat Muslim yang melarang membungkuk selain kepada Allah Swt. Aturan seikerei ini menjadi pemantik munculnya perlawanan dari beberapa kalangan Muslim, terutama para ulama.

Pendidikan Masa Pendudukan Jepang

 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Militer

Jepang ini tergolong gencar melakukan pelatihan militer pada masyarakat Indonesia. Gak heran sih, soalnya kannn awalnya Jepang emang butuh bala bantuan dari wilayah Asia yang mereka duduki untuk berkontribusi dalam Perang Pasifik.

Nah, pelatihan militer ini dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk para pemuda. Dampak negatifnya, si para pemuda ini emang jadi gak efektif bersekolahTapi, dampak positifnya, para pemuda ini jadi punya mental yang kuat dan berani dalam bertempur.

Secara tidak langsung, muncul keberanian dan semangat nasionalisme pun menguat. Hal ini juga menjadi bekal dalam menghadapi Sekutu dan Belanda setelah Jepang hengkang dari Indonesia.

Pelatihan militer ini berdampak pada pemberontakan prajurit PETA di Blitar yang dipimpin oleh Kolonel Supriyadi karena kesal terhadap kesewenang-wenangan Jepang terhadap prajurit PETA dan kegiatan romusha.

Di masa yang akan datang, bermunculan tokoh-tokoh militer yang memainkan peran strategis dan merupakan alumni PETA. Misalnya seperti:

1) Jenderal Besar Sudirman yang merupakan Panglima ABRI
pertama,
2) Mantan Presiden Suharto,
3) Jenderal (Anumerta) Achmad Yani yang merupakan mantan
Panglima Angkatan Darat,
4) Jenderal TNI Basuki Rahmat (mantan Mendagri), dan lain-lain.

Baca Juga: 7 Organisasi Militer dan Semi Militer Bentukan Jepang | Sejarah Kelas 11

Itu dia guys dampak-dampak yang dialami bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Meskipun ada dampak negatifnya, tapi ada juga lho dampak-dampak positif yang masih kita rasakan hingga saat ini. Intinya mah, sebagai bangsa yang sudah merdeka, kita tetap harus terus menjaga semangat kebangsaan dengan terus belajar. 

Buat kamu yang masih pingin belajar lebih dalam tentang pendudukan Jepang di Indonesia, yuk gabung dengan Ruangguru Privat Sejarah. Di Ruangguru Privat, belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham!

Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!

CTA Ruangguru Privat

Referensi:

Sardiman AM, Lestariningsih AD. (2017) Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Sumber foto:

Foto ‘Uang Terbitan Pemerintahan Jepang’ [Daring] Tautan: https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/585ca0326823bdac11d9bd07/uniknya-rupiah-pada-masa-pendudukan-jepang-di-indonesia?page=all

Foto ‘Sistem Pendidikan Zaman Jepang’ [Daring] Tautan: https://tirto.id/bersekolah-di-zaman-nippon-bLTP

Artikel ini pertama kali ditulis dan diterbitkan oleh Fahri Abdillah.

Laras Sekar Seruni

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Writing is my cup of tea. I hope you enjoy and may learn a new thing! ^^