Apa Saja Dampak Pemanasan Global bagi Makhluk Hidup & Lingkungan? | Biologi Kelas 7
Artikel Biologi kelas 7 kali ini akan membahas mengenai dampak pemanasan global terhadap lingkungan sekitar dan mahkluk hidup.
—
Kamu sudah tahu sebelumnya tentang pemanasan global, kan? Pemanasan global (global warming) adalah suatu fenomena ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan.
Pemanasan global ini cukup merugikan lingkungan sekitar, ya. Selain itu, pemanasan global ini juga memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan sekitar, termasuk bagi mahkluk hidup. Apa saja ya dampak negatif dari pemanasan global itu? Yuk, belajar bersama-sama!
Perubahan Temperatur
Dampak negatif pertama yang diakibatkan oleh pemanasan global adalah perubahan temperatur. Wah, perubahan temperatur seperti apa, nih? Contoh perubahan temperaturnya adalah suhu yang semakin meningkat karena adanya panas yang terperangkap di dalam bumi.
Selain itu, karena suhunya semakin meningkat dari hari ke hari, es yang berada di kutub utara dan kutub selatan juga ikut mencair, lho! Kamu bisa bayangkan nggak nih akibat dari mencairnya es-es tersebut? Yes, volume air laut menjadi meningkat dan habitat beruang kutub juga turut berkurang. Lalu, beruang kutubnya mau tinggal di mana, dong? Kasihan banget, ya.
Dapat salam dari beruang kutub! (Sumber: giphy.com)
Baca Juga: Penyebab Pemanasan Global di Dunia
Kerusakan Biota Laut
Dampak selanjutnya adalah rusaknya biota laut karena berubahnya suhu di lingkungan laut. Ternyata, yang merasa kepanasan bukan hanya kita-kita yang berada di darat. Teman-teman di laut juga!
Suhu laut turut meningkat sebanyak 0.18 derajat celcius. Ih, nggak banyak tuh! Memang terkesan nggak banyak, tapi ternyata cukup mengganggu. Apalagi kenaikan suhu ini tidak hanya terjadi di permukaan laut, tetapi juga di laut dalam – tempat kehidupan laut berkembang paling subur.
Lalu, apa efeknya terhadap terumbu karang? Ketika suhu laut meningkat, kondisi fisik terumbu karang ikut terpengaruh. Terumbu karang akan mengalami pemutihan. Pemutihan tersebut akan menyebabkan terumbu karang rentan terserang penyakit, sehingga bisa menyebabkan kematian dalam jumlah besar.
Sayang sekali, ya. Padahal terumbu karang Indonesia masuk ke dalam segitiga terumbu karang dunia dengan kepemilikan sebanyak 15% dari total jumlah terumbu karang di seluruh dunia, lho.
Gagal Panen
Efek yang mungkin terjadi akibat pemanasan global selanjutnya adalah gagal panen. Kok pemanasan global ikut mempengaruhi keberhasilan panen, sih? Jelas ikut mempengaruhi, dong! Pemanasan global ini bisa menyebabkan kekeringan lahan.
Jika lahannya mengering, nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan juga tidak bisa tersedia secara maksimal. Akibatnya, panennya terganggu, lalu kemudian akan mengalami kegagalan. Kalau gagal panen sampai terjadi, pasokan bahan baku juga menjadi terganggu. Bahaya banget, kan?
Baca: Berbagai Cara untuk Menanggulangi Pemanasan Global
Membahayakan Kesehatan
Pemanasan global juga bisa berdampak bagi kesehatan kita, loh! Ini berhubungan dengan perubahan iklim yang ekstrem. Secara global, ada sekitar 13 juta korban jiwa setiap tahun akibat faktor lingkungan. Perubahan iklim ini menyebabkan penyebaran penyakit yang semakin meluas, hingga menyebabkan kematian.
Wah, ternyata, bahaya banget ya dampak pemanasan global ini. Kamu tentu nggak mau kan kalau pemanasan global terus terjadi? Yuk, mulai mencintai bumi dari sekarang! Kamu bisa memulainya dengan hal-hal sederhana, lho! Misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Selain menjaga bumi, kamu juga harus tetap rajin belajar supaya bisa jadi juara! Yuk, belajar bersama-sama pakai ruangbelajar. Video belajar interaktif terlengkap dengan banyak fitur unggulan untuk menyesuaikan kemampuan belejarmu. Yuk, download sekarang!
Referensi:
Purjiyanta, Eka, Triyono, Agus, Dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi. Erlangga: Jakarta.
Penyebab dan Dampak Perubahan Iklim [Daring]. Tautan: https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim#Efek (Diakses pada 22 Februari 2023)
Artikel ini diperbarui pada 22 Februari 2023 oleh Hani Ammariah.