10 Contoh Dongeng Singkat yang Menarik dan Penuh Pesan Moral
Siapa nih yang suka membaca atau mendengar cerita dongeng? Nah, di artikel ini, Blog Ruangguru akan melampirkan beberapa contoh dongeng singkat yang menarik dan mengandung pesan moral. Yuk, kita baca bersama!
—
Siapa disini yang waktu kecil nggak bisa tidur kalau belum dibacakan dongeng sama mama atau papa? Rasanya, susah untuk bermimpi kalau nggak mendengarkan cerita dari buku pilihan yang ada di rak kamar kita, ya.
Hingga muncul istilah ‘dongeng sebelum tidur’ yang sering kita dengar. Tapi, apakah ada yang tau, pengertian dongeng itu apa?
Dongeng adalah cerita fiksi yang biasanya tidak berdasarkan kenyataan yang ada, dan memiliki banyak sekali unsur magis atau fantastis. Cerita-cerita di dalam dongeng, seringkali melibatkan banyak sekali karakter yang bukan manusia.
Misalnya aja seperti hewan atau benda-benda di sekitar kita yang bisa berbicara dan memiliki pikiran seperti manusia, karakter yang punya kekuatan super, monster-monster, dan masih banyak lagi keajaiban yang lainnya.
Baca Juga: Pengertian Dongeng, Jenis, Ciri-ciri, Fungsi, Unsur & Contoh
Manfaat Dongeng
Teman-teman tau nggak sih kalau dongeng itu punya banyak sekali manfaat untuk kita?
Dongeng akan membawa kita masuk ke dalam dunia imajinatif yang penuh dengan keajaiban. Hal itu membuat kita bisa mengasah pemikiran yang kreatif melampaui batas dari realitas yang ada. Selain itu, banyak sekali nilai moral yang terkandung dalam dongeng, dan bisa diteladani untuk kehidupan kita.
Bagi anak-anak, mendengarkan cerita dongeng mampu melatih pengembangan kemampuan bahasa mereka, loh. Terutama dalam meningkatkan pemahaman tentang kosakata, struktur kalimat, dan kemampuan untuk bercerita (story telling).
Nah, manfaat yang terakhir, dongeng juga bisa mengasah kemampuan pemecahan masalah kita. Cerita dongeng seringkali menampilkan karakter yang berhadapan dengan berbagai rintangan, dan cara mereka untuk menyelesaikannya.
Oke, setelah kamu tau pengertian dan manfaat dongeng, kita langsung simak beberapa contoh dongeng pendek di bawah ini, yuk!
Contoh Dongeng Singkat
Si Kancil dan Penghormatan pada Orang Tua
Dahulu kala, di tengah hutan yang lebat dan hijau, tinggalah seekor kancil yang lincah dan cerdik. Namanya, si Kancil. Meskipun kecil, si Kancil memiliki hati yang besar dan selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan baik dan bijaksana.
Suatu hari, saat si Kancil sedang bermain-main di hutan, ia bertemu dengan seekor burung hantu yang bijaksana. “Hai, Kancil,” sapa burung hantu ramah. “Apakah kamu tahu betapa pentingnya menghormati orang tua?”
Si Kancil mengangguk. “Ya, tentu saja! Orang tua adalah sosok yang pantas kita hormati dan kita cintai.”
“Benar sekali,” sahut burung hantu. “Namun, apakah kamu selalu menghormati dan mendengarkan kata orang tuamu?”
Si Kancil berpikir sejenak. “Hmm, sebagian waktu, aku melakukannya,” jawab si Kancil.
“Tapi, menghormati orang tua tidak boleh sebagian waktu saja. Kamu harus melakukannya selalu, baik dalam kebahagiaan maupun kesulitan hidup,” ujar burung hantu bijaksana itu.
Si Kancil tersentak. Ia mulai merenung, menyadari bahwa ada beberapa kali ia mungkin tidak menghormati orang tuanya sepenuh hati. Tanpa ragu, ia memutuskan untuk memperbaiki perilakunya.
Beberapa hari berlalu, si Kancil berusaha lebih sabar dan menghargai setiap nasihat dari orang tuanya. Ia membantu mereka dengan tugas-tugas rumah tangga dan mendengarkan cerita-cerita mereka dengan penuh perhatian.
Suatu hari, hutan tempat tinggal si Kancil dilanda kebakaran. Api berkobar hebat, dan semua hewan panik berusaha menyelamatkan diri. Namun, si Kancil ingat akan nasihat burung hantu tentang menghormati orang tua.
Tanpa berpikir panjang, si Kancil segera berlari ke tempat kediamannya. Ia menemui kedua orang tuanya yang sudah tua renta, kesulitan untuk bergerak cepat. Dengan penuh keberanian, si Kancil membantu mereka keluar dari bahaya kebakaran.
Dengan bantuan si Kancil, kedua orang tua itu berhasil selamat dari kobaran api. Mereka sangat bersyukur dan bangga pada si Kancil atas keberaniannya.
Sejak hari itu, si Kancil tidak hanya menjadi lebih baik dalam menghormati orang tuanya, tetapi juga menjadi teladan bagi hewan-hewan lain di hutan. Kecerdikan dan keberaniannya, dipadukan dengan penghormatan pada orang tua, membuatnya dihormati oleh semua yang mengenalnya.
Dari kisah si Kancil, kita belajar betapa pentingnya menghormati dan mendengarkan kata orang tua. Mereka adalah sumber kebijaksanaan dan cinta yang tidak akan pernah berakhir.
Contoh Dongeng Fabel
Si Kancil yang Bijaksana
Pada suatu hari di hutan yang rimbun dan indah, tinggalah seekor kancil kecil yang cerdik dan bijaksana. Kancil ini terkenal di antara semua binatang karena kecerdasannya yang luar biasa. Ia selalu dapat menemukan cara untuk mengatasi masalah, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
Suatu pagi, ketika matahari baru saja muncul dari balik pepohonan, Kancil berjalan-jalan di hutan sambil mencari makanan. Saat ia berjalan, ia mendengar suara ribut dari arah sungai. Ternyata, seekor buaya besar sedang duduk di tepi sungai, menunggu mangsanya.
Kancil, yang bijaksana, tidak ingin terjebak oleh buaya itu. Ia tahu bahwa ia harus berpikir cepat untuk keluar dari situasi yang berbahaya itu. Dengan penuh kecerdikan, Kancil berpikir untuk membuat rencana.
“Selamat pagi, Tuan Buaya!” sapanya dengan lembut. “Apa kabar di pagi hari yang cerah ini?”
Buaya itu terkejut mendengar suara Kancil. “Oh, pagi yang cerah, Kancil. Tapi aku merasa lapar dan ingin mendapatkan sarapan pagi ini.”
Kancil tersenyum licik. “Oh, bagaimana jika aku membantu Tuan Buaya mendapatkan sarapan yang lezat? Saya bisa menunjukkan tempat di mana ada banyak binatang yang lebih besar dari saya.”
Buaya itu tertarik. “Benarkah? Itu sangat baik dari Anda, Kancil. Ayo, tunjukkan tempatnya padaku.”
Mendengar permintaan Buaya, Kancil dengan bijak memimpin Buaya ke dalam hutan, tetapi bukan ke tempat di mana ada binatang besar. Sebaliknya, Kancil membawa Buaya ke tempat yang penuh dengan pohon buah-buahan.
“Di sini, Tuan Buaya, adalah tempat yang paling baik untuk mendapatkan sarapan pagi yang lezat. Lihatlah semua buah yang segar dan manis!” kata Kancil.
Buaya itu merasa senang dan mulai memakan buah-buahan dengan rakusnya. Sementara Buaya sibuk dengan buah-buahan, Kancil dengan cerdik menyelinap pergi dari tempat itu tanpa dilihat oleh Buaya.
Setelah beberapa waktu, Buaya sadar bahwa Kancil telah mempermainkannya. Marah dan lapar, Buaya segera mencari Kancil dengan niat untuk membalas dendam.
Namun, Kancil yang cerdik telah menemukan tempat persembunyian yang aman. Ia melompat dan berlari di antara semak-semak dan rerimbunan pohon, sehingga Buaya tidak bisa menemukannya.
Setelah beberapa saat mencari-cari tanpa hasil, Buaya akhirnya menyerah dan kembali ke sungai dengan perut kosong. Kancil yang cerdik tersenyum puas karena berhasil menghindari bahaya dan menyelamatkan dirinya sendiri dari cengkeraman Buaya.
Dari hari itu, Kancil menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam menjalani kehidupannya di hutan. Ia tahu bahwa dengan kecerdasannya, ia bisa mengatasi segala macam bahaya yang mengancamnya. Dan setiap binatang di hutan mengagumi kebijaksanaan dan ketangkasannya yang luar biasa.
Baca Juga: Cerita Fabel: Pengertian, Struktur, Ciri & Contoh
Contoh Dongeng Legenda
Sangkuriang: Legenda Asal Mula Gunung Tangkuban Perahu
Di sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Tangkuban Perahu, hiduplah seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Tapa Agung. Ia memiliki seorang putra tampan bernama Sangkuriang. Sangkuriang adalah seorang pemuda yang gagah berani, cerdas, dan sangat terampil dalam berburu. Namun, Sangkuriang juga memiliki sifat angkuh dan sombong yang sering membuatnya terlibat dalam berbagai kesulitan.
Suatu hari, Sangkuriang berkelana jauh ke hutan untuk berburu. Di tengah hutan, ia bertemu dengan seorang wanita cantik yang sedang menganyam. Wanita itu bernama Dayang Sumbi, putri dari Dewi Nawang Wulan, dewi bulan yang dihormati oleh penduduk desa. Sangkuriang terpesona oleh kecantikan Dayang Sumbi dan memutuskan untuk mendekatinya.
Dengan penuh keberanian, Sangkuriang mendekati Dayang Sumbi dan meminta izin untuk duduk bersamanya. Namun, Dayang Sumbi menolak dengan sopan karena ia sudah memiliki janji dengan Dewa Surya untuk menjaga kesucian dirinya. Sangkuriang merasa terhina oleh penolakan itu dan dengan marah ia mengungkapkan bahwa dirinya adalah putra raja. Namun, Dayang Sumbi tetap kukuh pada keputusannya dan meminta Sangkuriang untuk pergi.
Ketika Sangkuriang hendak pergi, tiba-tiba ia melihat seekor rusa besar. Tanpa berpikir panjang, Sangkuriang menarik busurnya dan melepaskan panahnya ke arah rusa tersebut. Namun, sayangnya panahnya meleset dan malah mengenai seekor kuda hitam yang ternyata adalah kendaraan Dewi Nawang Wulan.
Ketika Dayang Sumbi melihat kejadian tersebut, ia merasa marah dan sedih. Ia menegur Sangkuriang dengan keras karena telah membunuh kuda kesayangan ibunya. Sangkuriang merasa menyesal atas perbuatannya, namun amarahnya membuatnya bersumpah untuk membangun sebuah danau yang akan menggenangi desa mereka. Dengan kekuatan magisnya, Sangkuriang mulai merencanakan pembangunan danau itu dengan cara memblokir aliran sungai.
Ketika Prabu Tapa Agung mengetahui rencana Sangkuriang, ia merasa khawatir dan berusaha untuk mencegahnya. Namun, Sangkuriang bersikeras untuk melanjutkan rencananya, bahkan ketika Dayang Sumbi mencoba memohon kepadanya untuk menghentikan pembangunan itu. Dayang Sumbi yang putus asa berpikir keras untuk menghentikan niat Sangkuriang.
Akhirnya, Dayang Sumbi mencari jalan keluar dengan memberikan syarat kepada Sangkuriang. Ia berjanji akan menikahi Sangkuriang jika ia berhasil menyelesaikan pembangunan danau serta membangun sebuah perahu dalam satu malam. Sangkuriang yang percaya diri menerima syarat itu tanpa ragu.
Tanpa disadari, Dayang Sumbi memiliki rencana terselubung. Setelah Sangkuriang mulai bekerja, Dayang Sumbi segera meminta bantuan kepada para dewa untuk menyulitkan Sangkuriang. Mereka mengatur supaya matahari terbenam lebih cepat dari biasanya.
Dengan kerasnya Sangkuriang bekerja keras membangun bendungan dan perahu. Namun, semakin larut malam, Sangkuriang semakin tergesa-gesa karena tidak ingin gagal dalam menyelesaikan tugasnya. Ketika ia hampir menyelesaikan perahu itu, tiba-tiba Sangkuriang melihat fajar mulai menyingsing di ufuk timur.
Sangkuriang merasa putus asa. Ia menyadari bahwa ia tidak akan mampu menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Dengan amarah yang memuncak, Sangkuriang menghancurkan perahu yang hampir selesai itu dan melemparkannya jauh ke arah gunung. Peristiwa itu membuat Dayang Sumbi sangat sedih.
Melihat tindakan Sangkuriang, Dewi Nawang Wulan dan Dewa Surya pun merasa kasihan dan marah. Mereka mengutuk Sangkuriang untuk menjadi gunung yang menghadap ke arah utara danau yang akan terbentuk, serta hutan-hutan yang luas. Dan perahu yang dilemparkan Sangkuriang berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu yang kini menjadi salah satu ikon alam di Indonesia.
Sejak saat itu, masyarakat setempat percaya bahwa Gunung Tangkuban Perahu adalah wujud Sangkuriang yang menyesal dan menyesal, yang selalu berusaha meraih Dayang Sumbi, wujud yang tegar dan gagah di dalam rasa penyesalannya. Legenda Sangkuriang menjadi cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai peringatan akan bahaya sifat angkuh dan keras kepala, serta pentingnya menghargai alam dan perasaan orang lain.
Baca Juga: Cerita Legenda: Pengertian, Struktur, Ciri & Contoh
Contoh Dongeng Mite
Legenda Rawa Pening
Di daerah pedalaman Jawa Tengah, terdapat sebuah rawa yang disebut Rawa Pening. Rawa ini tidak hanya menjadi sumber mata air bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menjadi tempat yang sarat dengan misteri dan cerita mistis yang telah menghiasi tradisi lisan mereka sejak zaman dulu kala.
Menurut cerita nenek moyang, dulu kala Rawa Pening adalah sebuah danau yang luas dan subur. Airnya jernih mengalir dengan gemericik yang menenangkan jiwa. Di tepi rawa, terdapat sebuah desa kecil yang dihuni oleh masyarakat yang hidup damai dan sejahtera. Namun, kehidupan mereka berubah drastis ketika datang sebuah bencana besar yang mengubah wajah Rawa Pening selamanya.
Konon, pada suatu malam yang gelap gulita, sebuah monster raksasa muncul dari kedalaman rawa. Monster itu dikenal sebagai “Kala Pucat”, memiliki kulit putih bersinar seperti bulan purnama, dan matanya memancarkan sinar kebiruan yang menakutkan. Kala Pucat mengamuk di sekitar rawa, merusak tanaman, menghancurkan rumah-rumah, dan menelan siapa saja yang berani menghalanginya.
Warga desa yang ketakutan berkumpul di balai desa untuk mencari solusi menghadapi Kala Pucat. Beberapa ahli spiritual mengatakan bahwa monster itu merupakan manifestasi dari kemarahan roh penunggu rawa yang telah terganggu oleh perilaku manusia yang semakin tidak terkontrol. Untuk meredam kemarahan Kala Pucat, mereka harus menemukan seseorang yang bersedia menjadi perantara antara manusia dan roh rawa.
Dari antara para pemuda desa, terpilihlah seorang pemuda pemberani bernama Jaka Tarub. Dia adalah seorang pemuda yang berani dan berhati mulia, selalu siap membantu sesama. Dengan tekad yang bulat, Jaka Tarub bersedia menjadi perantara antara manusia dan roh rawa demi keselamatan desanya.
Pada malam yang kelam, Jaka Tarub memasuki rawa yang dipenuhi kegelapan dan keheningan. Dihadapannya, Kala Pucat muncul dengan gigi-gigi tajam yang menyeramkan. Namun, Jaka Tarub tidak gentar. Dengan penuh keberanian, dia memohon kepada Kala Pucat untuk mengampuni manusia dan menghentikan kemarahannya.
Kala Pucat terdiam sejenak, matanya yang tajam menatap Jaka Tarub dengan penuh tanda tanya. Setelah berbicara dengan lembut dan penuh kasih, Jaka Tarub berhasil meyakinkan Kala Pucat bahwa kebaikan manusia masih ada di dalam hati mereka. Kala Pucat kemudian menghilang ke dalam kedalaman rawa, meninggalkan Jaka Tarub sendirian di tepi rawa yang sunyi.
Keesokan harinya, warga desa terkejut ketika menemukan Jaka Tarub pulang dengan selamat. Mereka bersyukur atas keselamatan yang diberikan oleh pemuda pemberani itu. Sejak kejadian itu, hubungan antara manusia dan roh rawa semakin harmonis. Kala Pucat tidak pernah lagi menampakkan dirinya dengan kemarahan, dan Rawa Pening kembali menjadi tempat yang damai dan subur.
Kisah Jaka Tarub dan Kala Pucat menjadi legenda yang terus diceritakan dari generasi ke generasi. Masyarakat sekitar percaya bahwa keberanian, kebaikan, dan kebijaksanaan Jaka Tarub telah menyelamatkan mereka dari malapetaka yang mengancam. Hingga saat ini, Rawa Pening tetap menjadi saksi bisu dari kejadian legendaris itu, mengingatkan manusia akan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam dan memelihara kebaikan di dalam hati mereka.
Contoh Dongeng Parabel
Si Kancil dan Si Buaya: Keseimbangan dalam Kehidupan
Di sebuah hutan yang lebat di pedalaman Pulau Jawa, hiduplah seekor kancil yang cerdik dan bijaksana. Kancil itu dikenal sebagai sosok yang pintar dan lincah dalam menghadapi berbagai masalah. Namun, di seberang sungai yang mengalir deras, terdapat seekor buaya besar yang ganas dan rakus. Buaya itu selalu memperhatikan setiap gerak-gerik hewan-hewan di sekitarnya, siap untuk menangkap mangsanya.
Suatu hari, kancil yang penasaran ingin menyeberang sungai untuk menjelajahi wilayah baru yang terdapat di seberang sana. Namun, dia tahu betul bahwa buaya yang ganas selalu mengintai di sekitar sungai. Dengan kecerdikannya, kancil memutuskan untuk mencari cara agar bisa menyeberangi sungai tanpa menjadi mangsa buaya.
Kancil pun mulai merencanakan strateginya dengan cermat. Dia mengamati perilaku buaya dari kejauhan dan menyadari bahwa buaya sering kali tidur siang di bawah sinar matahari yang terik. Maka, kancil pun mengatur waktu untuk menyeberang sungai saat buaya sedang tertidur. Namun, kancil juga tidak lupa untuk tetap waspada dan mengamati setiap gerakan buaya.
Setelah melakukan pengamatan selama beberapa hari, kancil akhirnya menemukan waktu yang tepat untuk menyeberangi sungai. Pada suatu pagi yang cerah, ketika buaya tertidur pulas di tepi sungai, kancil dengan hati-hati melompat dari satu batu ke batu lainnya menuju seberang sungai. Dia mengatur langkahnya dengan penuh kehati-hatian, tidak membuat suara sedikitpun agar tidak membangunkan buaya.
Namun, saat kancil hampir mencapai tepi sungai yang seberang, tiba-tiba buaya yang tertidur terbangun dari tidurnya. Dengan cepat, buaya bergerak menuju arah kancil yang hampir menyeberang. Kancil yang cerdik segera menyadari bahaya yang mengancamnya, namun dia tidak panik. Sebaliknya, dia dengan cepat memutar tubuhnya dan berlari kembali ke tepi sungai tempat dia bermula.
Buaya yang terkejut melihat kancil melarikan diri dengan cepat. Dia mencoba mengejar, namun kancil terlalu lincah baginya. Kancil berhasil kembali ke tepi sungai yang aman sambil tertawa kecil atas keberhasilannya mengelabui buaya.
Setelah kejadian itu, kancil tidak kehilangan keinginannya untuk menyeberangi sungai. Namun, dia menyadari bahwa dia harus lebih waspada dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan rencananya. Kancil juga memutuskan untuk tidak meremehkan kekuatan dan kecerdasan buaya.
Kancil kemudian mencari solusi baru untuk menyeberangi sungai dengan aman. Dia memutuskan untuk membuat perahu kecil dari daun dan kayu yang dia temukan di sekitar hutan. Dengan menggunakan perahu kecil itu, kancil yakin bahwa dia bisa menyeberangi sungai tanpa harus khawatir akan serangan buaya.
Dengan penuh tekad dan ketekunan, kancil pun mulai membangun perahu kecilnya. Dia bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan perahunya dengan sempurna. Setelah beberapa hari, perahu kecil yang indah dan kokoh pun berhasil dia ciptakan.
Ketika perahu kecil sudah siap, kancil dengan hati gembira mengucapkan terima kasih pada alam karena telah memberinya kebijaksanaan dan kecerdasan untuk mengatasi segala rintangan. Dia pun dengan bangga menyusuri sungai dengan perahunya yang baru, tanpa harus takut akan bahaya yang mengintai dari buaya.
Kancil mengambil pelajaran berharga dari pengalamannya dengan buaya. Dia menyadari bahwa dalam hidup ini, penting untuk selalu mencari keseimbangan antara keberanian dan kehati-hatian, antara ambisi dan kebijaksanaan. Dengan keseimbangan ini, dia yakin bahwa dia akan mampu menghadapi segala rintangan dan mencapai tujuannya dengan sukses.
Dari kisah Si Kancil dan Si Buaya ini, kita belajar bahwa kecerdasan, kehati-hatian, dan keseimbangan adalah kunci untuk menghadapi tantangan dalam hidup. Seperti kancil yang cerdik, mari kita juga belajar untuk tidak hanya mengandalkan keberanian semata, namun juga kebijaksanaan dan perencanaan yang matang dalam setiap langkah yang kita ambil. Dengan demikian, kita akan mampu mengatasi segala rintangan dan mencapai impian kita dengan sukses, seperti yang dilakukan oleh Si Kancil yang cerdik dan bijaksana.
Baca Juga: Perbedaan Cerita Fabel dan Legenda: Pengertian, Ciri, Contoh
Contoh Dongeng Sage
Petualangan Sang Pemuda di Hutan Ajaib
Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik lereng-gunung, hiduplah seorang pemuda yang bernama Aditya. Aditya adalah anak muda yang berani dan penuh dengan keingintahuan, selalu ingin mengeksplorasi dunia di sekitarnya. Suatu hari, ketika sedang bermain di hutan, dia mendengar kabar tentang keberadaan Hutan Ajaib yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural.
Tak lama setelah mendengar kabar tersebut, Aditya memutuskan untuk menelusuri Hutan Ajaib demi mencari petualangan yang menantang. Ditemani oleh sahabatnya, Ananta, mereka berdua memasuki hutan yang tebal dan misterius itu dengan hati yang penuh semangat.
Saat menjelajahi hutan, Aditya dan Ananta menemukan berbagai keajaiban alam yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka melihat air terjun yang tinggi melebihi langit dan bunga-bunga yang bersinar di bawah sinar matahari. Namun, semakin mereka menjelajahi hutan, semakin dalam mereka terperangkap dalam keajaiban Hutan Ajaib.
Ketika matahari mulai terbenam, Aditya dan Ananta tersesat di tengah hutan yang gelap dan penuh dengan suara-suara aneh. Mereka merasa cemas dan takut, tapi tetap mempertahankan semangat untuk terus mencari jalan keluar.
Tiba-tiba, mereka bertemu dengan seorang kakek bijak yang tinggal di dalam hutan. Kakek itu memberi tahu mereka bahwa untuk keluar dari Hutan Ajaib, mereka harus menghadapi cobaan-cobaan yang akan menguji keberanian dan kebijaksanaan mereka.
Tanpa ragu, Aditya dan Ananta menerima tantangan tersebut dan mulai melewati berbagai cobaan yang dihadapi di sepanjang perjalanan mereka. Mereka harus menghadapi monster-monster menakutkan, menyeberangi jurang-jurang dalam, dan memecahkan teka-teki yang rumit.
Dengan keberanian dan kecerdasan mereka, Aditya dan Ananta berhasil melewati semua cobaan tersebut dan akhirnya menemukan jalan keluar dari Hutan Ajaib. Mereka keluar dari hutan dengan penuh kemenangan dan kebanggaan, membawa kisah petualangan mereka yang luar biasa ke dalam desa.
Sejak saat itu, Aditya dan Ananta dihormati sebagai pahlawan di desa mereka. Cerita tentang petualangan mereka di Hutan Ajaib menjadi dongeng sage yang terus diwariskan dari generasi ke generasi, menginspirasi orang-orang untuk selalu mempertahankan semangat petualangan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Contoh Dongeng Fantasi
Petualangan Sang Penyihir Muda
Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di dalam hutan belantara, tinggalah seorang pemuda bernama Arin. Arin adalah seorang penyihir muda yang tinggal bersama dengan kakeknya, seorang penyihir sakti yang mengajarkan padanya segala ilmu sihir. Meskipun memiliki kekuatan magis yang luar biasa, Arin selalu merasa gelisah dan ingin tahu tentang dunia luar yang lebih luas.
Suatu hari, saat sedang berlatih sihir di hutan, Arin tanpa sengaja menemukan sebuah buku kuno yang tersembunyi di balik semak-semak. Buku itu berjudul “Petualangan Sang Penyihir”. Tertarik dengan isinya, Arin membuka halaman-halaman buku itu dan menemukan gambar-gambar pemandangan yang indah serta cerita tentang petualangan seorang penyihir yang mencari kebenaran di seluruh dunia.
Arin begitu terpesona dengan cerita tersebut sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan desanya dan menjelajahi dunia luar, seperti yang dilakukan oleh penyihir dalam buku itu. Dengan membawa sedikit bekal dan tongkat sihir peninggalan kakeknya, Arin memulai petualangannya.
Selama berbulan-bulan, Arin menjelajahi berbagai tempat yang indah dan menakjubkan. Dia bertemu dengan makhluk-makhluk aneh dan mengalami berbagai macam keajaiban yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun, di balik keindahan itu, Arin juga menemui berbagai tantangan dan bahaya yang mengancam nyawanya.
Pada suatu malam, ketika sedang beristirahat di sebuah perkampungan kecil di pinggiran hutan, Arin mendengar cerita tentang sebuah kastil tua yang dipercaya memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. Tidak bisa menahan rasa penasarannya, Arin memutuskan untuk mencari kastil tersebut dan mengetahui kebenaran di baliknya.
Dengan bantuan peta ajaib yang diberikan oleh seorang penyihir tua yang ia temui di perjalanan, Arin melacak jejak kastil tersebut. Namun, semakin ia mendekati kastil, semakin kuat pula perasaan takut dan ketakutan yang menghantuinya. Namun, tekadnya untuk menemukan kebenaran membara lebih kuat daripada ketakutannya.
Setelah melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan, Arin akhirnya tiba di depan gerbang kastil yang menjulang tinggi. Dengan hati yang berdebar-debar, ia melangkah masuk ke dalam kastil tersebut dan menemukan dirinya di dalam labirin yang gelap dan angker.
Dengan tongkat sihirnya sebagai satu-satunya senjata, Arin berani menelusuri setiap lorong dan ruangan di dalam kastil tersebut. Dia menghadapi berbagai macam rintangan dan jebakan yang dirancang untuk menghalangi siapa pun yang berani menantang kekuatan sihir yang ada di dalam kastil itu.
Namun, di tengah perjalanannya, Arin bertemu dengan seorang gadis muda yang terperangkap di dalam kastil itu. Gadis itu ternyata adalah seorang penyihir juga, yang ditawan oleh pemilik kastil karena kekuatannya yang luar biasa. Tanpa ragu, Arin memutuskan untuk membantu gadis itu melarikan diri dan mengalahkan pemilik kastil tersebut.
Dengan bekerja sama dan menggunakan kekuatan sihir mereka, Arin dan gadis itu berhasil mengatasi segala rintangan yang ada di depan mereka. Mereka menghadapi sang pemilik kastil, seorang penyihir jahat yang ingin menggunakan kekuatan sihir untuk tujuan jahatnya sendiri.
Dalam pertarungan sengit yang terjadi di antara mereka, Arin menggunakan segala ilmu sihir yang telah ia pelajari dari kakeknya untuk mengalahkan sang penyihir jahat. Dengan kekuatan cinta dan persahabatan, Arin dan gadis itu berhasil mengalahkan musuh mereka dan membebaskan diri dari kastil yang menakutkan itu.
Setelah berhasil melarikan diri dari kastil, Arin dan gadis itu melanjutkan petualangan mereka bersama-sama. Mereka menjelajahi dunia luar dengan penuh semangat dan kegembiraan, siap menghadapi segala macam petualangan dan tantangan yang menunggu di depan mereka. Dan dalam setiap langkah yang mereka ambil, mereka selalu mengingatkan satu sama lain tentang kekuatan persahabatan dan cinta yang telah membawa mereka melewati segala rintangan dan bahaya.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerita Fantasi Pendek yang Menarik & Inspiratif
Contoh Dongeng Bahasa Inggris
Title: The Enchanted Forest
Once upon a time, in a faraway kingdom nestled amidst towering mountains and lush green valleys, there existed an enchanted forest. This forest was unlike any other, for it was home to magical creatures and mystical beings. Among these creatures was a young unicorn named Luna. Luna had a coat as white as freshly fallen snow, and her mane shimmered like the stars in the night sky.
Luna lived happily in the enchanted forest with her family, surrounded by the beauty of nature and the mysteries of magic. Every day, she would roam the forest, playing with her friends – the fairies, the talking animals, and the wise old tree spirits. Life was peaceful and serene until one day, an ominous shadow cast its darkness upon the land.
A wicked sorcerer named Malachi had set his sights on the enchanted forest, craving its magical energies for his own sinister purposes. With his dark powers, he began to spread chaos and destruction throughout the once harmonious forest. The trees began to wither, the rivers ran dry, and the creatures of the forest trembled in fear.
Luna knew that she had to do something to save her home and her friends. With determination in her heart, she set out on a quest to find the legendary Crystal of Light, a powerful artifact said to hold the key to restoring balance and harmony to the enchanted forest.
Her journey was fraught with danger as she ventured deep into the heart of the forest, facing treacherous obstacles and battling fierce creatures sent by Malachi to stop her. But Luna was undeterred, fueled by her love for her home and her unwavering belief in the power of hope and courage.
After many trials and tribulations, Luna finally reached the Cave of Whispers, where the Crystal of Light was said to be hidden. Inside the cave, she encountered the Guardian of the Crystal, a majestic dragon with scales as golden as the sun. The dragon tested Luna’s resolve, challenging her to prove herself worthy of wielding the crystal’s power.
With bravery and determination, Luna passed the dragon’s test, and the Crystal of Light revealed itself to her, shining with a radiant glow that illuminated the darkness of the cave. Armed with the crystal’s power, Luna set out to confront Malachi and put an end to his reign of terror once and for all.
In a dramatic showdown at the heart of the enchanted forest, Luna faced off against Malachi, using the crystal’s light to weaken his dark magic. With each blast of light, the forest began to heal, and the creatures rallied behind Luna, lending her their strength and support.
Finally, with one last surge of energy, Luna unleashed the full power of the Crystal of Light, banishing Malachi and his dark forces from the forest forever. As the light of dawn broke through the canopy of trees, the enchanted forest was reborn, more vibrant and beautiful than ever before.
Luna was hailed as a hero, revered by all the creatures of the forest for her courage and selflessness. And though her journey had been long and perilous, she knew that as long as there was light in the world, darkness could never truly prevail. And so, with a joyful heart and a sense of peace, Luna returned to her home in the enchanted forest, where she would live happily ever after, surrounded by the love and magic of her friends.
Baca Juga: Pengertian Narrative Text, Struktur, Jenis & Contoh
Contoh Dongeng Mitos
Legenda Naga Danau Toba
Dahulu kala, di pedalaman Sumatera Utara, terdapat sebuah danau yang begitu luas dan dalam, yang dikenal sebagai Danau Toba. Di sekitar danau yang megah ini, hiduplah suku Batak yang memiliki kepercayaan dan tradisi yang kaya. Di antara cerita-cerita rakyat yang tersebar di kalangan mereka, terdapat sebuah legenda yang mengisahkan tentang kehadiran seorang naga yang menjaga kedamaian danau tersebut.
Menurut legenda itu, naga itu disebut sebagai Raja Sianipar, yang konon dulu diberi kekuatan oleh dewa-dewa untuk menjaga keindahan danau serta melindungi suku Batak dari bahaya-bahaya yang mengancam. Raja Sianipar memiliki tubuh yang panjang dan bersisik hijau, dengan mata yang berkilauan seperti permata. Dia hidup di kedalaman danau, di dalam sebuah gua besar yang tersembunyi di dasar air.
Setiap malam, ketika langit di atas Danau Toba bermandikan sinar bulan, Raja Sianipar akan muncul dari guanya. Dia akan menjelajahi danau dengan gemulai, memastikan bahwa kedamaian dan keharmonisan di wilayahnya tetap terjaga. Suku Batak percaya bahwa keberadaan Raja Sianipar membawa berkah bagi mereka, memberi mereka kesuburan di ladang, tangkapan ikan yang melimpah, dan perlindungan dari musibah.
Namun, keberadaan naga itu tidak selalu diterima oleh semua orang. Beberapa dari suku Batak yang kurang percaya pada legenda itu mulai meragukan manfaat yang dibawa oleh Raja Sianipar. Mereka menganggapnya sebagai cerita dongeng belaka, tanpa dasar yang kuat. Muncul kekhawatiran bahwa naga itu bisa saja menjadi ancaman bagi mereka, terutama jika mereka melakukan hal-hal yang tidak disenangi olehnya.
Suatu hari, terjadi perselisihan di antara suku-suku Batak. Beberapa dari mereka mulai merasa tidak puas dengan pemerintahan yang ada dan berusaha untuk merebut kekuasaan. Ketegangan pun meningkat di sekitar Danau Toba, dan suara-suara ketidaksetujuan semakin keras terdengar. Di tengah kekacauan tersebut, beberapa orang mulai menyalahkan keberadaan Raja Sianipar sebagai penyebab dari semua masalah yang terjadi.
Dalam kegelapan malam yang gelap, beberapa tokoh penting dari suku-suku Batak yang tidak puas dengan kekuasaan yang ada berkumpul di pinggiran Danau Toba. Mereka bersumpah untuk mengusir Raja Sianipar dari guanya, percaya bahwa dengan menghapus keberadaannya, mereka akan mendapatkan kekuasaan penuh atas wilayah itu dan segala sumber daya yang melimpah.
Tanpa diduga, serangan itu terjadi pada malam yang berikutnya. Para pemberontak menyusup ke gua Raja Sianipar, membawa senjata-senjata mereka yang tajam. Mereka mengira naga itu akan mudah ditaklukkan, tetapi Raja Sianipar telah mengetahui rencana mereka. Dengan kekuatan yang luar biasa, naga itu melawan balik, mempertahankan guanya dengan gigi dan cakarnya yang tajam.
Pertempuran itu berlangsung dengan sengit, gemuruh suara naga dan teriakan manusia memenuhi udara malam. Namun, pada akhirnya, kekuatan Raja Sianipar terlalu besar untuk ditaklukkan. Para pemberontak terpaksa mundur dengan malu, meninggalkan gua yang hancur dan tubuh mereka yang terluka.
Ketika fajar menyingsing di ufuk timur, Danau Toba kembali tenang. Raja Sianipar keluar dari guanya, melihat keindahan alam yang masih terjaga di sekelilingnya. Meskipun luka-luka, naga itu tidak pernah kehilangan kepercayaan pada suku Batak yang dia lindungi. Dia memaafkan mereka yang telah berusaha mengusirnya, tetapi juga memberi peringatan bahwa kekuatan dan perlindungannya tidak boleh diremehkan.
Dari hari itu, kepercayaan terhadap Raja Sianipar semakin kuat di kalangan suku Batak. Mereka menyadari bahwa keberadaan naga itu adalah anugerah yang harus dijaga dengan penuh hormat dan penghargaan. Danau Toba kembali menjadi tempat kedamaian dan kebahagiaan bagi mereka, dan legenda tentang Raja Sianipar terus diwariskan dari generasi ke generasi sebagai cerminan dari hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Contoh Dongeng Jenaka
Si Kabayan dan Kisah Kocaknya di Desa Leles
Di sebuah desa kecil di Jawa Barat, hiduplah seorang petani cerdik bernama Si Kabayan. Dia dikenal sebagai tokoh yang selalu membawa tawa dan keceriaan ke mana pun dia pergi. Meskipun hidup sederhana, Kabayan selalu menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dan kecerdasan yang luar biasa.
Suatu hari, Kabayan memutuskan untuk pergi ke pasar untuk menjual hasil panennya. Dia mengenakan baju kumal dan membawa keranjang besar penuh dengan sayuran segar dari ladangnya. Namun, apa daya, di tengah perjalanan ke pasar, keranjangnya jatuh dan sayuran-sayuran itu berserakan di jalan.
“Tidak apa-apa,” kata Kabayan sambil tertawa, “Apa yang terjadi tidak selalu seperti yang kita rencanakan!” Dia pun dengan cerdiknya mulai mengumpulkan kembali sayuran-sayuran itu ke dalam keranjangnya.
Ketika tiba di pasar, Kabayan melihat kerumunan orang di sekitar sebuah panggung kecil. Ternyata ada seorang penghibur jalanan yang sedang menampilkan pertunjukan sulap. Kabayan, yang selalu tertarik dengan hal-hal yang baru, memutuskan untuk menonton pertunjukan tersebut.
Namun, apa yang terjadi kemudian membuat Kabayan terkekeh sejadi-jadinya. Penghibur jalanan itu mengeluarkan seekor kelinci dari topinya, tapi kelinci itu malah kabur dan masuk ke dalam keranjang sayuran Kabayan. Dengan panik, Kabayan berusaha mengejar kelinci itu sambil tertawa-tawa kebingungan.
Setelah berhasil menangkap kelinci tersebut, Kabayan kembali ke ladangnya untuk mengumpulkan sayurannya yang masih tersisa. Namun, di sana dia disambut dengan pemandangan yang menggelitik. Seekor babi liar telah masuk ke ladangnya dan sedang menikmati sayuran-sayuran yang tersisa.
Tanpa ragu, Kabayan berteriak, “Hei, kau! Apa yang kau lakukan di sini?” Babi itu hanya menatap Kabayan dengan polos sambil terus mengunyah daun hijau. Kabayan tersenyum kecut, kemudian dengan sabar mengusir babi itu dari ladangnya.
Meskipun banyak kejadian lucu yang terjadi di sekitarnya, Kabayan tetap menjalani hidupnya dengan penuh kegembiraan dan kebijaksanaan. Dia percaya bahwa setiap masalah pasti memiliki solusinya, asalkan kita bisa melihatnya dengan mata hati yang terbuka.
Pada suatu pagi yang cerah, Kabayan mendapat kabar bahwa akan diadakan kontes petani terbaik di desa Leles. Tanpa ragu, Kabayan mendaftar untuk ikut serta dalam kontes tersebut. Dia mempersiapkan segala sesuatunya dengan sungguh-sungguh, termasuk memilih sayuran terbaik dari ladangnya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Ketika hari kontes tiba, Kabayan datang ke lapangan dengan hati yang penuh semangat. Namun, apa yang terjadi kemudian membuat semua orang terkejut. Saat hendak menampilkan sayuran-sayurannya, Kabayan menyadari bahwa sayuran-sayuran itu telah dimakan habis oleh kambing milik tetangganya yang nakal.
Tetapi, alih-alih marah atau kecewa, Kabayan malah tertawa terbahak-bahak. Dia mengajak semua orang untuk ikut tertawa melihat kejadian lucu itu. Tak disangka, tawa yang dipancarkannya membuat suasana menjadi riuh dan ceria.
Meskipun tidak memiliki sayuran untuk dipertontonkan, Kabayan mendapat hadiah khusus dari panitia kontes sebagai penghargaan atas keceriaannya yang telah mencerahkan hari itu. Dan dari situlah, Kabayan semakin dikenal sebagai petani yang tidak hanya cerdas dalam bercocok tanam, tetapi juga dalam menyebarkan kebahagiaan di sekitarnya.
Dari kisah Si Kabayan ini, kita bisa belajar bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kesedihan dan kekecewaan. Kadang-kadang, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah tertawa dan menghadapi semua masalah dengan sikap yang positif. Seperti kata pepatah, “Tertawa adalah obat terbaik untuk menyembuhkan hati yang terluka.” Dan itulah yang selalu dipraktikkan oleh Si Kabayan, pahlawan kocak dari desa Leles.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerita Fabel Singkat Beserta Pesan Moralnya
—
Gimana, seru nggak berbagai macam contoh dongeng di atas? Dongeng tersebut selalu memiliki nilai-nilai yang bisa dipelajari di kehidupan kita. Banyak sekali kebaikan yang bisa kita dapatkan dari berbagai dongeng yang sempat kita dengar. Jadi, di sini ada yang teringat dongeng apa saja yang pernah diceritakan orang tua ketika kecil?
Nah, teman-teman juga bisa lho membuat dongeng sendiri untuk diceritakan ke teman-teman atau adik-adik yang ada di rumah. Teman-teman juga bisa belajar lebih dalam tentang menulis dongeng dengan bimbingan Master Teacher yang sudah berpengalaman di Ruangguru. Yuk, segera daftar di Ruangguru!
Referensi:
https://www.gramedia.com/best-seller/contoh-dongeng-pendek/ (Diakses pada 5 Maret 2024)
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6833441/15-cerita-dongeng-nusantara-pengantar-tidur-dan-pembentuk-karakter (Diakses pada 5 Maret 2024)
Danandjaja, J. (2008) “Pendekatan Folklor dalam Penelitian Bahan-Bahan Tradisi Lisan” dalam Pudentia (Ed.). Metodologi kajian tradisi lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan. (Diakses pada 5 Maret 2024)