Candi Borobudur: Sejarah, Relief, dan Bagian-bagiannya
Artikel ini membahas tentang Candi Borobudur, mulai dari sejarah, relief, tiga ‘dhatu’ menurut ajaran Buddha, bangunan, serta nilai-nilai yang terkandung dalam Candi Borobudur.
—
Kalau kamu dengar kata ‘candi’, candi apa yang pertama kali terlintas di benakmu? Pasti sebagian besar dari kamu kepikiran Borobudur gak sih??
Candi Borobudur adalah mahakarya arsitektur Buddha yang sangat megah. Kalau kamu bertanya, dimana letak Candi Borobudur? Jawabannya Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia ya guys.
Candi ini bukan sekadar bangunan batu biasa, melainkan sebuah monumen spiritual yang mencerminkan filosofi dan ajaran agama Buddha dengan begitu indah.
Lalu, gimana sih sejarah dari candi Buddha terbesar di dunia ini? Langsung aja yuk disimak!
Yuk, Kenali Sejarah Singkat Candi Borobudur!
Berbicara mengenai tahun didirikannya Candi Borobudur, masih belum ada keterangan yang pasti sih. Tapi, para arkeolog sepakat bahwa pembangunan Candi Borobudur terjadi sekitar tahun 775-832 Masehi.
Kalau berdasarkan relief Karmawibhangga, Candi Borobudur diperkirakan berdiri pada abad ke-9 Masehi.
Banyak penelitian telah membahas tentang Candi Borobudur, termasuk oleh J. G. de Casparis, seorang ahli epigrafi dari Belanda. Menurutnya, Candi Borobudur merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno atau Medang Mataram.
Diperkirakan, Candi borobudur dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra, beserta putrinya Pramodhawardhani. Pendapat ini diambil dari dua prasasti, yaitu Prasasti Karangtengah dan Prasasti Sri Kahulunan.
Nah, pembangunan Candi Borobudur diselesaikan pada saat Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh Rakai Pikatan, suami dari Pramodhawardhani.
Guys, salah satu hal unik dari Candi Borobudur adalah pembangunannya yang menggunakan gaya Mandala. Gaya ini menggambarkan alam semesta menurut kepercayaan Buddha. Candi Borobudur sebenarnya didirikan sebagai tempat ritual keagamaan Buddha, khususnya perpaduan antara ajaran Mahayana dan Tantrayana.
Baca Juga: 13 Kerajaan Maritim Hindu-Buddha di Indonesia
Bangunan Candi Borobudur Terdiri dari Apa Aja?
Candi Borobudur, sebuah monumen megah berbentuk bujur sangkar, memiliki dimensi keseluruhan mencapai 123 x 123 meter persegi. Tinggi bangunan Candi Borobudur mencapai sekitar 42 meter jika dihitung dari puncak tertinggi (chattra). Namun, jika chattra tidak dihitung, tinggi Candi Borobudur hanya sekitar 31 meter.
Secara keseluruhan, Candi Borobudur memiliki bentuk stupa dengan struktur berteras-teras yang mengerucut ke atas. Setiap tingkatan dari bangunan ini memiliki makna tersendiri yang merefleksikan perjalanan spiritual manusia.
Candi Borobudur terdiri dari sepuluh tingkatan yang menggambarkan kehidupan manusia di dunia dan di alam setelah kehidupan dunia. Enam tingkatan pertama di bagian bawah berbentuk bujur sangkar yang semakin mengecil ke atas. Sementara itu, tingkatan ketujuh hingga kesembilan berbentuk hampir bulat, dan tingkatan kesepuluh memiliki stupa besar di puncaknya.
Candi Borobudur juga terbagi menjadi tiga bagian utama yang sesuai dengan konsep dhatu dalam ajaran Buddha. Pembagian ini dijelaskan oleh W. F. Stutterheim, yang menguraikan bahwa konsep dhatu mencerminkan tahapan yang harus dilalui manusia untuk mencapai pencerahan atau ke-Buddha-an.
Konsep dhatu ini menambah kedalaman filosofis pada struktur megah Candi Borobudur, menjadikannya tidak hanya sebagai keajaiban arsitektur tetapi juga sebagai simbol perjalanan spiritual.
Yuk kita bahas konsep dhatu ini satu per satu.
Tiga Bagian Candi Borobudur Menurut Konsep Dhatu
Ilustrasi Bagian Candi Borobudur (Sumber: Arsip Penulis)
1. Kamadhatu
Bagian pertama atau bagian paling dasar dari Candi Borobudur adalah zona Kamadhatu. Zona ini memiliki arti bagian alam dunia yang kita huni dan alami saat ini.
Bagian ini terdiri dari 160 relief yang menjelaskan tentang Karmawibhangga Sutra, atau hukum sebab-akibat ya guys.
Nah, relief ini adalah relief yang menggambarkan sifat keduniaan, seperti sifat dan nafsu manusia yang berupa perampokan, pembunuhan, penyiksaan, fitrah, dan pemerkosaan. Dahulu bagian ini ada tudung penutupnya guys. Tapi, saat ini sudah dibuka secara permanen agar para pengunjung bisa melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah.
Kalau kamu mau melihat seluruh koleksi foto relief di zona ini, kamu bisa melihatnya di Museum Candi Borobudur yang terletak di Borobudur Archaeological Park ya.
2. Rupadhatu
Selanjutnya ada zona Rupadhatu atau bagian tengah Candi Borobudur. Rupadhatu sendiri bermakna alam peralihan dimana seorang manusia telah dibebaskan dari semua urusan duniawi.
Bagian ini terdiri dari berbagai ukiran relief batu dan patung Buddha. Pada bagian ini, terdapat 328 patung Buddha yang dihiasi oleh ukiran relief. Bisa membayangkan seberapa indah dan rumitnya bagian ini kan guys?
Nah, menurut manuskrip Sansekerta, di dalam bagian ini terdiri dari 1300 relief yang mencakup Gandawyuha, Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Semua relief ini membentang sejauh 2,5 km dengan total 1212 panel. Bisa dibayangkan kan sebanyak itu relief yang ada? Keren banget!
3. Arupadhatu
Bagian terakhir adalah bagian puncak atau yang disebut Arupadhatu. Bagian ini menyimbolkan bagian alam tertinggi, atau rumah para Dewa.
Tiga serambi yang berbentuk lingkaran yang mengarah ke kubah pusat atau stupa yang bisa diartikan sebagai kebangkitan dari dunia. Di bagian ini, tidak hanya ada ornamen atau hiasan begitu saja tapi, memiliki arti yang menggambarkan kemurnian tertinggi lho.
Serambi ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, seperti lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang menghadap ke luar candi. Terdapat 72 stupa secara keseluruhan. Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya, yang memiliki tinggi 42 meter di atas tanah dengan diameter 9,9 meter.
Berbeda dengan stupa yang mengelilinginya, stupa pusat yang berada di tengah dan ujung candi masih dalam perdebatan, apakah memang kosong tidak ada isinya, atau memang sebenarnya berisi sesuatu dan sudah hilang. Menurut kamu gimana nih?
Candi Borobudur tidak hanya melambangkan sebuah candi semata, tapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mengajak kita untuk selalu merenungkan kehidupan manusia dan mencapai sebuah pencerahan tertinggi.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Relief Candi Borobudur
Relief-relief yang ada di Candi Borobudur ada berbagai macam cerita. Secara keseluruhan, terdapat 594 patung Buddha dengan posisi yang sedang bermeditasi. Selain itu ada enam varian mudra (posisi tangan) yang tersebar di sepanjang Candi Borobudur guys.
Setiap patung itu mencerminkan ajaran dan filosofi Buddha yang berbeda-beda ya. Berbagai relief ini akan menghadirkan kisah spiritual yang mendalam bagi para pengunjungnya.
Relief-relief yang ada di Candi Borobudur bukan hanya menceritakan kisah-kisah Buddha saja, tetapi menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa tersebut.
Kalian semua sempat bertanya tidak sih, kok bisa ya ribuan relief tersebut dipahat sebegitu indah dan halus? Sekeren apa seniman pahat pada saat itu?
Luar biasa sekali keahlian para seniman dan pengrajin yang membangun Candi Borobudur kan! Ditambah lagi setiap panel relief ini memiliki cerita tersendiri yang memberikan pembelajaran moral dan spiritual yang masih relevan hingga saat ini.
Gambar Relief Candi Borobudur (Sumber: newstempo.github.io)
Cerita Pada Relief Candi Borobudur
Ada beberapa cerita yang dijelaskan pada panel relief yang ada di Candi Borobudur. Cerita tentang kehidupan, kebangkitan, hingga alam setelah kita hidup di dunia. Nah, beberapa cerita tersebut sebagai berikut.
Karmawibhangga
Cerita pada relief Candi Borobudur yang pertama adalah relief Karmawibhangga yang terletak pada kaki Candi Borobudur. Relief ini menggambarkan hukum karma atau hukum sebab akibat.
Dalam Karmawibhangga dijelaskan tentang hubungan sebab akibat dari perbuatan baik dan jahat yang kita lakukan di dunia. Relief ini tidak berupa cerita serial yang bersambung dari panel ke panel, tapi setiap panel menggambarkan sebuah cerita yang memuat hubungan sebab akibat.
Relief ini menunjukkan perbuatan yang tercela dengan hukumannya. Begitu pula perbuatan yang baik dengan ganjaran yang diberikan Tuhan. Selanjutnya menggambarkan siklus samsara atau siklus kehidupan manusia yang oleh agama Buddha diakhiri dengan siklus kesempurnaan.
Sayangnya saat ini hanya di bagian tenggara yang dibuka dan dapat kita lihat. Namun, kamu jangan sedih ya, karena kamu bisa melihat reliefnya di Museum Karmawibhangga di sebelah utara Candi Borobudur.
Lalitawistara
Cerita selanjutnya adalah Lalitavistara atau Lalitawistara yang menceritakan riwayat Sang Buddha. Cerita ini dimulai dari turunnya Tushita dari surga hingga wejangan pertama di Taman Rusa dekat Banaras atau Benares.
Guys, relief ini berderet dari tangga sisi selatan setelah 27 pigura yang menggambarkan persiapan di surga dan dunia untuk kedatangan Sang Bodhisattva. Di dalam relief ini menggambarkan kehidupan Buddha sebagai seorang Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya. Relief-relief berjumlah 120 pigura, berakhir dengan Pemutaran Roda Dharma, simbol ajaran Buddha.
Jataka dan Awadana
Cerita selanjutnya adalah cerita Jataka yang menceritakan tentang Sang Buddha sebelum menjadi seorang pangeran Siddharta. Relief ini menonjolkan perbuatan baik seperti pengorbanan dan membantu. Kisah-kisah Jataka ini sebagian besar adalah cerita fabel dengan tokoh satwa yang bertingkah laku seperti seorang manusia.
Selanjutnya adalah cerita Awadana yang mirip dengan Jataka. Perbedaannya adalah pelakunya bukan Sang Bodhisattva. Ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana dan Awadanasataka.
Di Candi Borobudur, Jataka dan Awadana digambarkan bersama dalam satu deretan, dengan Jatakamala karya penyair Aryasura sebagai himpunan terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa ya guys.
Gandawyuha
Cerita selanjutnya adalah cerita pada relief Gandawyuha menghiasi dinding lorong kedua Candi Borobudur. Relief ini menceritakan perjalanan Sudhana mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati.
Cerita ini memiliki 460 pigura. Penggambaran ceritanya didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana dan Gandawyuha. Di bagian ini juga ditutup oleh cerita yang diambil dari kitab Bhadracari.
Baca Juga: Pengaruh Hindu dan Buddha di Kehidupan Masa Kini
Nilai-Nilai apa aja yang Terkandung dalam Candi Borobudur?
Candi Borobudur memiliki banyak sekali nilai yang dikandung dan bisa kita refleksikan di kehidupan sehari-hari. Nilai pertama adalah kebijaksanaan. Banyak relief dari cerita Karmawibhangga tentang sebab akibat yang bisa kita pelajari sehingga hidup kita bisa menjadi baik.
Nilai selanjutnya adalah kedamaian. Dari cerita relief hingga bentuk bangunannya membuat hati kita damai dan tenang. Hal ini bisa terjadi karena aura kedamaian hadir di dalam Candi Borobudur. Selanjutnya adalah nilai harmoni, nilai ini banyak dijelaskan di dalam relief tentang harmoni antara manusia dengan alam semesta.
Nilai yang terakhir yang bisa kita ambil adalah nilai keindahan. Candi Borobudur ini merupakan salah satu mahakarya arsitektur yang sudah diakui dunia memiliki keindahan yang luar biasa. Kita patut bersyukur karena kita memiliki bangunan keajaiban dunia yang ada di negeri kita tercinta.
Candi Borobudur Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Kita beralih pada tahun 1991, keberadaan Candi Borobudur diakui oleh dunia dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Penghargaan ini adalah sebuah bukti pengakuan Internasional terhadap nilai sejarah yang terkandung, budaya, dan spiritual dari Candi Borobudur.
Jadi, Candi Borobudur bukan didaulat/termasuk sebagai 7 Keajaiban Dunia ya, guys. Soalnya masih ada yang persepsinya kurang tepat nih.
Candi Borobudur sendiri bukan hanya sebuah candi yang kuno, melainkan sebuah simbol budaya dan spiritualitas Indonesia.
Candi Borobudur menjadi daya tarik wisata utama yang menarik wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Wisata ke Candi Borobudur bukan hanya memberikan pengalaman wisata yang menakjubkan saja, namun juga sebuah perjalanan spiritual yang membuahkan wawasan tentang ajaran Buddha dan makna dari hidup di dunia.
Candi Borobudur adalah maha karya arsitektur yang sangat megah dan tak ternilai. Candi ini menjadi simbol kebijaksanaan, kedamaian, harmoni, dan keindahan.
Dengan memahami sejarah dan filosofi Candi Borobudur membuka pintu bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan spiritualitas Indonesia. Mari kita jaga dan lestarikan Candi Borobudur sebagai warisan budaya bangsa yang tak ternilai.
—
Gimana, rasa penasaran kamu tentang Candi Borobudur sudah semakin terjawab kan? Setelah ini, kamu akan makin menyadari kalau budaya Indonesia sangat kaya. Bahkan, nenek moyang kita sudah berhasil membangun monumen Buddha semegah Candi Borobudur sejak ratusan tahun silam!
Kalau kamu masih haus ilmu dan ingin mempelajari lebih dalam tentang Sejarah Indonesia, kamu boleh lho belajar bareng kakak-kakak pengajar dari Ruangguru Privat.
Bersama Ruangguru Privat, belajar gak hanya menyenangkan, tapi juga akan dibimbing sampai paham! Apalagi, pengajar di Ruangguru Privat sudah terstandarisasi kualitasnya. Kamu juga bebas pilih mau belajar secara langsung (offline) atau daring (online). Asyik banget karen abisa fleksibel! Untuk info lebih lanjut, yuk klik link berikut!
Artikel ini disunting oleh Laras Sekar Seruni